Nilai

Nilai

Amerika Perkumpulan mengaku sebagai role model demokrasi di seantero dunia. Bentuk pemerintahan Amerika Perkumpulan (AS) seperti nan dikatakan Abraham Lincoln "Dari rakyat oleh rakyat buat rakyat". AS menganjurkan demokrasi sebagai pilihan ideal menjalankan pemerintah.

Meminjam istilah Margareth Thatcer " There is no alternative ". Demokrasi menjelma menjadi baku tunggal. Cepat atau lambat negara-negara akan mengadopsi nilai demokrasi. Patut buat ditinjau, bagaimana model dan bentuk pemerintahan Amerika Serikat?

  1. The winners takes all . AS tak mengenal koalisi layaknya di Indonesia. Pilihannya cuman dua. Pemerintah atau oposisi. Pemenang akan menyapu higienis kekuasaan. Pihak nan kalah akan mengawasi di legislatif.

  2. Demokrat dan republik. Partai di sistem politik AS tak banyak. Dikuasai oleh demokrat dan republik.

  3. Demokrasi. Eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Tiga cabang kekuasaan itu sebagai pilar negara. Satu sama lain tak dapat saling mempengaruhi dan intervensi. Masin-masing berdiri independen.


Kontradiksi

Model demokrasi di AS belakangan ini menuai kontradiksi. AS dituduh menerapkan baku ganda. Nilai nan dianut AS tak utuh. Fleksibel tergantung pada national interest . Sebut saja perang irak, penjara guantanamo, dan hegemoni pada pemerintah lain.

Kontradiksi itu menguat ketika dikonfirmasi oleh bocoran wikileaks terkait kebijakan luar negeri. Dawai diplomatik itu mengkonfirmasi asumsi pemerintah AS sombong dan licik.

Double standard kentara terasa ketika menilik kebijakan AS di timur tengah. Israel menjadi anak emas. Iran menjadi musuh. Israel memiliki hulu ledak nulir. AS diam seribu bahasa.

Beda ketika Iran bertujuan membuat nuklir buat kepentingan energi. AS pusing setengah mati. Menghalau dengan segala cara. Boikot ekonomi, hukuman PBB, dsb. Smart power yang digemakan Hilary Clinton belum terasa manisnya.



Nilai

Jika demokrasi secara prosedural AS memang juaranya. Model dan bentuk pemerintahan Amerika Perkumpulan secara prosedural masuk pada kualifikasi demokrasi. Namun, demokrasi berbasis nilai AS belum ideal. Masih ada celah sana sini nan jadi target empuk para aktivis HAM. Terutama menyangkut kebijakan luar negeri nan kontroversial.

Justru role model demokrasi kini bertambah banyak ketika China, Rusia, dan Indonesia mengalami pertumbuhan pesat. Segi ekonomi, politik, dan kultur. Misal China dapat mengakomodasi sosialisme dengan pasar terbuka.

Demokrasi mesti berbasis pada nilai. Jika mengacu sebatas tata cara dan peraturan akan kering makna. Demokrasi bukan tujuan, melainkan alat. Alat buat mencapai kesejahtraan dan kemaslahatan publik. Demokrasi dibangun buat mengelola tujuan tersebut.