Cara Memelihara Belut buat Konsumsi
Dalam pemeliharaan belut, kita dapat membedakan cara memelihara belut menjadi dua macam. Cara memelihara belut nan pertama ialah pemeliharaan belut nan nantinya akan digunakan sebagai benih. Sementara cara kedua ialah memelihara belut nan nantinya digunakan buat keperluan konsumsi. Nah, agar calon pemelihara belut tak salah, ada baiknya mengetahui kedua cara pemeliharaan belut tersebut.
Cara Memelihara Belut buat Benih
Belut benih biasanya merupakan belut-belut nan didapat dari hasil perkawinan induk-induk di kolam peternakan. Untuk mempraktikkan cara memelihara belut nan nantinya akan dijadikan benih, kita masih memerlukan kolam pemeliharaan ikan biasa. Ukuran kola mini dapat disesuaikan dengan keingingan pemelihara dan ketersedian lahan. Namun, jika memungkinkan kolam ini sebaiknya berukuran 10 x 10 m.
Saat ini, jika kita melihat ke tempat-tempat pemeliharaan belut, anjuran ukuran kolam tadi sudah banyak diabaikan. Di tempat-tempat tersebut, kolam-kolam pemeliharaan lebih banyak nan berukuran kecil saja sebagai loka memelihara bibit-bibit induk belut. Sebagian besar dari mereka paling menggunakan kolam dengan ukuran 2 x 3 x 1 m. Namun, dengan ukuran seperti ini kita jangan mengharapkan hasil nan optimal mengingat konvoi belut pun sedikit terbatas.
Sebenarnya belum ada penelitian mendalam tentang pemeliharaan belut di kolam nan berukuran besar hasilnya niscaya lebih optimal, namun sebagian besar peternak belut sudah mengamini jika loka atau kolam nan luas mampu mempercepat pertumbuhan belut. Ya, kolam nan luas dinilai memberikan kebebasan konvoi kepada belut sehingga mempengaruhi pertumbuhannya.
Selain luas kolam, hal lain nan tak boleh dianggap remeh ialah perihal pembuatan tinggi pematang. Tinggi pematang ini sebaiknya kita untuk sedemikian rupa sehingga mampu menampung air kira-kira 50 cm dari permukaan tanah. Ini dimaksudkan agar dalam kolam tersebut terdapat air segar dan ruang mobilitas nan cukup bagi belut-belut nan kita pelihara.
Harus kita ingat, dalam habitat alaminya nelut-belut ini sering berkeliaran di permukaan air dan sesekali mencuatkan mulutnya ke permukaan buat mendapatkan oksigen secara langsung dari udara. Untuk itu, kita harus mengusahakan agar air nan berada dalam kolam itu tak diam melainkan mengalir walaupun alirannya itu pelan.
Dalam upaya pemenuhan makanannya nan berupa jasad renik, maka kita perlu menumbuhkan jasad-jasad renik ini dalam kolam. Untuk itu, kita harus melakukan pengolahan nan benar-benar baik terhadap dasar kolam.
Pengolahan ini dimaksudkan agar di dasar kolam itu mampu terbentuk lumpur nan cukup tebal atau paling sedikit harus dapat mencapai 5cm setelah digenangi air. Setelah terdapat lumpur di dasar kolam, kita dapat memberikan timbunan sekam padi nan dicampur dedak dengan perbandingan 1:1, kira-kira setebal 10cm.
Setelah penimbunan tersebut, hal nan kemudian harus kita lakukan ialah memadatkan timbunan pertama tadi dengan cara menimbunnya lagi dengan pupuk kandang. Tebal timbunan ini diperkirakan setebal 15 persen dari kedalaman kolam.
Setelah itu, agar jasad renik tumbuh dengan baik, timbunan-timbunan tadi kita aliri dengan air secara perlahan. Agar timbunan tadi tak berantakan, kita dapat menutupnya dengan anyaman bambu ataupun tumpukan batu-batu.
Untuk jumlah benih nan dapat ditebar dalam kolam berukuran 2 x 3 x 1 m ini memang belum memiliki patokan pasti. Namun, kebanyakan peternak nan tak memisahkan induk-induk belut dengan benihnya rata-rata mereka menaburkan sekitar 1kg benih nan memiliki ukuran sekitar 3cm. Atau jika dalam hitungan ekor, setiap persegi kolam dapat ditaburi sekitar 500 ekor belut. Setelah pemeliharaan selama 2 bulan, kita dapat mendapatkan benih-benih tadi sudah mencapai ukuran 5 sampai 8 cm.
Masa pemaliharaan benih belut di kolam ini sebaiknya memang tak lebih dari 2 bulan, sebab, jika waktu pemeliharaan mencapai 3-4 bulan, maka benih-benih belut ini akan kekurangan makan dan badannya akan kurus. Belut-belut kecil nan sudah mencapai usia 2 bulan sudah dapat kita jual sebagai benih kepada calon peternak.
Namun, berdasarkan nan terjadi di lapangan, banyak juga peternak belut ini nan tak langsung menjual benihnya sebab harganya tak terlalu mahal. Mereka biasanya memindahkan benih-benih tadi ke kolam lain dan memeliharanya sekitar 3-4 bulan lagi guna mendapatkan ukuran belut nan lebih besar. Belut-belut nan lebih besar ini memiliki nilai hemat nan cukup tinggi sehingga mampu mendatangkan laba nan lebih.
Cara Memelihara Belut buat Konsumsi
Jika kita membutuhkan belut buat keperluan konsumsi, kita memerlukan waktu selama 4 -5 bulan buat pemeliharaannya. Jika kita memelihara benih-belut nan sudah berukuran 5-8 cm itu selama 4 bulan, kita akan mendapatkan belut-belut nan panjangnya kurang lebih 30 cm. Namun, pemeliharaan nan 4 bulan ini harus kita bagi menjadi dua termin cara memelihara belut , nan masing-masingnya membutuhkan waktu 2 bulan.
Dua bulan pertama, kita pelihara beluit sinkron dengan nan dilakukan dalam pemeliharan benih. Lalu, sebelum memasuki dua bulan berikutnya, kita harus mengeringkan terlebih dahulu kolam tadi buat kemudian mengulanginya langkah-langkah persiapan kolam seperti pertama. Ini dilakukan agar belut-belut tadi tak kekurangan makanan di dua bulan proses pembesaran. Pada dua bulan nan kedua ini ukuran belut sudah mencapai kurang lebih 30cm.
Jika belut-ini telah mencapai ukuran 30 cm, maka kita dapat melakukan pengambilan atau pemanenan belut. Untuk proses ini, kita tak hanya dapat mengandalkan pengeringan kolam sebab belut-belut nan telah dewasa atau berukuran besar sudah pandai membuat lubang-lubang sebagai loka persembunyian. Untuk itu, cara pengambilan belut-belut nan sudah siap panen ini kita harus menggunakan sistem bubu, wuwu, atau posong.
Untuk melakukan pengambilan belut ini, kita dapat memasang bubu, wuwu atau posong tadi di sisi kolam dengan memberikan umoan terlebih dahulu. Umpan-umpan nan biasanya digunakan ialah daging ulat, serangga kecil atau dapat juga katak-katak nan masih berukuran kecil. Pemasangan bubu ini sebaiknya dilakukan pada malam hari sebelum pengeringan kolam dilakukan.
Karena belut-belut dewasa ini memerlukan makanan dan lubang buat bersembunyi, biasanya mereka akan dengan mudah masuk ke dalam jebakan nan sudah kita buat. Dengan cara ini, maka penangkapan belut secara besar-besaran atau panen bisa dilakukan denganbaik. Setelah sebagian besar belut tertangkap, maka kita sudah dapat mengeringkan kolam.
Di saat mengeringkan kolam ini, kembali kita harus mengganti bahan-bahan buat dasar kolam, yakni mengganti sekam padi, dedak, pupuk kandang, jerami serta merang nan diperlukan buat makanan belut-belut nan akan kita pelihara berikutnya.
Belut-belut nan sudah berukuran kurang lebih 30 cm dan sudah dipanen ini dapat kita jual ke pasar dengan harga nan lumayan tinggi. Hasil dari penjualan belut ini sebagian harus disisihkan lagi buat membeli benih-benih serta keperluan lainnya. Sementara sisanya merupakan laba nan dapat kita nikmati.
Nah, itulah sekilas pembahasan mengenai cara memelihara belut nan baik. Kita tak memerlukan huma nan luas buat dapat memelihara belut. Huma nan sempit pun ternyata dapat dimanfaatkan buat memelihara belut nan mendatangkan hasil cukup lumayan. Jadi, bagaimana? Anda tertarik buat mengusahakan ternak belut ini juga, bukan?
Selamat mencoba.