Besaran Bisnis Rumah Walet
Tidak semua bisnis di Indonesia diserang oleh produk China, pada beberapa lini justru produk Indonesia nan membanjiri pasar China, sebab berdasarkan hukum permintaan dan penawaran, ada penawaran ada barang. Dan di Indonesia lah di mana walet dapat happy time , maka dipasarkanlah rumah walet . Sesuatu nan dibutuhkan oleh orang China, dan kurang diperhatikan di negeri ini.
Dalam risetnya David Jordan berkerja sama dengan Biro Pusat Statisik dijelaskan bahwa hampir tanpa diketahui oleh pihak luar, sebuah industri nan luar biasa telah muncul di Indonesia buat memenuhi permintaan spesifik dari orang kaya baru dari Republik Rakyat China (RRC).
Rumah walet pada akhirnya benar-benar jadi rumah wallet (dompet) bagi orang Indonesia nan serius, dan pingin menggeluti bisnis ini.
Industri ini memproduksi bahan primer sup rumah walet nan orang China sukai. Rumah walet ini juga digunakan dalam obat-obatan tradisional China dan kosmetik. Ini ialah industri perkotaan, menggunakan bangunan nan dirancang spesifik substansial, nan telah mengubah sejumlah kota Indonesia.
Sejauh ini, telah ada penelitian serius melihat kenyataan ini. Pemerintah Indonesia lewat kelembagaan resmi (Biro Pusat Statistik) mengakui bahwa output industri, meskipun cukup besar, tak ditangkap oleh estimasi PDB. Pertanyaan nan terhambat oleh konduite misteri dari praktisi, nan hati-hati menjaga misteri dagang mereka.
Sup sarang burung nan dijual ke China ini merupakan sarang dari burung nan berjenis Aerodramus genus (sebelumnya collocallia ), jenis burung terbang cepat, nan dikenal dalam bahasa Melayu atau bahasa Indonesia sebagai burung walet. Bahan krusial sarang ini ialah air liur burung, dapat merupakan hasil murni dalam rumah walet putih ( Aerodramus fuciphagus ).
Atau juga rumah walet hitam ( Aerodramus maxima ), nan kadang dicampur dengan bulu dan bahan lain pada saat burung tersebut membuat sarang mereka. nan berimbas pada harga nan rendah. Harga tinggi rumah walet memang bergantung pada kualitas dari liur burungnya.
Mengapa Rumah Walet
Sejak ribuan tahun lalu, para raja diraja dan para menak bangsawan China telah tertarik buat mengkonsumsi rumah walet. Tidak ada alasan lain selain sisi kepercayaan tradisonalis orang China nan meyakini adanya khasiat dari rumah walet ini. Sampai saat ini, orang China masih mengonsumsinya sebab ada kepercayaan bahwa rumah walet banyak laba dengan mengkonsumsi rumah walet, misalnya:
- Untuk mempercepat sirkulasi darah dan memperbaiki kulit.
- Memperkuat paru-paru.
- Menjaga kesehatan organ tubuh lainnya.
- Juga orang China memiliki keyakinan bahwa dengan mengkonsumsi sarang walet itu bisa membuat mereka buat awet muda.
Sehubungan dengan sejarah rumah walet di atas, biasanya orang mengambil rumah walet dari gua. Sumber tradisional menyebutkan bahwa di Kalimantan terdapat gua kapur nan sangat besar di Niah dan Gomantong, nan merupakan (dan masih) menjadi rumah buat ternak walet. Pemanen memanjat tiang bambu panjang buat mengambil sarang, nan jaraknya begitu tinggi dari lantai gua.
Di Gomantong, menurut legenda, bahwa sarang pertama nan di ambil itu, dibawa ke Cina dan disajikan sebagai sup buat seorang kaisar dari dinasti Tang. Dikatakan pula bahwa ketika penguasa mengeluh bahwa tak ada rasa spesifik dalam masakannya, koki kekaisaran (yang takut buat kepalanya jadi korban) bercerita rakyat Kalimantan memiliki resep kuliner mujarab diyakini masakannya membuat panjang umur lebih kuat.
Kaisar Tang tampaknya menelan cerita tersebut bulat bulat, lantas ritus sup burung walet di mulailah dan kultus terhdapa rumah/sarang walet dimulai nan bertahan sampai hari ini. Meskipun tes ilmiah telah menunjukkan bahwa air liur dari walet tak memiliki nilai obat selain punya sifat kuliner. (Kecuali dicampur dengan kaldu ayam, jahe atau perasa lainnya nan substansinya memiliki sifat obat). Kisah itu tak menghentikan orang buat berburu sarang walet di gua.
Cara mengambil sarang semacam itu berbahaya. Selain berbahaya juga terdapat isu lainnya, semisal bisa menghancurkan populasi mereka. Untuk mencegah lenyapnya populasi dan campur tangan manusia nan gila-gilaan. Maka banyak diupayakan cara berternak walet. Mencoba buat melipatgandakan sarang walet di dalam sebuah rumah manusia. Ini rumah manusia, tapi juga dijadikan sebagai rumah walet.
Dengan adanya rumah walet dari rumah manusia, dan tak di gua lagi. Tidak akan membuat risi adanya konsumsi berlebihan. Karena lagi pula penikmat sarang burung walet hanyalah kaum tradisionalis nan saat ini menyisihkan dana besar buat dapat menikmatinya.
Di RRC, pemilik restoran biasa membandrol sebesar US $ 30 (atau 300 ribu rupiah) atau lebih buat semangkuk sup. Di pasaran, 150 gram rumah walet berkualitas tinggi bisa dibeli dengan harga sekitar US $ 1.300 (13 juta rupiah) di pasar ritel tertentu.
Kembali kepada keyakinan akan khasiat. Selain digunakan buat membuat sup, zat dalam rumah walet ini digunakan dalam obat-obatan tradisional China dan juga di dalam kosmetika.
Besaran Bisnis Rumah Walet
Konsumsi sarang walet pada saat China masih menganut Maoisme, sangatlah rendah. Karena rumah walet sering dianggap sebagai produk kaum borjuis nan biasa diperoleh dalam rangka meneruskan tradisi kerajaan. Tetapi, ketika ideologi mao berakhir di RRC dan mengalami lepas landas berikutnya dari keadaan ekonomi. Permintaan rumah walet di RRC semakin meningkat.
Rumah walet nan bersumber dari gua tradisional tak mampu memenuhi permintaan ini. Sehingga buat menutup membludaknya permintaan, maka penduduk perkotaan di Indonesia, Malaysia dan Thailand telah menemukan cara bahwa burung-burung pun bahagia bersarang di lantai atas rumah mereka, atau di atap-atap.
Ketika harga rumah walet meninggi, banyak di antara orang Indonesia nan memilih buat mencari rumah baru, dan membiarkan rumah mereka buat dijadikan rumah walet, agar walet dapat bersarang dan dapat dipanen hasil sarangnya.
Orang-orang lantas belajar buat membangun gedung spesifik buat walet, biasanya didasarkan pada ruko China - sebuah bangunan bertingkat struktur beton dengan sebuah toko di lantai dasar dan rumah tinggal di lantai atas. Ini ialah jenis bangunan nan generik di daerah perkotaan di Asia Tenggara, kita mengenalnya sebagai Rumah (rumah) dan toko (ruko).
Ruko dengan lantai bersarang walet, generik terlihat misalnya di Kisaran, Sumatera Utara. Ciri nan paling menonjol dari lantai ruko tersebut, ialah tertutup, dan menyisakan lubang lubang kecil berdiameter semangkuk nan berderet di loka paling puncak dari ruko- nan memberikan kesan bahwa ruko itu menjadi loka berternak sarang walet.
Walau pada awalany banyak petani walet malu malu, dan mengarang kisah dusta bahwa lubang nan terbentuk melalui batang pipa limbah berdiameter 10 sentimeter bukan menjadi pintu masuk buat burung, tapi sebenarnya fungsinya ialah buat memberikan jendela sebab jendela tanpa ventilasi itulah tipu-tipu. Yup tanpa jendela, sebab burung walet tak bahagia dengan sinar matahari nan terik atau angin nan keras.
Walet tak mampu membuat rumah apabila kondisi alami gua tak mereka dapati. Burung-burung walet tersebut mampu bernavigasi- seperti kelelawar di dalam gua dan memiliki kesamaan buat nyaman di lingkungan gelap membantu mereka dan melindungi mereka pula dari predator alami.
Jika Anda hendak berternak bersarang walet, sifat walet nan ingin membuat rumah bagaikan dalam kondisi gua nan lembab harus Anda perhatikan. Besaran bisnis walet memang menguntungkan hingga mengundang maling. Biasanya bangunan buat rumah walet, dibuat tanpa pintu. Dan pada saat panen, peternak akan melubangi sedikit tembok itu buat mengambil rumah walet, bila sudah selesai, lubang itu di tembok kembali, buat menghindari pencuri.