Persamaan Reaksi Kimia Anorganik
Kimia anorganik. Suatu reaksi kimia akan lebih mudah dipelajari jika reaksi tersebut dinyatakan dalam bentuk persamaan nan disebut dengan persamaan kimia. Dalam penulisannya biasanya dinyatakan dengan rumus kimia dan ditulis memakai lambang unsur-unsurnya. Maka dari itu, buat memahaminya harus terlebih dahulu mengetahui lambang unsur dan tata nama senyawa kimia.
Tata Nama Senyawa kimia Anorganik
Terdapat banyak senyawa kimia nan ditemukan di alam maupun hasil buatan di laboratorium. Jumlah nan banyak membuat senyawa-senyawa ini harus diberikan tata nama nan sistematis agar tak kesulitan buat mengingatnya.
Oleh sebab itu, beberapa ahli kimia nan tergabung dalam organisasi kimia (IUPAC) memutuskan buat menetapkan anggaran penamaan bagi senyawa kimia. Anggaran penamaan ini tentunya disusun secara sistematis agar tak terjadi kesimpangsiuran. Beberapa tata nama senyawa kimia anorganik ialah sebagai berikut.
1. Tata Nama Senyawa Biner
Senyawa biner merupakan senyawa nan terbentuk dari dua jenis unsur nan berbeda. Tata namanya dibuat berdasarkan nama-nama unsur pembentuknya. Penamaannya dituliskan secara berurutan dan disesuaikan dengan rumus kimianya dan ditambahkan akhiran –ida. Contohnya ialah natrium klorida dan kalsium hidroksida.
Apabila terdapat dua unsur nan bisa membentuk senyawa lebih dari satu, tak hanya ditambahkan akhiran –ida. Hal ini sebab dikhawatirkan akan bermunculan senyawa-senyawa dengan nama nan sama. Oleh sebab itu, pada penamaannya selalu diawali kata mono-, di-, tri-, atau tetra-. Contohnya yaitu nitrogen monoksida dan nitrogen dioksida.
2. Tata Nama Senyawa Poliatom
Senyawa poliatom merupakan senyawa nan terbentuk dari lebih dua unsur kimia. Senyawa ini biasanya mengandung atom oksigen pada strukturnya. Tata nama senyawa ini dibuat berdasarkan jumlah atom oksigen nan menyusunnya. Senyawa dengan jumlah atom oksigen paling banyak diberi akhiran –at. Sedangkan senyawa dengan atom oksigen paling sedikit diberi akhiran –it. Contohnya yaitu natrium klorat dan natrium klorit.
Metode penamaan seperti ini sudah lama muncul sebelum ditemukannya beberapa senyawa baru. Oleh sebab itu, terdapat penataulangan kembali buat beberapa senyawa poliatom. Senyawa nan strukturnya mengandung atom oksigen nan lebih banyak diberi awalan per-. Sedangkan senyawa poliatom nan atom oksigennya lebih sedikit diberi awalan hipo-.
Rumus Kimia buat Senyawa Kimia Anorganik
Semua senyawa kimia pastinya harus dituliskan dengan menggunakan lambang nan menunjukkan unsur-unsur penyusunnya. Selain itu, juga disertai dengan komposisi unsur nan bisa diketahui melalui percobaan di laboratorium.
Lambang nan dituliskan buat suatu senyawa kimia ini disebut sebagai rumus (formula) kimia. Dengan demikian, rumus kimia bisa diartikan sebagai rumus suatu spesi atau zat nan dituliskan menggunakan lambang unsur-unsur pembentuknya dan disertai dengan jumlah atom atau ion penyusunnya.
Pada saat menentukan rumus kimia nan harus diperhatikan ialah konsep pembentukan senyawanya. Ketika suatu senyawa ion terbentuk, di dalamnya akan terjadi perpindahan elektron nan akan menghasilkan ion positif dan ion negatif. Banyaknya jumlah ion nan terlibat dalam pembentukan ikatan kimia ini harus sinkron dengan jumlah muatan negatifnya.
Sebagai contohnya ialah senyawa natrium karbonat nan buat menentukan rumus kimianya harus memerlukan dua ion natrium agar menyamai jumlah ion karbonatnya.
Agar bisa menentukan rumus kimia dari ion-ion penyusunnya maka perlu diperhatikan beberapa hal berikut.
- Selalu menuliskan nama senyawa ionnya.
- Selalu menuliskan ion-ion nan terlibat dalam proses perpindahan elektron.
- Menyetarakan muatan positif dan negatif ion-ionnya.
- Menuliskan rumus kimianya tanpa adanya muatan ion.
Persamaan Reaksi Kimia Anorganik
Persamaan reaksi merupakan bentuk penulisan dari zat-zat nan terlibat dalam suatu reaksi kimia. Persamaan reaksi juga bisa didefinisikan sebagai suatu persamaan buat menyatakan kesetaraan dari jumlah zat nan terlibat dalam reaksi kimia.
Prinsipnya yaitu dengan menuliskan lambang unsurnya atau rumus kimianya. Penulisan persamaan reaksi kimia ini berlaku buat senyawa nan ditemukan di alam maupun senyawa nan sengaja direaksikan di laboratorium.
Pada umumnya, di dalam suatu reaksi kimia niscaya akan terdapat zat pereaksi (reagen) dan zat hasil reaksi (produk). Zat pereaksi ialah zat-zat nan direaksikan dalam suatu reaksi kimia. Sedangkan zat hasil reaksi merupakan zat-zat nan terbentuk dari proses reaksi kimia. Untuk penulisan persamaan reaksinya yaitu dengan menuliskan rumus kimia pereaksi di sebelah kiri.
Sementara itu, buat rumus kimia hasil reaksi dituliskan di sebelah kanannya. Sedangkan di antara keduanya dihubungkan dengan tanda anak panah nan menunjukkan arah berlangsungnya reaksi.
Untuk menyetarakan suatu reaksi kimia bisa dilakukan dengan menambahkan sapta di bagian depan masing-masing rumus kimianya. Tentu saja dengan memberikan angka-angka nan sesuai. Sapta atau angka ini disebut juga sebagai koefisien reaksi.
Jangan sampai menyetarakan reaksi dengan cara mengubah fakta nan didapat melalui percobaan. Walaupun mungkin akan ditemukan keadaan persamaan reaksi nan tampak sudah setara, akan tetapi hal seperti ini tak dapat dibenarkan.
Untuk itu, dalam menuliskan persamaan reaksi kimia nan sahih bisa dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut.
- Menuliskan terlebih dahulu lambang unsur atau rumus kimianya. Termin ini disebut juga sebagai termin penulisan kerangka.
- Menyetarakan jumlah atom-atom nan terdapat pada zat pereaksi dan zat hasil reaksi. Tahapan kedua ini akan mendapatkan suatu persamaan reaksi nan sudah setara.
- Melengkapi persamaan reaksi nan sudah setara dengan fasanya, yaitu gas (g), cairan (l), padatan (s), dan larutan (aq).
Jenis-jenis Reaksi Kimia Anorganik
Setelah memahami konsep persamaan reaksi kimia, selanjutnya akan lebih mudah buat mempelajari jenis-jenis reaksi nan terjadi pada senyawa kimia anorganik. Untuk memahami reaksi kimia bisa dilakukan dengan mengamati perubahan-perubahan nan terjadi ketika reaksi berlangsung. Di antaranya yaitu perubahan warna, perubahan wujud, dan perubahan zat nan diiringi dengan perubahan energi kalor.
Berdasarkan beberapa perubahan nan terjadi tersebut, jenis-jenis reaksi kimia bisa digolongkan sebagai berikut.
1. Reaksi Penggabungan
Jenis reaksi ini merupakan reaksi penggabungan antara dua zat atau lebih. Contohnya yaitu reaksi penggabungan antara fosfor putih dengan gas klorin dan akan membentuk senyawa fosfor triklorida nan berupa cairan tak berwarna.
2. Reaksi Penguraian
Reaksi penguraian merupakan suatu reaksi kimia nan di dalamnya terjadi penguraian senyawa tunggal menjadi dua atau lebih zat nan sifatnya baru. Contohnya yaitu penguraian senyawa kalsium karbonat (batu kapur) menjadi kalsium oksida (kapur tohor) dan karbon dioksida.
3. Reaksi Pendesakan
Reaksi nan sering disebut sebagai reaksi pertukaran tunggal ini merupakan reaksi nan berlangsung antara suatu unsur dengan senyawa. Pada reaksi ini maka akan terjadin pergantian salah satu unsur dalam senyawa tersebut dengan suatu unsur nan baru. Contohnya yaitu unsur besi nan ditambahkan ke dalam senyawa tembaga nitrat akan mengendapkan logam tembaga dan membentuk senyawa besi nitrat.
4. Reaksi Metatesis
Reaksi nan merupakan reaksi pertukaran ganda ini melibatkan pertukaran antara spesi-spesi nan terdapat di dalam dua senyawa pereaksi. Contohnya yaitu reaksi antara natrium sulafat dengan barium nitrat akan menghasilkan senyawa natrium nitrat dan endapan barium sulfat.
5. Reaksi Pembakaran
Reaksi pembakaran merupakan reaksi nan terjadi antara suatu zat dengan gas oksigen. Contohnya yaitu reaksi pembakaran antara senyawa karbon di udara nan mengandung oksigen. Maka hasilnya akan terbentuk senyawa karbon dioksida. Karbon monoksida, ataupun jelaga.
Rumus dan persamaan reaksi ini merupakan kajian krusial dalam memahami ilmu kimia. Makna dari persamaan reaksi itu sendiri ialah buat menunjukkan jati diri zat, baik nan bereaksi maupun hasil reaksi. Selain itu, pemahaman nan diperoleh bisa digunakan buat menggolongkan reaksi-reaksi kimia nan terjadi di alam ke dalam jenis reaksi nan sesuai. Maka dari itu, tujuan dari mengkaji ilmu kimia anorganik ini bisa tercapai jika beberapa pihak mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.