Hotel di Pangandaran

Hotel di Pangandaran

“Libur tlah tiba…libur tlah tiba”…hihihi jadi inget lagunya Tasya. Si penyanyi cilik nan sekarang sudah beranjak remaja. Tasya membuat aku berpikir buat liburan di akhir pekan ini. Yah, inilah saatnya liburan. Dan sekarang ialah waktu nan tepat buat memilih lokasi piknik nan nyaman, tak begitu jauh dari Bandung.

Tangan mulai memegang mouse komputer dan mencari lokasi piknik nan asyik atas donasi eyang google.Dan, akhirnya ketemu, Pangandaran. Ini pilihan nan bijaksana deh, sambil mata terus jelalatan memilih hotel di Pangandaran untuk loka menginap 1 atau 2 malam di sana. Hmm, membayangkan dapat berkecipak kecipuk di pantai, lalu bermain jet ski, dan makan kuliner bahari di Pangandaran. Horee…libur tlah tiba.



Sejarah Pangandaran

Sebelum aku memilih check in buat beristirahat di salah satu hotel di Pangandaran. Saya berjalan-jalan terlebih dahulu ditepi pantai. Kaki aku sudah menginjak pantai dengan pasir putih di Pangandaran. Rasanya lega dapat memandang ke tengah lautan lepas. Beban terasa hilang.Tapi utang masih ada aja sebenarnya hahaha.

Beberapa menit lalu sebelum kaki aku menginjak pasir pantai ini, aku mampir di warung pinggir pantai. Ada seorang Ibu-ibu separuh baya nan bercerita kepada aku tentang sejarah Pangandaran.Konon, pada jaman dahulu, banyak para nelayan nan memilih tinggal di daerah Pangandaran, sebab tipe gelombang lautnya nan landai.

Hal ini sangat menguntungkan bagi nelayan sebab memudahkan mereka mencari ikan. Tipe daratan nan menjorok ke bahari ini disebut tanjung. Daratan ini juga membantu buat menghalangi gelombang besar nan mengarah ke pantai. Para nelayan banyak menyimpan perahu-perahunya (andar) di daratan ini.

Jumlah nelayan pendatang nan memilih mencari nafkah di daerah ini pun semakin banyak, dan akhirnya lokasi disekitar pantai ini menjadi wilayah perkampungan nelayan. Hal inilah nan menjadikan pantai ini terkenal sebagai pangandaran. Pangandaran berasal dari kata Pangan atau makanan, dan Daran nan artinya pendatang.

Pangandaran artinya ialah sumber pangan bagi pendatang. Para sesepuh kemudian memberi nama kampung di pinggir pantai Pangandaran dengan nama desa Pananjung.Pananjung berasal dari bahasa Sunda Pangnanjung-nanjungna nan artinya paling fertile atau paling makmur, sebab di wilayah itu banyak ditemui tempat-tempat keramat.

Tentu saja pada masa itu belum ada loka menginap berbentuk hotel di Pangandaran. Hanya ada tempat-tempat keramat peninggalan leluhur. Loka keramat ini berasal dari sejarah panjang masa lalu desa Pananjung.

Pananjung dahulu sebenarnya ialah nama suatu kerajaan nan sejaman dengan kerajaan Galuh Pangauban nan berpusat di Putrapinggan, di era sekitar abad 14 M. Setelah kemunculan kerajaan Pajajaran di Pakuan Bogor, Pananjung kemudian diperintah oleh seorang raja bernama prabu Anggalarang. Syahdan cerita, prabu Anggalarang masih keturunan prabu Haur Kuning, raja pertama Galuh Pangauban.

Sayangnya, kerajaan Pananjung ini harus hancur sebab diserang bajak laut. Bajak bahari membeli paksa hasil bumi dan hasil bahari para warga Pananjung. Hal ini ditolak oleh pemerintahan Pananjung, sebab kondisi rakyat nan sedang paceklik. Penolakan itu berbuah pahit, dimana kemudian kerajaan dihancurkan oleh para bajak laut.

Sejak saat itu Pananjung lepas dari catatan sejarah, sebelum akhirnya pada jaman penjajahan Belanda, Presiden Priangan Y. Everen pada tahun 1922 membangun wilayah itu. Y. Everen membuat taman baru, dengan melepas seekor banteng jantan, tiga ekor sapi dan beberapa ekor rusa.Pada tahun 1934 Pananjung dijadikan suaka alam dan margasatwa dengan luas area 530 hektar.

Pada tahun 1961 setelah ditemukan kembang raflesia, lokasi ini dijadikan cagar alam.Pada jaman kemerdekaan, pada tahun 1978 warga tertarik buat mengembangkannya menjadi loka pariwisata. Akhirnya dibentuklah Taman Wisata seluas 37,7 hektar. Pada tahun 1990, lokasi perairan disekitarnya pun kemudian di kukuhkan menjadi cagar alam bahari sehingga luas holistik menjadi 1000 hektar.



Hotel di Pangandaran

Cerita sejarah dari Ibu tadi telah membuat aku semakin mengerti dan menikmati loka wisata Pangandaran ini. Saatnya buat survey hotel di Pangandaran. Pemerintah daerah Ciamis ternyata memang sudah memiliki komitmen tinggi buat mengelola Pangandaran.

Ini dibuktikan dengan adanya peluang nan dibuka oleh Pemerintah daerah buat para investor nan berusaha membangun hotel di Pangandaran. Itulah kenapa banyak hotel nan tumbuh di loka ini. Anda dapat memilih hotel menurut selera Anda. Disesuaikan dengan fasilitas nan ditawarkan dan diselaraskan budget nan Anda siapkan.

Beberapa hotel itu diantaranya ialah : Rose Inn, Pantai Latif Resort, Suligar Wangi, Surya Kencana Seaside, Beach hotel, Samudera 2, Mutiara Selatan, Karangsari, Sari Harum, Sun In Pangandaran, Pondok Latif Beach,Wisma Mutiara, Panireman Riverside,Nyiur Latif 2,Widuri, Hikmat Jaya, Krisna Beach, Mugibis, Century, Setia Family dan masih banyak lagi cottages, atau rumah sewa nan dapat Anda pilih.

Harga per malam pun bervariasi, mulai dari 150 ribu sampai dengan 2 juta rupiah. Hal nan paling menarik di Pangandaran adalah, kita dapat melihat sunrise dan sunset di loka ini.

Untuk dapat melihat kenyataan alam ini, kita harus memilih hotel di Pangandaran atau loka menginap lainnya nan berada paling dekat di tepi pantai. Jika Anda memilih hotel nan tepat buat melihat sunrise dan sunset, hanya sambil duduk saja di dalam hotel di Pangandaran, Anda dapat melihat estetika pemandangan tersebut.Kekhasan nan lain dari hotel di Pangandaran adalah, mayoritas menawarkan menu makanan bahari nan segar.

Anda boleh memilih cumi-cumi, kepiting, ikan bakar atau ikan goreng dan semuanya masih segar sebab merupakan hasil pencarian para nelayan di loka tersebut. Jika Anda tak begitu suka menu makanan hotel di Pangandaran, Anda dapat memilih sendiri restoran di sepanjang pantai. Jalan di sepanjang pantai sudah beraspal bagus, dan dikiri kanan jalan ada banyak pedagang souvenir, warung-warung makan nan dapat menjadi alternative perburuan masakan Anda.

Jika bosan berjalan kaki, Anda dapat menyewa sepeda tandom, atau sepeda biasa. Harga sewanya pun murah yaitu sekitar 10 ribu rupiah. Dengan sepeda ini, Anda dapat mengayuhnya menyusuri jalan aspal tersebut menuju ke wilayah pantai barat atau pantai timur Pangandaran sesuka hati Anda.

Keluar dari salah satu hotel di Pangandaran, aku berjalan-jalan buat mencari makanan pengganjal perut. Di sekitar terminal Pangandaran ada loka masakan nan dapat Anda kunjungi. Jika Anda suka ayam bakar, bolehlah mengunjungi ayam bakar Nyonya, di dalam kompleks terminal Pangandaran.

Ayam bakar Nyonya, buka dari jam 17.00 sampai dengan 21.00. Dalam waktu singkat, biasanya stok harian sejumlah 20 sampai 30 ayam niscaya ludes. Ini sebab Ayam bakar Nyonya ini dibuat dengan ramuan nan khas.Sebelum dibakar, ayam diungkeb terlebih dahulu dengan ramuan nan khas dan rahasia. Setelah dibakar, menu ayam bakar dapat dimakan dengan sambal ijo pedas manis nan dicocol. Hmmm..nyummy. Meski dibandrol dengan harga lumayan mahal yaitu 17 ribu rupiah perporsi, menu masakan nan satu ini tetap ramai peminat.

Kunjungan wisata ke Pangandaran dan menginap di salah satu hotel di Pangandaran, ternyata luar biasa sekali rasanya. Keramahan para pegawai hotel, estetika alam di Pangandaran, banyaknya fasilitas nan disiapkan pemerintah daerah Ciamis selatan membuat perjalanan aku dari Bandung ke Pangandaran, nan berjarak sekitar 250 km dari Bandung tidak terasa lelah. Cukup beristirahat sebentar lalu menginap di salah satu hotel di Pangandaran ternyata dapat mengobati rasa lelah nan ada.

Kawan-kawan musti membuktikan apa nan aku ceritakan disini. Kebahagiaan dan pengalaman latif di Pangandaran ini harus betul-betul dapat anda dapatkan. Selamat berjuang buat pemda Ciamis Selatan, nan telah meniti pemrograman paket wisata di Pangandaran dengan baik dan penuh komitmen. Selamat berlibur kawan-kawan.