Dakwah Islam
Islam dan Media
Dari mana sebetulnya muncul definisi artikel dakwah ? Islam memiliki cakupan nan komprehensip dan menyeluruh di semua segmentasi kehidupan manusia. Islam tak hanya ada di masjid-masjid dan acara-acara hari besar Islam. Islam ialah sesuatu nan harus selalu dibawa saat Anda berada di kantor, di pasar, di sekolah maupun saat Anda sedang berburu berita.
Dengan alasan segmentasi nan cukup luas ini, maka tidak salah jika Islam memandang ruang jurnalistik dan kepenulisan sebagai cara nan cukup efektif dalam menyebarkan nilai-nilai Islam nan rahmatan lil alamin.
Dakwah ialah cara nan dilakukan buat mengajak orang kepada kehidupan nan lebih baik, senang di global dan akhirat. Dan cara nan sudah dibangun ini akan menjadi lebih efektif jika disertai dengan sebuah alat buat mempercepat tercapainya tujuan cara tersebut.
Maka kepenulisan dan jurnalistik menjadi bagian dari cara berdakwah. Seorang penulis muslim dan jurnalis muslim merupakan subjek pelaku dakwah, cara mereka ialah dakwah, dan alat mereka ialah berbagai macam tulisan dan artikel nan berisikan tentang dakwah.
Media merupakan sebuah alat dakwah tulisan atau lebih dikenal dengan istilah dakwah bil qolam. Dakwah tulisan memiliki banyak keistimewaan dibandingkan dakwah lisan nan biasa kita dengar di kegiatan-kegiatan ta’lim.
Diantara keistimewaan tersebut adalah; dakwah tulisan selalu awet di setiap zaman, tak terikat pada ruang dan waktu. Tulisan dakwah Anda bisa dibaca oleh orang buat puluhan tahun nan akan datang, bahkan ratusan tahun.
Tulisan tersebut juga dapat dibaca oleh seluruh orang di dunia. Kehadiran teknologi internet juga menjadi angin segar buat kebangkitan dakwah bil qolam. Para penulis dan jurnalis muslim memiliki peluang dan kesempatan lebih besar buat terus membuat artikel-artikel nan berisikan tentang dakwah, dan bisa tersebar secara luas, cepat dan tahan lama.
Karakteristik Artikel Dakwah
Lantas apakah sebenarnya dan bagaimana sebetulnya nan dimaksud dengan artikel-artikel nan berisikan tentang dakwah? Berikut ini beberapa karakteristik dan ciri dari sebuah artikel nan berisikan tentang dakwah;
1. Ditulis dengan bahasa nan baik, tegas dan lugas
Artikel nan berisikan tentang dakwah ialah tulisan dengan gaya dan pilihan bahasa nan baik, tak vulgar. Meskipun terkadang isi maupun tujuan dari artikel tersebut baik, namun ditulis dengan bahasa-bahasa vulgar, ini tidaklah temasuk ke dalam kategori artikel nan berisikan tentang dakwah. Sementara tegas nan dimaksud ialah tak plin plan dalam mengupas sebuah kebenaran. Konsisten pada alasan nan sahih dan tak dibuat-buat.
Artikel nan berisikan tentang dakwah secara tegas tak membuat pernyataan samar-samar nan meragukan dan menyesatkan. Tidak membuat makna-makna ambigu nan akan memicu para pembaca bersuudzon dan berpersepsi lain dari maksud tujuan awal si penulis.
Dan ini ialah ciri dari Islam itu sendiri nan mengatakan bahwa hak ialah hak dan nan batil ialah nan batil. Tanpa ada sebuah hal nan harus diberikan kesamaran atau sengaja buat ditutupi guna menyembunyikan maksud nan ingin disampaikan.
2. Berisi ajakan kepada nilai-nilai kebaikan
Dakwah tidak lain ialah ajakan kepada kebenaran. Tulisan dakwah juga identik dengan nilai ajakan kepada kebenaran. Kebenaran nan dimaksud tak hanya pada batasan nilai-nilai agama secara simbolis, misalnya ajakan buat shalat. Ajakan nan dimaksud ialah ajakan secara generik buat tak melakukan kejahatan.
Misalnya sebuah artikel nan mengkritisi tradisi klasik para pejabat nan suka korupsi. Ajakan primer artikel ini ialah seruan kepada para koruptor buat menjauhi perbuatan nan merugikan orang banyak tersebut.
Ini ialah inti dari dakwah nan dilakukan yaitu menyeru manusia buat melakukan kebaikan dan menghindarkan mereka buat melakukan keburukan. Dengan adanya artikel tentang dakwah ini maka akan diambil satu objek atau tema mengenai ajaran Islam nan kemudian diolah dengan rangkaian kata buat disampaikan kepada umat menjadi sebuah media dakwah.
3. Berisi sanggahan dan pelurusan informasi
Adakalanya Islam dipojokkan melalui media-media maupun isu-isu fisik lain. Tugas seorang jurnalis maupun penulis muslim ialah menyanggah dan meluruskan informasi nan sahih melalui artikel nan berisikan tentang dakwah. Tulisan artikel nan berisikan tentang dakwah di sini berfungsi sebagai alat penyanggah dan pelurusan sebuah fakta. Seorang jurnalis maupun penulis muslim harus mampu memberikan argumen-argumen kuat buat membantah tuduhan-tuduhan musuh Islam.
Dakwah Islam
Islam ialah sebuah agama nan mengandung banyak aturan. Dan anggaran ini, keberadaannya diciptakan oleh Tuhan buat kebaikan manusia itu sendiri. Agar manusia dalam menjalani kehidupannya bisa melakukan hal nan sahih dan terhindar dari melakukan hal nan salah.
Keberadaan Islam itu sendiri telah ada sejak jaman nabi Muhammad menerima wahyu pertama kali di kota Mekkah. Sampai paa masa sekarang ini di mana Nabi Muhammad sendiri telah mati namun keberadaan Islam masih bisa dirasakan oleh seluruh umat manusia.
Bagaimana islam masih ada di benak kaum muslim atau kebanyakan manusia saat ini ketika si penyebarnya yaitu nabi Muhammad telah wafat? Itulah nan telah dilakukan dengan apa nan dinamakan dengan dakwah Islam.
Nabi telah melakukan dakwah kepada kerabatnya pertama kali mendapatkan selebaran Islam. Dan dakwah islam terus dilakukan kepada semua penduduk Mekkah walaupun ada sebagian nan menerimanya dan menolaknya.
Sampai pada masa nabi berada di Madinah dan mendirikan institusi negara buat menerapkan Islam ke dalam setiap sendi masyarakat. Dan salah satu jalan atau cara nan dilakukan ialah dengan dakwah.
Dakwah ialah melakukan proses penyebaran Islam. Karen dakwah inilah nan menyebabkan banyak umat manusia menerima Islam tidak hanya manusia nan ada di Mekkah dan Madinah.
Nabi melakukan dakwah keluar dari negara Islam pada saat itu.kemudian ketika Nabi telah mati maka diteruskan oleh para Khalifah atau pengganti Nabi dalam memimpin negara Islam.
Dakwah dilakukan keluar dari wilayah atau negara Islam. Dilakukan buat memperkenalkan Islam kepada semua manusia agar mengenal Islam dan mau buat menerapkan anggaran nan terkandung dalam Islam. Karena hal inilah nan akan membawa pada arti kehidupan nan hakiki.
Pada masa itu, dakwah dilakukan dengan mengirimkan utusan ataupun juga surat kepada pimpinan negara lain buat mau menerapkan Islam dan mau buat berislam. Selain juga, dakwah Islam juga dilakukan dengan perang jika memang negara tersebut menolak buat menerapkan Islam.
Saat ini, ketika memang keberadaan negara Islam tak ada lagi, maka dakwah tidak bisa dilakukan dengan jalan perang. Dakwah hanya bisa dilakukan dengan media buat mengajak kepada Islam.
Kamu ialah umat nan terbaik nan dilahirkan buat manusia, menyuruh kepada nan ma'ruf, dan mencegah dari nan munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Pakar Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada nan beriman, dan kebanyakan mereka ialah orang-orang nan fasik. Ali Imron ayat 110.
Di dalam ayat di atas disebutkan bahwa memang manusia ialah sosok umat nan terbaik. Dan tugas manusia ialah buat menyeru agar manusia nan lainnya melakukan kebaikan dan terhindar dari melakukan keburukan.
Inilah inti dakwah nan bisa dilakukan manusia saat ini. menyebarkan ajaran Islam kepada manusia nan lainnya agar bisa buat mengenal islam tersebut. Terlebih selain mengenal, manusia juga bisa buat menerapkan semua ajaran Islam tersebut di dalam kehidupan mereka.
Dakwah telah menjadi aktivitas konkret manusia. Karena begitu banyak anjuran buat melakukannya. Bahkan bisa dikatakan bahwa dakwah ini ialah sebuah perbuatan nan begitu sangat disukai oleh Allah buat dilakukan oleh manusia.
Untuk itulah banyak pula manusia nan berlomba lomba buat melakukan dakwah ini. dan salah satu media nan digunakan buat melakukan dakwah ini ialah melalui media tulisan inilah nan kemudian disebut dengan artikel dakwah yaitu artikel atau tulisan nan berisikan mengenai bagaimana ajaran Islam bisa diterima dan dimengerti oleh kebanyakan manusia lain nan akan membaca artikel tersebut.
Marilah kita coba merenungkan salah satu hadist nabi nan telah diriwayatkan oleh Muslim nan berbunyi, “ jika engkau melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tanganmu, namun jika engkau tak mampu maka lakukanlah dengan lisanmu, jika masih tidak mampu melakukannya maka lakukanlah dengan hatinya dan hal ini ialah selemahnya iman”. Inilah nan menjadi esensi dari dakwah Islam.