Menginstal WAN

Menginstal WAN

WAN merupakan singkatan dari Wide Area Network. Secara umum, arti dari WAN ialah suatu jaringan komputer nan memiliki cakupan area lokasi nan luas dan merangkai komputer dengan jumlah nan lebih banyak. Hal inilah nan membedakan WAN dengan MAN, PAN, dan juga LAN. WAN tak dibatasi oleh bangunan dan memiliki cakupan nan sangat luas, bahkan antar benua. Artikel ini akan coba menjelaskan bagaimana cara instalasi WAN secara sederhana.

Seperti dijelaskan di atas, WAN dapat menyambungkan pengguna jaringan dalam daerah jangkau nan sangat luas. Kemampuan ini membuat penggunanya dapat sharing resources antar negara dan antar benua. Secara prinsip, fungsi dari WAN ini tak berbeda jauh dengan LAN. Sama seperti LAN, WAN juga berfungsi buat mengoneksikan antar komputer, printer , atau device lain dalam suatu jaringan. Pada dasarnya, WAN merupakan kumpulan dari LAN nan ada di berbagai tempat. Diperlukan sebuah alat buat menyambungkan antara LAN dengan WAN. Alat ini sering kita sebut dengan router.

WAN tak diatur dan dimiliki oleh satu orang saja, melainkan dikelola oleh beberapa orang atau bahkan beberapa organisasi. Beberapa hal nan biasanya ada dalam WAN ialah : Modem , ISDN (Integrated Services Digital Network), Frame Realay, DSL (Digital Subscriber Line), ATM (Asynchronous Transfe Mode), T (Amerika) dan E (Eropa) Carrier Series seperti T2, T3, E2, E3, serta SONET (Synchronous Optical Network).



Menginstal WAN

Berikut ini beberapa langkah sederhana dalam mengisntal WAN

1. Persiapkan Alat terlebih dahulu

Alat-alat nan diperlukan :

  1. Kompas serta peta topografi
  2. Penggaris serta busur derajat
  3. Pensil dan penghapus
  4. GPS, klinometer, altimeter
  5. Kaca pantul serta teropong
  6. Radio komunikasi
  7. Orinoco PC Card, pigtail, serta PCI / ISA adapter
  8. Multimeter, SWR, cable tester, timah, solder, serta tang pangkas kabel
  9. Alat panjat, harness, trikbiner, cows tail, webbing, dan pulley
  10. Kunci pas, kunci inggris, kunci ring, tang (potong, jepit, buaya), obeng set, isolator gel, TBA, tie rap, dan unibell
  11. Kabel power roll, kabel UTP straight dan cross, konektor RJ45, dan crimping tools.
  12. Software AP Manager, driver dan AP Utility Planet, Orinoco Client, serta firmware dan operating system (NT, W2K, W98 / ME, Linux, FreeBSD + utilitynya).

2. Survey lokasi

  1. Menentukan koordinat letak dan kedudukan stasiun, jeda udara terhadap BTS dengan memakai GPS dan kompas.
  2. Memperhatikan dan menandai titik potensial penghalang atau obstructure sepanjang path.
  3. Menghitung SOM, path dan acessories loss, freznel zone, EIRP, serta ketinggian antena.
  4. Memperhatikan posisi dengan stasiun lain, potensi hidden stasiun, over shoot serta tes noise dan interferensi.
  5. Menentukan posisi ideal tower, panjang kabel, elevasi, dan alternatif andai ada kesulitan dalam instalasi.
  6. Merencanakan sejumlah alternatif metode instalasi serta pemindahan posisi dan alat.

3. Pemasangan konektor

  1. Kuliti kabel coaxial dengan penampang melintang. Spesifikasi buat kabel minimum ialah RG 8 9913 dengan perhitungan losses 10 db setiap 30 meter.
  2. Usahakan jangan ada goresan berlebihan, karena perambatan gelombang mikro terletak pada permukaan kabel.
  3. Memasang konektor dengan cermat serta perhatikan masalah kerapian.
  4. Menyolder pin ujung konektor dengan rapi dan cermat serta pastikan tak terjadi short.
  5. Memperhatikan urutan dari pemasangan pin dan kuncian, jadi dudukan kabel dan konektor tak akan mudah bergeser.
  6. Menutup permukaan konektor memakai aluminium foil buat mencegah adanya kebocoran dan interferensi. Posisinya harus menempel di permukaan konektor.
  7. Melapisi konektor memakai aluminium foil dan lapisi juga seluruh permukaan sambungan konektor dengan isolator TBA, nan biasa dipakai buat pemasangan pipa saluran air atau kabel listrik instalasi dalam rumah.
  8. Menutup seluruh permukaan memakai isolator dari karet buat mencegah masuknya air.
  9. Untuk perawatan, kita dapat mengganti semua lapisan pelindung setiap enam bulan sekali.
  10. Konektor nan paling baik ialah model hexa tanpa solderan dan drat jadi sedikit melukai permukaan kabel, nan dipasang dengan menggunakan crimping tools, diserta dengani karet bakar sebagai pelindung nan menggantikan isolator karet.

4. Pembuatan POE

  1. Power over ethernet dibutukan buat melakukan suntik catu daya ke perangkat Wireless In A Box nan dipasang di atas tower. POE berguna buat mengurangi kerugian power (losses) nan dkarenakan pemakaian kabel dan konektor.
  2. POE menggunakan dua pair kabel UTP nan tak terpakai : 1 pair buat suntik + (positif) power serta1 pair uuntu suntik – (negatif) power, dipakai kabel pair (sepasang) buat mencegah adanya penurunan daya nan disebabkan kabel loss.
  3. Perhatikan bahwa permasalahan dalam pembuatan POE ialah bagaimana cara buat mencegah adanya short, karena kabel serta konektor power penampangnya kecil dan mudah bergeser atau tertarik. Karena itu tetesi dengan lilin atau isolator gel supaya setiap titik sambungan dapat terlindung dari terjadinya short.
  4. Sebelum dipakai, coba uji terlebih dahulu semua sambungan dengan memakai multimeter.

5. Instalasi antena

  1. Memasang pipa dengan menggunakan metode stack minimum sampai mencapai ketinggian 1st freznel zone terlewati dengan obstructure paling dekat.
  2. Memperhatikan stabilitas dudukan pipa dan dawai strenght kemudian pasang dudukan kaki buat memanjat serta anker cows tail.
  3. Memeriksa semua sambungan kabel serta konektor termasuk penangkal petir jika dipakai.
  4. Memasang antena dengan rapi dan tepat, lalu arahkan dengan menggunakan kompas dan GPS sinkron loka BTS nan ada di peta.
  5. Memasang kabel dan rapikan buat sementara. Jangan sampai berat kabel jadi beban sambungan konektor serta mengganggu mobilitas dari pointing dan kedudukan antena.
  6. Perhatikan dalam memasang kabel di pipa tower, jangan sampai ada posisi menekuk nan dapat menjadi loka akumulasi air hujan. Usakahan agar bentuk memungkinkan air langsung jatuh ke bawah.

6. Instalasi perangkat radio

  1. Instal PC Card dan Orinoco dengan sahih hingga bisa dikenali oleh OS tanpa masalah dan pastikan semua driver dan utilities dapat bekerja sempurna.
  2. Instalasi pada OS W2K memerlukan driver terbaru dari web site dan ada juga di CD utility. Tidak dibutuhkan driver PCMCIA walau PNP W2K melakukannya. Deteksi ini malah dapat menimbulkan masalah. Hapuslah driver ini dari device manager.
  3. Instalasi pada NT memerlukan kecermatan alokasi address IO, IRQ dan DMA pada BIOS. Sebaiknya matikan semua device (COM dan LPT) dan juga peripheral (sound card dan mpeg) nan tak dibutuhkan.
  4. Jika terus menerus menemuai kesulitan dalam instalasi, coba lakukan instalasi dibawah OS Win98/ME nan lebih mudah dan sedikit ada masalah.
  5. Saat instalasi perangkat radio jenis Wireless In A Box (Mtech, Planet atauMicronet), terlebih dulu lakukan update firmware serta utility.
  6. Lalu uji coba semua fungsi nan ada seperti : AP, Inter Building, SAI Client, SAA2, dan SAA Ad Hoc, termasuk juga bridging dan IP Addressing dengan menggunakan antena helical. Pastikan semua berfungsi dengan baik dan stabil.
  7. Pastikan bahwa alat Power Over Ethernet (POE) berjalan dengan baik.

7. Pengujian noise

  1. Jika semua sudah berjalan dengan normal, instal semua utility nan dibutuhkan dan mulai pengujian noise/interferensi. Sebaiknya mempergunakan setting default.
  2. Saat tanpa antena perhatikan apakah ada signal strenght nan ditangkap dari stasiun lain disekitarnya. Jika ada dan terbilang good (sekitar 40 % – 60 %) atau bahkan lebih, maka sudah dapat dipastikan bahwa stasiun tersebut beroperasi melebihi EIRP dan dapat menimbulkan gangguan untuk stasiun kita. Kita dapat berunding dengan operator BTS/stasiun eksisting itu.
  3. Perhatikan berapa taraf noise, jika sudah mencapai lebih dari taraf sensitifitas dari radio (biasanya sekitar 83 dbm, kira dapat baca spesifikasi dari radio), misalnya angka 100 dbm maka di titik stasiun itu interferensinya cukup tinggi.Kita dapat melihat apakah signal strenght nan akan diterima dapat melebihi noise ini.
  4. Perhitungan baku signal strenght ialah 0-40 % : poor, 40-60 % :good, dan 60-100 % : excellent. Jika signal strenght nan diterima ialah 60 % akan tetapi noisenya mencapai 20 % maka kondisinya ialah poor connection (perhitungannya 60 %-20 % = 40 % : poor). Karena itu pastikan signal strenght mencapai mencapai 80 %.
  5. Koneksi nan dalam kategori poor biasanya akan menghasilkan PER (packet error rate – hal ini bisa dilihat dari persentasi jumlah RTO dalam continous ping) di atas 3-7 % (dilihat dari utility Planet atau Wave Rider), good berkisar antara 1-3 %, serta excellent dibawah 1 %. PER antara BTS dan stasiun client haruslah seimbang.
  6. Perhitungan nan sama dapat dipakai buat memperhatikan stasiun versus atau BTS kita. Pada prinsipnya signal strenght, taraf noise, dan PER haruslah imbang agar stabilitas koneksi tercapai.
  7. Pertimbangkan alternatif lain jika permasalahan di atas tak dapat diatasi. Cara alternatif misalnya dengan memindahkan stasiun ke loka lain, memutar pointing ke arah BTS terdekat atau dengan metode 3 titik (repeater).

8. Perakitan antena

  1. Antena microwave nan berjenis grid parabolic serta loop dan yagi perlu dirakit sebab terdiri dari beberapa komponen, berbeda dengan jenis patch panel, panel sector atau omni directional.
  2. Merakit antena sinkron petunjuk dan sketsa konstruksi nan disertakan.
  3. Mengencangkan semua mur dan baut termasuk juga konektor dan paling primer reflektor.
  4. Perhatikan bahwa antena microwave sangatlah peka pada perubahan fokus. Karena itu pada saat perakitan perhatikan fokus reflektor pada horn (driven antena). Sedikit saja ada perubahan fokus dapat berakibat seperti misalnya perubahan gain (db) antena.
  5. Beberapa tipe antena grid parabolic mempunyai batang extender nan bisa merubah letak fokus reflektor pada horn jadi bisa diatur gain nan dibutuhkan.

9. Pointing antena

  1. Antena dipasang dengan polarisasi horizontal.
  2. Arahkan antena sinkron dengan arah nan ditunjukkan oleh kompas dan GPS. Arah ini kita anggap sebagai titik tengah arah (center beam).
  3. Geser antena dengan jeda dan arah nan tetap ke kanan maupun ke kiri center beam, satu per satu pada setiap termin dengan perhitungan tak melebihisetengah spesifikasi beam width antena buat setiap sisi kiri dam kana. Contohnya ialah antena 24 db, biasanya mempunyai beam width sebesar 12 derajat sebab itu maksimal pergeseran ke arah kiri maupun kanan center beam ialah sebesar enam derajat.
  4. Beri tanda dalama setiap perubahan arah dan tentukan skor. Penentuan arah terbaik dilakukan dengan cara mencari nilai rata-rata nan terbaik. Parameter paling primer nan harus diperhatikan ialah signal strenght, noise, serta stabilitas.
  5. Kebanyakan perangkat radio Wireless In A Box tak mempunyai utility grafis buat menunjukkan signal strenght ataunoise (kecuali statistik dan PER). Karena itu agar lebih mudah, saat pointing pakailah perangkat radio baku 802.11b nan mempunyai utility grafis seperti Orinoco atau memakai Wave Rider.
  6. Jika perlu, sesuaikan elevasi antena dengan klinometer sinkron dengan sudut antena pada stasiun lawan. Hitung berdasar perhitungan kelengkungan bumi lalu bandingkan dengan kontur di peta topografi.
  7. Saat arah dan elevasi terbaik telah dicapai maka jika perlu bisa dilakukan pembalikan polarisasi antena dari horizontal ke vertikal buat mempersempit beam width dan juga menambah fokus transmisi. Namun syaratnya ialah kedua titik memakai antena nan sama (grid parabolic) dan juga di kedua titik polarisasi antena harus sama. Hal ini berarti sisi versus polarisasi dari antena juga dibalik menjadi vertikal.

10. Pengujian koneksi radio

  1. Coba pengujian signal, caranya mirip dengan pengujian noise, hanya saja antena dan kabel (termasuk POE) telah dihubungkan dengan perangkat radio.
  2. Sesuaikan nama dan channel SSID (Network Name) dengan bukti diri BTS / AP tujuan. Demikian juga dengan enkripsinya. Jika dipergunakan otentikasi MAC Address, maka pada AP harus didefinisikan terlebih dulu MAC Address stasiun itu.
  3. Jika menggunakan otentikasi radius, pastikan settingan telah sinkron dan coba dulu mekanismenya sebelum dipasang.
  4. Perhatikan bahwa biasanya perangkat radio berfungsi sebagai bridge dan bekerja berdasar sosialisasi MAC Address. Jadi IP Address nan didefinisikan berperan sebagai interface utility didasarkan pada protokol SNMP saja, jadi tak perlu dimasukkan ke dalam tabel routing,
  5. Tabel routing didefinisikan pada PC router, loka perangkat radio terpasang. Pada Wireless In A Box nan perangkatnya dipisah dengan (PC) router, maka di device nan menghadap ke perangkat radio masukkan juga 1 IP Address nan satu subnet ddengan IP Address nan sudah didefinisikan dalam perangkat radio, supaya utility nan terpasang di router bisa mengidentifikasi radio.
  6. Lakukan continuos ping buat melihat stabilitas koneksi dan juga mengetahui PER.
  7. Jika sudah stabil dan signal strenght minimal dalam strata good (sesudah diperhitungkan taraf noise) maka uji troughput dengan melakukan interaksi FTP (dengan menggunakan software FTP client) ke FTP server terdekat (idealnya pada arah titik server BTS tujuan). Dalam kondisi ideal average troughput akan seimbang baik waktu download maupun upload. Angka maksimal troughput di koneksi radio 1 mbps ialah sekitar 600 kbps dan per TCP connection dengan MTU maksimal 1500 bisa mencapai 40 kbps.
  8. Lalu gunakan software mass download manager nan telah mendukung TCP connection setrik simultan (concurrent). Lalu lakukan koneksi ke FTP server terdekat dengan asa maksimal troughput 5 kbps per TCP connection, jadi bisa diaktifkan 120 session simultan (concurrent., Jadi dapat diasumsikan 5 x 120 = 600
  9. Cara nan lebih sederhana, pakai skala nan lebih kecil yaitu 2 concurrent connection dengan trouhput per session 5 kbps. Lihat apa total troughput bisa mencapai 60 kbps (rata-rata)? Jika sudah tercapai maka stabilitas koneksi bisa dijamin ada pada level maksimal.
  10. Dalam setiap taraf pembebanan nan dilakukan secara bertahap, perhatikan apakah RRT ping juga meningkat. Jika angka nan ditunjukkan mendekati 100 ms maka dapat dibilang normal.