Tips Motivasi Belajar Anak
Pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar sangatlah besar. Hal ini khususnya jika dikaitkan dengan proses meningkatkan kualitas belajar seorang anak. Di mana anak-anak ada pada usia nan masih dalam proses pencarian jati diri. Sehingga pada usia seperti itu, kondisi kejiwaan seorang anak akan sangat labil. Dan, ini menjadi tugas bagi lingkungan buat selalu dapat berperan sebagai pendorong semangat anak. Khususnya ketika anak dalam kondisi nan kurang baik.
Orang tua memiliki peran besar dalam interaksi pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar. Hal ini sebab orang tua memiliki waktu nan sangat besar dalam berinteraksi dengan anak. Selain itu, kedekatan emosional merupakan kapital primer bagi orang tua buat dapat membangun motivasi belajar pada seorang anak.
Peran ini bukan hanya dimiliki oleh salah satu pihak, melainkan kedua pihak orang tua memiliki fungsi nan sama krusial dan sama besarnya dalam proses pendidikan anak. Tanpa ada kerjasama dari kedua orang tua, maka hasil nan diharapkan kurang didapat secara optimal sebab kedua orang tua memiliki peran dan fungsi nan saling melengkapi dalam proses belajar seorang anak.
Pentingnya Motivasi Belajar Anak
Motivasi sebagai bentuk dorongan memang dapat berasal dari dalam diri anak (instrinsik) maupun berasal dari pengaruh lingkungan (ekstrinsik). Motivasi instrinsik dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kondisi psikologis maupun pemahaman terhadap informasi. Sedangkan motivasi ekstrinsik bisa berupa kondisi nan tercipta maupun wahana dan prasarana nan tersedia.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa taktik pembelajaran ialah suatu planning atau tindakan (rangkaian kegiatan) nan di dalamnya termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran.
Strategi disusun buat mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan taktik ialah pencapaian tujuan sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas, dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Akan tetapi sebelumnya, perlu dirumuskan suatu tujuan nan jelas nan dapat diukur keberhasilannya.
Kecerdasan, demikian juga bakat, ialah potensi dasar nan dimiliki oleh setiap siswa. Hanya saja kadarnya berbeda antara siswa nan satu dengan nan lainnya. Ia merupakan faktor internal nan sangat berpengaruh terhadap terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar siswa.
Namun, dalam beberapa kasus besarnya kecerdasan dan talenta tak berbanding lurus dengan prestasi belajar siswa. Mengapa demikian? Karena prestasi belajar peserta didik dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal.
1. Faktor internal
Faktor internal nan mempengaruhi prestasi belajar selain talenta dan kecerdasan antara lain ialah minat dan motivasi. Ketika keempat faktor ini ada dalam diri seorang peserta didik, maka prestasi belajarnya cenderung akan lebih tinggi.
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal, seperti kualitas guru, metode mengajar, lingkungan, fasilitas mengajar, dan lain sebagainya ikut memengaruhi prestasi belajar. Namun, pengaruhnya tidaklah sebesar faktor internal.
Faktor internal dan eksternal ialah dua hal nan sangat menunjang keberhasilan siswa dalam belajar. Jadi, buat menghasilkan peserta didik nan berprestasi, seorang pendidik haruslah mampu mensinergikan kedua faktor di atas.
Dalam menentukan prestasi anak, peranan orang tualah nan sangat krusial buat memotivasi anak dalam berprestasi. Orang tua mempunyai keinginan agar anaknya menjadi orang nan berprestasi dan berbakat.
Sejak anak itu di dalam kandungan, seorang ibu selalu menjaga anaknya di dalam kandungan, agar anak nan dilahirkannya kelak sehat. Untuk menjaga agar anak nan dikandungnya tetap sehat, maka seorang ibu selalu berusaha menjaga stamina tubuhnya dengan memakan makanan nan sehat dan bergizi buat dirinya dan anak nan dikandungnya.
Segala macam vitamin, susu, makanan, dan pola hayati diatur sedemikian rupa buat menjaga kandungannya tetap sehat. Begitu pentingnya seorang anak bagi sang ibu.
Setelah anak itu lahir, orang tua melanjutkan menjaga anak tersebut. Segala macam kebutuhan sang bayi dipenuhi. Orang tua mulai mendidik anaknya merangkak, duduk, berjalan, berbicara, sampai anak itu bisa berdikari melakukan semuanya.
Pendidikan tersebut sudah diterima oleh sang anak dari lingkungan keluarganya. Anak mulai berpikir dan bertindak. Pengaruh pendidikan di lingkungan keluarga menjadi satu hal nan bisa membentuk awal kepribadian anak.
Terbentuknya kepribadian anak tersebut akan berkembang seiring dengan pertumbuhannya dan pergaulannya. Akan tetapi, dasar dari pembentukan pribadi anak ialah di lingkungan keluarga.
Anak diajari tentang hayati itu dimulai dari lingkungan keluarganya. Untuk itu, membimbing anak sejak dini oleh orang tua itu sangat krusial dalam membangun dasar kepribadian anak tersebut. Apakah anak tersebut menjadi pendiam, periang, pemarah, atau lain sebagainya.
Ketika anak masuk ke dalam lingkungan nan baru, maka orang tua tetap harus membimbing anak tersebut memasuki lingkungan baru agar anak tak terpengaruh oleh hal-hal nan buruk.
Apalagi zaman sekarang nan semuanya serba instan dan canggih. Hal tersebut bisa memengaruhi prestasi belajar anak dan kepribadian anak tersebut. Untuk itu, supervisi anak oleh orang tuanya memang sangat penting.
Apabila anak seperti itu, maka prestasi belajar dan talenta nan ada di dalam anak tersebut tak akan berkembang. Pertumbuhan anak akan terhambat buat menjadi anak nan cerdas dan berbakat.
Untuk itu, peran orang tua dalam mengawasi anak itu sangat penting. Anak perlu dibimbing dan diarahkan kepada hal-hal nan positif nan bisa mengembangkan prestasi dan bakatnya.
Tips Motivasi Belajar Anak
Kita tentu memahami bagaimana pola asuh orang tuanya bisa mendorong anak buat bisa belajar membaca dan berhitung. Begitu juga ketika anak masuk Taman Kanak-Kanak, suasana dan lingkungan baru membuat anak merasa ketakutan. Sekali lagi, orang tua pun memberikan dorongan agar anak beradaptasi dengan lingkungan di luar rumahnya nan baru.
Begitu juga ketika anak mulai masuk sekolah dasar, tentu membutuhkan dukungan orang tuanya buat menjalani proses sosialnya. Dalam kaitan ini, orang tua bisa memberikan motivasi nan cukup beragam.
Di antaranya dengan menyediakan dan melengkapi kebutuhan sekolah anak. Seperti buku dan alat-alat tulis, tas sekolah, serta sepatu nan selayaknya. Itu semua merupakan motivasi belajar nan diberikan orang tua. Saat anak belajar di rumah, orang tua maupun anggota keluarga lainnya juga sangat berperan dalam memberikan motivasi belajar.
Di antaranya dengan menyediakan meja belajar nan memadai ataupun kamar otodidak nan berbeda dengan kamar tidur ataupun ruang keluarga. Apalagi kalau semua anggota keluarga turut belajar saat anak mengerjakan PR, TV dimatikan, sehingga tercipta kondisi belajar nan nyaman bagi anak-anak.
Dalam menciptakan motivasi seorang anak, orang tua harus dapat menyelami kondisi kejiwaan seorang anak. Jangan mengedepankan ego orang tua, demi memaksakan ambisi pada seorang anak.
Yang paling krusial diingat ialah bahwa global anak berbeda dari global orang tua, sehingga sine qua non perbebdaan dalam memberikan perintah pada seorang anak. Jangan menyamakan anak dengan bawahan kita di kantor. Tips memberikan motivasi pada seorang anak di antaranya ialah sebagai berikut.
- Bangun komunikasi informal dengan seorang anak. Hal ini krusial sebagai media pembuka komunikasi dengan seorang anak. Ajak seorang anak berdiskusi, tentang film terbaru, game terbaru, atau mainan favorit anak. Di tengah-tengahnya, selipkan pertanyaan tentang kondisi sekolah. Jangan langsung bertanya tentang masalah pelajaran sebab anak akan merasa sedang dihakimi. Buatlah anak merasa nyaman terlebih dahulu.
- Temani seorang anak saat belajar, jangan justru kita asyik menonton televisi. Dengan demikian, kita juga akan tahu tentang kemajuan belajar anak kita dan anak juga akan merasa memiliki teman berdiskusi.
- Jangan bandingkan prestasi anak dengan orang lain. Namun, tanamkan kepercayaan dirinya, buat dapat memiliki prestasi dengan potensi nan dimilikinya.
- Sesekali, bertanyalah kepada anak Anda. Dengan demikian, anak akan merasa bahwa ilmu nan dimilikinya bermanfaat. Dan, ini memacunya buat terus belajar sesuatu nan baru sebab anak niscaya risi kalau tak dapat menjawab pertanyaan orang tuanya. Tak perlu kita merasa rendah diri dan bodoh sebab bertanya pada seorang anak.
Ada sebuah hasil penelitian nan menemukan hubungan nan sangat signifikan antara kedekatan ibu dengan anak perempuannya dengan prestasi belajarnya di sekolah. Ketika anak perempuannya mengalami masalah, sang ibu menjadi loka curhat nan menyenangkan. Ketika anak ngambek, sang ibu mampu memosisikan secara bijak tanpa mengumbar emosi dan kemarahan.
Ketika dibandingkan dengan prestasi anak perempuan nan kurang dekat dengan ibunya, hasilnya cukup jauh. Anak perempuan nan dekat dengan ibunya mampu menunjukkan prestasi belajar nan baik dan konsisten. Jadi, pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar anak sangat dibutuhkan dari orang tua. Semoga bermanfaat.