Apakah Tembok Besar China Ini Dipelihara?
Tembok Besar China mempunyai panjang 6.400 kilometer atau 10.000 Li nan terbentang dari kawasan Shanghai Pass di timur sampai dengan Lop Nur pada bagian barat dan mempunyai tinggi nan luar biasa, yaitu sekitar 8 meter. Pembangunan tembok ini mempunyai tujuan primer buat mencegah serbuan bangsa Mongol dari Utara.
Tembok ini mempunyai lebar bagian atasnya sekitar 5 m, sedangkan bagian bawahnya mempunyai lebar 8 m. Tembok ini juga mempunyai menara pengintai nan tingginya 11 sampai dengan 12 meter dan dibangun setiap 180–270 meter.
Sejarah Tembok Besar China
Pembangunan Tembok ini membutuhkan waktu ratusan tahun pada zaman dinasti-dinasti China. Awalnya banyak nan mengira kalau Tembok Besar China dibangun pada masa pemerintahan Dinasti Qin Shi-Huang. Namun setelah diteliti lagi, menurut penelitian dan catatan literatur sejarah nan ada, Tembok itu telah dibuat sebelum Dinasti Qin, tepatnya dibangun pertama kali pada saat negara-negara kerajaan berperang, yaitu abad ke-9 sebelum Masehi.
Pada masa itu, pemerintahan Tiongkok bagian tengah melakukan penyambungan benteng dan menara-menara pamantau atau menara barah nan merupakan pos penjagaan tentara nan ada di perbatasan. Benteng tersebut merupakan satu tembok panjang nan dibuat dalam rangka menangkis agresi etnis-etnis dari bagian utara China yaitu Mongolia.
Penyambungan benteng ini dilakukan sampai pada masa Chunqiu. Peperangan nan terjadi pada saat itu merupakan perang dari negara-negara kepangeranan dan nan saling berkonfrontasi. Demi pertahanan negara itu sendiri, maka mereka sambung-menyambung membangun tembok besar di atas perbukitan dan pegunungan nan terletak di daerah perbatasan.
Pada tahun 221 sebelum Masehi, Kaisar Qin Shi-Huang menyatukan Tiongkok. Kaisar Qin Shi-Huang inilah nan melanjutkan pembangunan dan pengokohan tembok nan telah dibangun oleh dinasti sebelumnya. Kaisar Qin Shi-Huang nan memerintahkan agar memperkokoh tembok-tembok nan sudah ada sebelumnya.
Tembok nan dibangun oleh berbagai negara kepangeranan itu disambung atau disatukan menjadi satu tembok besar nan berguna sebagai benteng atau kubu pertahanan buat menghadang dan menangkis agresi tentara kavaleri etnis nomaden di dataran padang rumput Monggolia yaitu Tingkok bagian utara.
Setelah Dinasti Qin berkuasa, pembuatan tembok ini sempat terhambat dan selanjutnya baru baru diteruskan kembali oleh Dinasti Han. Pada masa Dinasti Han, Tembok Besar nan saat itu memiliki panjang mencapai 5000 kilometer lebih diperpanjang sampai 10 ribu kilometer lebih.
Dalam perhitungan sejarah selama 2000 tahun nan lalu, penguasa di Tiongkok dari berbagai Dinasti tidak pernah berhenti membangun Tembok ini. Sehingga pada akhirnya, panjang total dari Tembok ini mencapai 50 ribu kilometer. Realitanya, ukuran sepanjang itu sudah cukup buat mengitari bumi lebih dari satu kali.
Pada termin selanjutnya, pembangunan Tembok ini diteruskan oleh Dinasti Ming. Pada masa inilah bentuk final dari Tembok Besar China nan sekarang ini dapat kita lihat. Dinasti Ming ini berkuasa antara tahun 1368 dan 1644.
Ujung baratnya berawal dari Benteng Jiayu di Provinsi Gansu China Barat dan ujung timurnya terletak di pinggiran Sungai Yalu, Provinsi Liaoning China Timur Bahari setelah hampir melewati 9 provinsi, kota, serta daerah berotonomi dengan panjang 7300 kilometer, atau sama dengan 14 ribu li di China. Dengan demikian, Tembok Besar itu disebut sebagai "tembok panjang 10 ribu li" di China.
Sebagai benteng pertahanan, tembok besar ini dibangun dengan mengikuti jalannya alur puncak perbukitan dan pegunungan. Topografi nan dilewati Tembok ini sangat rumit, di antaranya ialah gurun pasir, padang rumput, dan rawa-rawa. Untuk menyesuaikan bentuk bangunan dengan berbagai topografi, pelaksana pembangunan tembok besar ini menerapkan struktur nan luar biasa dan berbeda-beda. Semua ini menunjukkan kecerdasan nenek moyang bangsa China.
Tembok Besar nan berliku-liku mamanjang menyusuri puncak perbukitan dan pegunungan sangat mustahil ditembus oleh musuh pada zaman itu, sebab gunung dan lereng nan menjadi dasar tembok itu terlalu terjal buat didaki dan ditaklukkan. Tembok Besar China dibangun dengan batu besar dilapisi dengan tanah dan batu pecahan, mempunyai tinggi sekitar 10 meter dan lebarnya kurang lebih 5 meter, sehingga memadai buat 4 ekor kuda berjalan beriringan.
Dengan demikian, sangat mudah buat manuver tentara dan pengangkutan bahan pangan serta senjata. Di sisi dalam tembok dibangun pintu dan tangga buat naik turun.
Tembok ini disambung dengan benteng atau menara barah pada setiap sektor, di mana disini berguna buat penyimpanan senjata dan bahan pangan. Benteng dan menara barah itu dimanfaatkan buat loka istirahat bagi prajurit pada waktu genjatan senjata dan sekaligus merupakan benteng pertahanan buat menangkal agresi musuh pada waktu berperang.
Selain itu, begitu diketahui terjadinya serangan musuh, di menara barah itu akan dinyalakan barah pada waktu malam dan asap pada siang hari sehingga kabar tentang agresi musuh bisa tersebar ke seluruh negeri dalam waktu dekat.
Fungsi Tembok Besar China Sekarang
Di sektor krusial Tembok Besar China , seperti lintasan-lintasan strategis, celah-celah gunung, dan perbatasan bahari dengan pegunungan dibangun loteng gerbang besar. Loteng-loteng gerbang besar itu tak hanya kelihatan megah dan besar, akan tetapi juga mempunyai estetika karya seni dan mencerminkan seni arsitektur cemerlang zaman antik China.
Sekarang, sebagian loteng gerbang itu telah berubah fungsi yaitu menjadi objek wisata, misalnya Loteng Gerbang Shanghaiguan di ujung timur Tembok Besar China nan disebut sebagai loteng gerbang nomor satu Tiongkok dan Loteng Gerbang Juyongguan sektor Badaling Tembok Besar China di sekitar Beijing.
Pada awalnya, fungsi primer Tembok Besar China sebagai benteng pertahanan militer. Namun seiring berjalannya waktu, fungsi tersebut sudah tak berlaku lagi, namun estetika arsitektur Tembok Besar China masih tetap mengagumkan. Estetika Tembok Besar tercermin pada kemegahan, kekuatan, dan kebesarannya.
Dari tembok besar tersebut, kita dapat melepas pandangan ke loka nan cukup jauh. Jika kita saksikan dari jeda dekat, tembok besar yang tinggi nan memiliki panjang ribuan kilometer itu tampak seperti naga besar nan bergerak-gerak menyusuri pegunungan.
Saat ini, Tembok Besar China beralih fungsi menjadi loka pariwisata unggulan di China, sebab tembok besar tersebut memiliki daya tarik seni dengan arsitekturnya nan beraneka ragam. Tembok Besar China ialah hasil jerih payah nan dibasahi keringat dan darah serta diresapi kecerdasan rakyat Tiongkok pada zaman kuno.
Bayangkan saja, sungguh sangat berat proyek pembangunan tembok besar pada zaman dahulu nan notabenenya masih memiliki tenaga produktif nan rendah.
Apakah Tembok Besar China Ini Dipelihara?
Mendapati pertanyaan tentang Tembok Besar China, maka jawabannya ialah "Tidak Serius". Langkah-langkah renovasi telah dilakukan oleh pemerintah Republik Rakyat China. Namun, buat memperbaiki beberapa kerusakan nan sebagian besar diakibatkan oleh pembangunan infrastruktur dilakukan secara tak serius. Masih juga ada pencurian artefak batu inskripsi dan bagian-bagian tembok.
Menurut Laporan perlindungan pada awal tahun 2004 tercatat bahwa hanya 1/3 dari panjang 6.350 km tembok nan sekarang masih terpelihara, ini berakibat rentang tembok "semakin pendek".
Banyak warga di sekitar Tembok Besar China tak mengetahui mereka tinggal berdekatan dengan situs-situs antik tersebut sebab pandangan mereka mengenai Tembok Besar China merupakan benteng arsitektur Ming nan kokoh dan kuat. Namun sebenarnya kondisi Tembok Besar China tak seragam dan memprihatinkan sebab penduduk sekitar menggunakan batu bata tembok besar buat membangun rumah dan kandang hewan ternak.
Tembok Besar China di Provinsi Shaanxi dan Ningxia merupakan bagian nan paling terancam keberadaannya. Seperti di Shaanxi, rentang Tembok Besar China semakin berkurang dari 2.000 km, yaitu 1/3 dari 850 km struktur bangunan Ming telah hilang atau rusak sebab adanya kegiatan pembangunan infrastruktur dan perindustrian. Ada sekitar 40 lubang Tembok Besar China ditembus oleh jalan kendaraan.
Pada daerah Ningxia Hu, Tembok Besar China nan memiliki panjang 1500 km nan didirikan dari berbagai periode awal dari Zaman Negara Berperang, Dinasti Qin, Dinasti Han, Dinasti Sui, dan Dinasti Ming merupakan bagian nan rentan perusakan seperti dibobol buat jalur jalan raya dan erosi.
Tak diragukan lagi, Tembok Besar China merupakan salah satu dari keajaiban global nan perlu dijaga dan dilestarikan. Kemegahan dan estetika arsitekturnya memancing para turis mancanegara buat menikmati situs peninggalan nan dibangun pada tahun 221 sebelum Masehi itu. Di samping terkenal sebab kemegahannya, Tembok ini merupakan satu-satunya bangunan di bumi nan bisa dilihat dari luar angkasa.