Tugas Ibu Rumah Tangga

Tugas Ibu Rumah Tangga



Ibu Rumah Tangga Bukan (Sekedar) Pembantu Rumah Tangga

Peran ibu rumah tangga itu sangat kompleks. Tidak sedikit wanita nan merasa bahwa ia menjadi seorang ibu rumah tangga seolah menjadi pembantu rumah tangga. Kerjaannya banyak dan ia harus melakukannya sendirian sebab suaminya mengira bahwa itu ialah pekerjaan istrinya. Terlalu dursila sebenarnya laki-laki nan membiarkan istrinya melakukan semua pekerjaan rumah tangga dan ia sendiri masih ingin dilayani. Istrinya niscaya akan sangat lelah dan tak mempunyai waktu buat dirinya sendiri.

Seharusnya kalau suami memang bertanggung jawab dan mampu, suami harus melakukan semua pekerjaan ruamh tangga dan juga bekerja. Hal ini akan adil apalagi kalau sang istri juga bekerja dan penghasilannya jauh lebih besar daripada suaminya. Jangan heran kalau banyak wanita nan meminta cerai dari laki-laki nan memperlakukan seorang istri semena-mena seperti itu. Bukan bayangan nan menyenangkan ketika seorang istri bekerja banting tulang membersihkan rumah, sedangkan sang suami ongkang-ongkang kaki menonton televise.

Jangan heran kalau banyak wanita nan tak menaruh hormat pada suaminya. Hal ini sebab sang suami tak menaruh hormat kepada istrinya. Suami tak membantu istrinya di rumah. Seharusnya sang suami merasa bahwa ia juga harus menjaga perasaan istrinya dan harus membantu pekerjaan di rumah. Tanpa harus diomeli atau terjadi pertengkaran, suami dengan sikap mengeluarkan tenaganya buat membantu membersihkan dan membereskan rumah. Bahkan keakraban dalam melakukan pekerjaan rumah ini akan membuat rumah tangga menjadi harmonis.
Keberadaan pembantu rumah tangga seharusnya tak ada sebab semua anggota keluarga ikut serta dalam membereskan rumah. Suami dan istri bahu membahu mengerjakan semuanya. Mereka saling memuliakan dengan bekerja sama. Kalau satu istrirahat, maka nan lain juga istirahat sehingga ada waktu bersama. Kalau pekerjaan terlalu menumpuk dan istri tak ada waktu lagi buat dirinya, istri akan stress. Istri nan stress, ruamh tangga niscaya tak aka nada senda gurau.

Beda kalau istri bahagia. Derai tawa akan menghiasi rumah tangga tersebut. Mereka akan bersama melakukan semuanya. Para laki-laki harus menyadari bahwa wanita bukan ibu pembantu rumah tangga. Mereka ialah permaisuri di rumah tangga itu. Sebagai permaisuri ia tidak harus mempekerjakan wanita lain nan juga merupakan permaisuri di rumah tangga nan lain. Kalau laki-laki dapat melihat dan memahami ini, maka kehidupan ruamh tangga akan berjalan dengan damai.



Bahagia Ibu, Bahagia Keluarga

Kebahagiaan itu memang harus diciptakan dan bukannya dibiarkan berlalu begitu saja sehingga cinta tidak lagi berbekas dan akhirnya rumah tangga itu hancur. Kalaupun pada awalnya, pernikahan tanpa cinta, kalau selama menjalani rumah tangga itu, para suami lebih menghargai istrinya, lama-lama cinta itu akan tumbuh sebab rasa hormat dan saling pengertian.

Tetapi kalau tak ada rasa saling menghargai dan membantu, nan terjadi ialah bahwa sang istri akan pergi dan tak akan tahan hayati dengan laki-laki nan memperlakukannya seperti pembantu rumah tangga dan seorang pemuas nafsu belaka. Di zaman ketika wanita telah semakin terdidik dan mempunyai penghasilan, mereka tentu saja mengharapkan kehadiran laki-laki nan romantis nan paham bagaimana menjadi laki-laki sejati.

Kalau tidak, maka wanita lebih memilih berbahagia menjalankan hidupnya dengan kesendirian atau menikah lagi dengan laki-laki nan lebih mampu memberinya kedamaian dan ketenangan hayati dengan membantunya melakukan pekerjaan ruamh tangga. Semakin hari wanita semakin menyadari bahwa ia mempunyai hak nan sama dengan laki-laki. Ia juga mempunyai hak buat menentukan kehidupannya selanjutnya. Kalaupun ia menyerah dalam kehidupan nan tak menyenangkan, ia bertahan kerena terpaksa.


Wanita tahu kalau ia harus menghormati suaminya dan melayaninya. Tetapi suami seperti apa nan berhak atas semua pelayanan itu. Suami nan tak tahu diri memang tak patut mendapatkan semua penghargaan seperti itu. Jadi, para laki-laki harus belajar bagaimana menjadi laki-laki nan sebenarnya. Laki-laki tak dapat menjadi seperti raja dan hanya ingin senang. Ketika wanita tak mampu melayaninya lagi, dengan seenaknya ia mencari wanita lain. Laki-laki seperti ini tak bertanggung jawab.

Kalau ia beralasan dengan ingin melampiaskan nafsunya, wanita harusnya berpikir ulang buat terperangkap dengan laki-laki seperti ini. Menjadi wanita memang tak mudah. Tetapi kalau tahu ilmunya, semua out akan terlihat lebih mudah dan sangat enteng. Menjadi ibu rumah tangga ialah pilihan nan tepat asalkan tahu ilmunya. Kalau dikira tak dapat melakukan semuanya, cobalah buat mencari tangan-tangan profesional nan dapat melakukannya. Hal ini agar ibu rumah tangga tak stress. Kalau ibu rumah tangga stress, ia tak akan mampu berpikir membahagiakan keluarganya.

Ibu ialah tiang keluarga nan menjadi sandaran kala duka. Tetapi kalau ibunya nan perlu sandaran, bagaimana anak-anaknya akan dapat dididik dengan rasa bahagia? Pada saat sang ibu kelihatan stress, ayah harus mengambil alih semuanya. Jangan sungkan dan tak perlu merasa terhina melakukan hal tersebut. Bukankah kalau istrinya bahagia, ia pun bahagia.

Dibalik semua rasa nan kurang menyenangkan ketika banyaknya tugas rumah tangga nan harus diselesaikan, masih banyak wanita nan memilih pasrah dan hayati dalam kesabaran seperti lilin. Ia mengorbankan dirinya demi orang lain. Ia melakukan semuanya demi melihat senyum suami dan anak-anaknya terkembang. Baginya lebih baik bersuami daripada hayati sendiri. Pilihan memang ditangan masing-masing. Tidak perlu ragu memilih asalkan mempunyai alasan nan kuat.



Tugas Ibu Rumah Tangga

Menjaga Kesehatan Keluarga
Memasak, mencuci, dan membersihkan rumah, merupakan sebagian dari sekian banyak tugas ibu rumah tangga-. Kuliner nan sehat dan lingkungan loka tinggal nan higienis tentunya menjadi kunci kesehatan bagi siapa saja.

Menjaga Keselamatan Keluarga
Akhir-akhir ini tentu anda sering mendengar warta mengenai penculikan atau penyiksaan anak. Padahal anak sedang berada dalam lingkungan rumah sendiri. Penculikan atau penyiksaan anak ini bahkan kerap dilakukan oleh pengasuh anak itu sendiri. Dengan adanya ibu di rumah, orangtua tak perlu cemas akan keselamatan anak. Akan tetapi ibu juga tak boleh lengah dan harus tetap waspada dan tak meninggalkan anaknya, terutama nan masih kecil, sendirian di loka nan kurang aman.

Menanamkan Budi Pekerti nan Baik
Salah satu peran ibu rumah tangga nan krusial lainnya ialah menanamkan budi pekerti nan baik kepada anak-anaknya sejak dini. Pemberian contoh dengan menjadi teladan nan baik ialah salah satu cara nan bisa diterapkan ketika anak masih selalu berada di rumah. Begitu anak mulai bersekolah atau bersosialisasi dengan anak-anak lain nan seumur dengannya, ibu harus memberi perhatian lebih. Waspadai adanya teman nan mengajak buat melakukan hal nan kurang baik. Sebaiknya ibu juga mengenal teman-teman sang anak.

Memberi Pelajaran Tambahan di Luar Sekolah
Masyarakat sering berpendapat ialah rugi jika perempuan sudah bersekolah tinggi, namun ketika telah mempunyai anak hanya menjadi ibu rumah tangga. Di sinilah peran krusial ibu rumah tangga nan cerdas dan memiliki latar belakang pendidikan nan tinggi. Kurikulum pelajaran sekolah akhir-akhir ini semakin sulit. Subjek nan dahulu ibu pelajari di bangku SMA, telah dipelajari anaknya nan masih SMP atau bahkan SD.

Dengan adanya ibu di rumah nan mendampingi belajar, anak tak perlu berlama-lama menunggu ayahnya pulang kerja buat menyelesaikan tugas sekolah. Orangtua juga tak perlu membayar mahal les tambahan di luar sekolah. Anak menjadi lebih kondusif sebab tak perlu keluar rumah. Ini bahkan dapat menjadi peluang bisnis bagi sang ibu.

Mengatur Keuangan Keluarga
Ibu rumah tangga juga berperan menjaga agar semua kebutuhan tercukupi dengan penghasilan nan ada, tanpa lupa menabung. Para ibu rumah tangga hendaknya tak mengecilkan diri dengan tak menjalankan peranannya. Tunjukkan bahwa Anda ialah aset krusial keluarga.

Itulah sekilas tentang peran ibu rumah tangga. Semoga manfaat.