Proses Pembuatan Sosis
Siapa nan tak mengenal makanan satu ini. Makanan ini ialah favorit semua orang. Anak kecil, remaja, bahkan orang tua pun mengenal makanan ini. Bentuknya panjang bulat dan biasanya berwarna merah. Apalagi kalau bukan sosis. Sosis dapat jadi lauk teman makan nasi atau dapat juga jadi camilan sehat bagi anak- anak. Mari kita mengintip proses pembuatan sosis pada artikel ini. Sebelumnya, kita cari tahu dulu apa itu sosis.
Tahukah kalian, bahwa sosis atau sausage itu sebenarnya berasal dari kata salsus nan bermakna menggiling dengan garam? Dapat dikatakan juga bahwa sosis ialah produk olahan daging giling. Atau dapat juga dikatakan bahwa sosis ialah makanan sehat nan dibuat dari daging cincang, nan dibumbui dan dimasukkan ke dalam usus sehingga berbentuk bulat dan panjang. Dapat dimasak, diasap, atau bahkan tanpa dimasak.
Pembuatan sosis sudah ada sejak zaman dahulu. Namun, proses pembuatannya jauh lebih sederhana daripada saat ini. Daging cukup digiling, dihaluskan, dan diberi bumbu. Kemudian, diaduk dan dicampur dengan lemak dan dibungkus dengan selongsongnya. Tidak main-main, selongsongnya merupakan selongsong alami nan berupa usus kambing atau sapi.
Pada saat ini sosis sudah diproduksi dalam majemuk jenis. Rata-rata sosis diberi nama berdasarkan nama kota atau asal daerah produksi sosis. Misalnya, sosis berliner nan diproduksi dari berlin, braunschweiger nan berasal dari Brunswich. Genoa Salami berasal dari Genoa. Getuburg berasal dari Gethenburg. Bologna nan berasal dari Bologna. Fankfruther berasal dari Frankfurt. Sosis ini dikenal juga dengan nama Wiener Sausage buat negara Jerman dan Hot Dog buat negara Amerika.
Jenis Sosis
Selain itu, jenis sosis bisa juga dibedakan berdasarkan taraf kehalusannya. Berdasarkan hal ini, sosis bisa dibedakan menjadi dua, yaitu sosis daging giling dan sosis emulsi. Sosis daging giling ialah sosis nan hanya berupa daging giling dan tak dihaluskan sehingga serat-serat daging masih terlihat. Hal ini membuat sosis jenia ini memiliki tekstur nan khas.
Sosis emulsi ialah pembuatan sosis dengan cara menggiling dan menghaluskan sosis sehingga terbentuk emulsi. Kemudian, dicampur dengan lemak dan dimasukkan selongsong. Namun, ada juga nan difermentasi terlebih dahulu dengan bakteri asam laktat. Bakteri nan digunakan dalam proses fermentasi ini ialah bakteri Pedicoccus sp dan Lactobacillus sp.
Sosis emulsi nan difermentasi bisa juga disebut dry sausage atau semi dry sausage . Contoh dari sosis ini ialah sosis Salami, Papperson, dan Genoa. Sayangnya, sosis jenis ini sporadis ditemui di pasar Indonesia dan lebih banyak dikonsumsi oleh orang asing atau bule.
Proses Pembuatan Sosis
Setelah buka pengetahuan tentang apa itu sosis dan ragamnya, kini kita akan mengintip proses pembuatan sosis. Tetapi sebelum itu, kita harus menyiapkan bahan dan alat membuat sosis terlebih dahulu.
Bahan pembuatan sosis cukuplah mudah didapatkan. Terdapat bahan primer dan bahan pendukung. Bahan primer pembuatan sosis ialah daging sapi. Jika ingin rasa nan berbeda, kita dapat menggunakan jenis daging lain, misalnya daging ayam atau ikan. Apapun dagingnya, nan terpenting ialah kualitas daging atau ikan haruslah nan masih segar dan bagus, tak ada lemak serta daging tak lembek.
Bahan pendukung pembuatan sosis biasanya berupa beberapa jenis tepung, seperti tepung tapioka dan pati kentang. Tepung tapioka berfungsi sebagai bahan pengikat antara daging dan bahan lainnya. Hal ini dikarenakan tepung ini memiliki zat amilokpotin nan tinggi sehingga tak menggumpal, memiliki daya lekat nan tinggi, tak mudah pecah atau rusak, dan suhu gelatinisasi nisbi rendah. Pati kentang dipakai sebagai penambah rasa.
Selain itu, bahan pendukung lainnya ialah isolat protein kedelai, nitrit, phospat, sodium Erythorbate, garam, bawang putih, merica, bahan penyedap, dan minyak goreng. Isolat protein kedelai memiliki kandungan protein tinggi tetapi rendah karbohidrat. Bahan ini berfungsi mengikat air dan membentuk sistem emulsi dan digunakan sebagai blinder.
Nitrit berfungsi menstabilkan rona daging, menghambat pertumbuhan racun dan mikroorganisme pembusuk, dan mencegah ketengikan. Namun sayang, penggunaannya harus dibatasi sampai 15- 20mg/kg bobot badan nan mengkonsumsi. Kalau tak begitu, akan berefek meracuni daging dan berujung kematian. Phospat bisa digunakan buat meningkatkan kapasitas pengikatan air, asalkan menggunakan anggaran nan benar, yaitu 0,5% dari produk akhir.
Sodium erythorbate merupakan pengontrol rona cerah daging pada saat proses curing dan digunakan sebagai zat ntioksidan nan baik bagi tubuh. Dalam pembuatan sosis, garam dan bawang putih berfungsi sebagai penguat rasa dan pembunuh mikroba. Begitu juga dengan merica dan bahan penyedap. Namun, penggunaan bahan penyedap harus dibatasi, yaitu antara 0,2 sampai dengan 0,6% dari berat makanan nan dikonsumsi. Hal ini dikarenakan bahan penyedap mengadung MSG nan tak jika dikonsumsi terlalu banyak.
Selanjutnya, alat nan dibutuhkan cukup sederhana, yaitu squit, panci, kukusan, kompor gas, baskom, timbangan duduk, blender/gilingan daging, pisau, talenan, benang, termometer, dan mika. Cara pembuatan sosis juga cukup mudah dan terdiri atas beberapa tahap, yaitu kyuring, pembuatan adonan, pengisian selongsong atau stuffing , dan pemasakan.
1. Termin Kyuring
Pada termin kyuring, kita bisa memotong daging sebesar telapak tangan atau ukuran 10x10x2 dengan dilumuri campuran gula dan garam kristal serta sodium Erythorbate sebanyak 22,5 gram buat 50kg daging nan akan diolah. Termin ini dikerjakan selama sehari semalam dengan suhu 2-4C perhari.
2. Termin Pembuatan Adonan
Tahap selanjutnya ialah termin pembuatan adonan. Termin ini dimulai dengan penggilingan daging. Setelah itu, dicampur dengan semua bahan pendukung seperti nan disebutkan di atas sinkron selera dengan ditambahkan air. Lalu semua adonan ini akan mengalami emulsifikasi.
3. Termin Stuffing
Tahap selanjutnya dalam pembuatan sosis ialah stuffing atau pengisian selongsong. Selongsong nan digunakan bisa berupa selongsong alami, seperti usus sapi, kambing, domba, dan babi. Bisa juga berupa produk kimia seperti sellulosa, kolagen dan plastik. Termin stuffing atau penggisian selongsong dilakukan sinkron selera kita. Selain itu, bergantung juga pada tipe, ukuran, kemudahan proses penyimpanan, dan permintaan konsumen serta keadaan biaya. Namun, biasanya berbentuk bulat panjang.
4. Termin Pemasakkan
Tahap selanjutnya ialah termin pemasakkan. Termin ini sangat krusial sebab selain sebagai proses pematangan daging sehingga bisa menjadi empuk, juga berfungsi buat membunuh mikroba nan masih berkembang. Selain itu, termin ini juga berfungsi buat meningkatkan rasa dan aroma, serta memberikan rona nan cerah. Termin ini dipercaya bisa memperpanjang umur layak konsumsi sosis.
Tahap pemasakan bisa dilakukan dalam berbagai cara. Misalnya, perebusan, pengukusan, atau pengasapan. Yang terpenting, dalam proses pemasakan, sosis harus berada pada kisaran suhu 70º sampai dengan 75º C. Lama pemasakan bergantung pada jenis sosis nan dibuat.
5. Termin Cooling
Tahap terakhir dalam pembuatan sosis ialah cooling. Termin ini merupakan termin pendinginan. Pada termin ini sosis berada pada kisaran suhu antara 0 sampai 5º C. Fungsi termin ini ialah menonaktifkan mikroba pembusuk nan masih belum wafat saat pemasakan sehingga sosis bisa tahan lama dan tak cepat membusuk dan rusak. Jika struktur sosis sampai rusak, dapat mengakibatkan keracunan makanan.
Setelah kita intip bersama proses pembuatan sosis, bisa kita simpulkan bahwa sosis ialah makanan sehat nan layak buat dikonsumsi oleh semua orang. Selanjutnya, sosis juga diproduksi dalam banyak jenis dan rata-rata nama sosis diambil dari nama daerah produksi. Hal nan terpenting lagi, membuat sosis ini cukup mudah sebab bahan bakunya mudah didapat disekitar kita. Lantas mengapa kita tak mencoba pembuatan sosis ini di rumah? Selamat mencoba!