Kehidupan Setelah Berpoligami
Keluarga Aa Gym pernah menjadi acuan sebagian keluarga Indonesia di akhir 90-an dan awal 2000. Betapa tidak, di tengah kesibukannya sebagai dai saat itu, Aa Gym masih dapat menjadi ayah dan suami nan baik bagi anak-anaknya. Keputusan Aa Gym berpoligami menghancurkan kekaguman banyak orang. Keluarga Aa Gym "seolah" tak pantas menjadi teladan lagi.
Keluarga Bahagia
Aa Gym, KH Abdullah Gymnastiar, memiliki nama orisinil Yan Gymnastiar. Pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, 29 Januari 1962 ini menikahi Ninih Muthmainah Muhsin nan populer dengan panggilan Teh Ninih dan dianugerahi tujuh orang anak.
Keluarga Aa Gym tinggal di kawasan Geger Kalong, Bandung. Seiring popularitas Aa Gym menjelang 2000, loka tinggal keluarga Aa Gym juga menjadi permukiman wisata dakwah. Banyak orang datang dari berbagai penjuru Indonesia buat mendengarkan nasihat-nasihat Aa Gym.
Tema ceramah Aa Gym ringan dan sinkron buat keluarga Indonesia. Aa Gym juga kerap mengambil contoh dari kehidupan rumah tangga serta konduite keluarganya. Tidak heran, jika keluarga Aa Gym dijadikan contoh ideal keluarga Indonesia.
Keputusan Berpoligami
Pada 2006, masyarakat Indonesia gempar dengan keputusan poligami Aa Gym. Lelaki berperawakan mungil itu menikah dengan seorang janda nan memiliki tiga anak bernama Alfarini Edarini nan kerap disapa Teh Rini. Poligami Aa Gym menjadi warta primer di banyak media, baik koran harian maupun tabloid mingguan.
Bahkan, kabar pernikahan kedua Aa Gym juga membuat sibuk istana negara. SMS nan menentang pernikahan kedua Aa Gym membanjiri SMS center dan telepon genggam pribadi Presiden SBY dan Ibu Ani, istrinya. Ada kekhawatiran para suami akan meniru poligami tersebut atas dasar agama dengan Aa Gym sebagai rujukannya.
Suasana agak reda setelah Aa Gym dan Teh Ninih berani tampil memberikan penjelasan. Bahkan, dalam satu kesempatan, Teh Rini dan Teh Ninih tampil berdampingan. Sejak kabar poligami Aa Gym tersiar, popularitas juga omset perusahaan keluarga Aa Gym menurun. Meskipun begitu, Aa Gym tetap tampil off air memberikan nasihat dan materi keislaman sebagaimana biasanya.
Kehidupan Setelah Berpoligami
Awal November 2008, Teh Rini melahirkan anak pertamanya dari Aa Gym. Media kembali menyorot keluarga Aa Gym. Ketidakdatangan Teh Ninih ke rumah sakit menjenguk The Rini menjadi target empuk gosip media cetak dan elektronik.
Di akhir 2009 pun, tersiar kabar Teh Ninih menggugat cerai Aa Gym. Media massa memberitakan dengan berbagai prasangka. Konon, Aa Gym lebih sering bersama Teh Rini, istri mudanya, daripada bersama Teh Ninih. Namun, gosip tak sedap ini tak terbukti kebenarannya.
Setelah berpoligami, kesibukan Aa Gym tak begitu menjadi sorotan wartawan. Hanya sesekali media meliput kegiatan dan mewawancarainya. Namun, Aa Gym menikmati kehidupan keluarganya nan lebih tenang, jauh dari sorotan.
Aa Gym dan Teh Ninih aktif berdakwah. Bahkan, kehidupan poligaminya menjadi kisah tersendiri dalam beberapa ceramahnya. Di balik segala kritikan, Aa Gym juga menuai hikmah besar dari keputusannya buat berpoligami.
Belajar dari Kisah Keluarga Aa Gym
Meski kini Aa Gym telah kembali rujuk dengan Teh Ninih, tetap saja apa nan telah terjadi dahulu tidak bisa dilupakan banyak orang. Tetap menjadi kenangan nan tidak bisa dilupakan. Ibaratnya Aa Gym pernah melakukan pribahasa, “Gara-gara nila se-titik rusak susu se-belanga”.
Meski menurut agama Islam Aa Gym tak berdosa melakukan poligami, namun dari sisi sosial masyarakat ia telah menzhalimi. Pasalnya, begitu banyaknya kasus ketidakadilan nan dilakukan oleh orang-orang nan berpoligami terhadap wanita.
Apa nan dilakukan Aa Gym ialah pelajaran bagi dirinya dan bagi orang lain. Bila dikaji, ada tiga pelajaran nan dipetik.
1. Hati-Hati dengan Ucapan
Ketika Aa Gym menjadi penceramah prominen dan umumnya disukai oleh para wanita, pernah muncul pertanyaan. Apakah Aa Gym bakal melakukan poligami? Sempat tersebut ucapan, bahwa ia tak akan melakukan poligami.
Namun nyatanya, ia malah melakukan poligami. Ini menjadi catatan, bahwa ketika berbicara mesti dilakukan kehati-hatian. Jika hal itu sesuatu nan mungkin terjadi lebih baik dijawab dengan sesuatu nan sederhana atau bahkan dengan ayat al-Qur’an saja, jika itu berhubungan dengan masalah agama.
Di sinilah menjadi pelajaran untuk Aa Gym. Ia nan selalu mengajak seseorang dekat dengan Allah. Selalu mengajak orang nan didakwahinya buat taat kepada Allah. Tapi Aa Gym, ketika itu, lupa buat menjawab dengan ucapan nan menyandarkannya kepada Allah.
Demikian halnya menjadi pelajaran bagi selain Aa Gym, bahwa jawaban buat nan akan datang tak dapat dijawab begitu saja. Pasalnya, kita tak mengetahui apa nan bakal terjadi. Karena itu, ucapkanlah dengan iringan kata “Insya Allah”.
2. Tak Semua Orang Memahami Keinginan Diri Kita
Mungkin Aa Gym memilih menikah, lantaran ia kasihan melihat Teh Ninih sudah melahirkan tujuh orang anak. Maka dari itu, ia memilih menikah. Sekiranya maskud Aa Gym seperti ini, tentu saja tidak semua orang dapat menerimanya.
Aa Gym sendiri ialah orang nan taat. Menyalurkan hasrat biologis dalam Islam hanya dengan menikah. Lantaran kasihan melihat The Ninih mungkin Aa Gym melakukan langkah poligami.
Sayangnya, keinginan Aa Gym menikah lagi tidak dibeberkan dengan jelas. Demikian halnya dengan The Ninih sendiri tidak memberikan komentar seputar pernikahan Aa Gym. Hanya menunjukkan tanda keridhaannya.
Di sinilah nan menjadi evaluasi banyak orang bahwa Aa Gym tidak sinkron dengan pendapatnya. Bahwa Aa Gym tidak mampu membuktikan dengan jelas kepada khalayak, mengapa ia menikah. Padahal, dirinya ialah publik figur dan contoh teladan banyak orang.
3. Kehancuran Karir
Setelah menikah dengan Teh Rini, karir Aa Gym pun menjadi menurun. Bisnis Aa Gym mengalami kemunduran. Bahkan ada seseorang nan mengaku dirinya kehilangan pekerjaan pasca Aa Gym menikah lagi.
Inilah pelajaran bagi Aa Gym. Terkadang mengambil keputusan harus melihat sisi positif dan negatif. Dan pelajaran bagi selain Aa Gym, bahwa seorang ustad bukanlah seorang Nabi. Sehingga kemungkinan melakukan kesalahan ialah hal nan mungkin saja terjadi.
Namun nan paling disedihkan, kehancuran karir Aa Gym sebagai ustad prominen dan kehancuran bisnis nan dijalankannya. Inilah pelajaran nan dialaminya. Bisnisnya nan begitu gemilang, harus hancur lantaran kesalahan tindakan.
Meski demikian, bagi Aa Gym tentu saja ada hikmah nan tak diketahuinya. Bagi orang nan melihat peristiwa ini menjadi pelajaran berharga. Pelajaran buat berpikir cerdas dan bijak dalam mengambil keputusan.
Aa Gym kini harus memulai dakwahnya persis seperti nol. Ia tidak lagi dapat sesering mungkin tampil di televisi seperti dahulu. Bahkan, jamaah nan dulu setia mendengarkan ceramahnya, sudah tak lagi aktif mendengarkan ceramahnya. Mereka menilai, Aa Gym tak konsisten dengan dakwahnya.
Meski Aa Gym sudah menikah lagi dengan Teh Ninih tetap saja perjalanan dakwahnya tidak dapat segemilang dulu. Ia hanya dapat berdakwah melalui mesjid dan media sosial. Tentu saja, audiens nan mendengarnya tidak begitu banyak.
Dan ini juga menjadi pelajaran bagi para pendakwah. Hendaklah bertindak nan tidak mengusik perasaan jamaah. Jika sampai mengusik, maka Anda bakal kehilangan mereka. Oleh sebab itu, selain ilmu nan bersumber dari pengalaman diri sendiri nan disampaikan, maka lengkapi juga dengan konduite nan bijak.
Sungguh, apa nan terjadi pada keluarga Aa Gym ialah ilmu nan dikirimkan Allah Swt kepada umat Islam. Bahwa guru bukanlah nabi. Ia mungkin saja berbuat salah. Bisnis nan sudah dibangun mesti dijaga, bukan hanya dari sisi produktifitas karyawan tapi sikap nan diambil oleh pemilik bisnis. Bagi para pendakwah, hendaklah menjaga perilakunya nan selaras dengan ucapannya.
Sejatinya, masih banyak lagi pelajaran nan bisa ditangkap dari kasus Aa Gym dan keluarganya. Yang penulis ungkapkan ini adalah, apa nan penulis lihat dari sisi secara umum. Jika diteliti lagi lebih banyak pelajaran nan dihadirkan dari kisah Aa Gym dan keluarganya.
Beginilah cara Allah memberikan pelajaran berharga kapada manusia. Pelajaran bukan hanya melalui kitab kudus dan alam, tapi dari peristiwa langsung nan disaksikan. Karena itu, bersyukurlah bila mampu menjaga diri dari apa nan telah terjadi pada Aa Gym.
Semoga artikel ini bermanfaat buat Anda. Peristiwa nan dialami Aa Gym dan keluarganya bukan nan pertama kali disaksikan. Karena itu, perhatikan juga kasus sejenis, dan rekamlah pelajaran apa nan dipetik.