Pengantar Inflasi

Pengantar Inflasi

Teori ekonomi bisa dibagi ke dalam dua kelompok besar, yakni ekonomi mikro dan ekonomi makro. Teori ekonomi mikro membahas teori-teori ekonomi dalam lingkup individu seperti konduite konsumen, proses pembentukan harga, dan teori faktor produksi. Sementara itu, ekonomi makro membahas cakupan nan lebih luas dari ekonomi mikro.

Ekonomi makro membahas masalah aggregate suatu negara terkait dengan permasalahan ekonominya. Untuk lebih menambah pemahaman Anda tentang ekonomi makro, Pada artikel ini akan dibahas sekelumit cerita tentang inflasi nan merupakan salah satu cakupan ekonomi makro.

nflasi ialah peningkatan harga generik barang dan jasa. Untuk dipertimbangkan inflasi, kenaikan harga harus meluas dan terjadi selama jangka waktu nan diperpanjang. Sederhananya, kenaikan harus mencerminkan perubahan dalam perekonomian secara keseluruhan.

Peningkatan ini mengurangi nilai dari uang. Ketika inflasi di loka kerja, konsumen menghabiskan lebih banyak uang buat barang nan sama dan jasa mereka sebelumnya mampu membeli dengan harga lebih rendah.



Cara Mengukur Inflasi

Ada beberapa metode nan digunakan buat mengukur inflasi. Indeks Harga Konsumen (CPI) ialah pengukuran nan paling umum. Seperti namanya, CPI mengukur dari segi harga konsumen. Metode lain pengukuran generik adalah

Deflator Produk Domestik Bruto (PDB-Deflator). PDB deflator-menilai inflasi dalam perekonomian secara holistik sebab mempengaruhi semua cabang pemerintahan dan bisnis, serta konsumen.

Ada langkah-langkah lain inflasi nan ditargetkan terhadap sektor-sektor ekonomi tertentu. Misalnya, Biaya Ketenagakerjaan Index (ECI) mengukur seperti itu terjadi mempengaruhi tenaga kerja. Pengukuran lain fokus pada suku kembang dan asa konsumen atau orang-orang bisnis.

Dengan cara nan berbeda begitu banyak buat mengukur inflasi, hal itu mungkin tampak sulit buat mengetahui mana nan harus digunakan dan kapan. Pada dasarnya, metode pengukuran tergantung pada bagaimana pengukuran akan digunakan.

Salah satu cara generik pengukuran inflasi melibatkan membandingkan dua set produk. Produk-produk ini dibandingkan pada waktu nan berbeda buat mencatat setiap perubahan harga.

Untuk dipertimbangkan kenaikan biaya dampak inflasi, perubahan harga tak dapat sebab peningkatan kualitas. Selain itu, kenaikan harga harus mempengaruhi sejumlah besar produk dan jasa. Kenaikan harga nan mempengaruhi hanya beberapa produk tak dapat dianggap inflasi.

Hal ini berlaku generik bahwa inflasi disebabkan oleh kenaikan jumlah uang beredar. Dengan pencetakan uang terlalu banyak datang kenaikan harga alami. Banyak ekonom menyatakan bahwa uang-adalah hal nan berkaitan dan merupakan faktor primer dalam menetapkan taraf inflasi.

Dan nan lain menegaskan bahwa gerakan uang dan taraf suku bunga, dalam hubungannya dengan output, ialah faktor primer nan menyebabkan hal itu. Namun, ada teori lain.

Sementara banyak konsumen melihat inflasi sebagai sepenuhnya negatif, mereka tak selalu sepakat dengan ekonom. Anehnya, skala kecil inflasi bisa dilihat sebagai positif dari segi ekonomi secara keseluruhan.

Sebagai contoh, sering dipandang sebagai bonus bagi individu buat berinvestasi, bukan hanya menghemat. Hal ini juga memberi bank sentral suatu manuver buat merangsang ekonomi.



Keterkaitan Antara Uang Beredar dengan Inflasi

Hubungan antara uang beredar dan inflasi dijelaskan berbeda tergantung pada jenis teori ekonomi nan digunakan. Dalam kuantitas teori uang, juga disebut monetarisme, interaksi dinyatakan sebagai

MV = PT,

atau Uang Beredar x Velocity Uang = Transaksi x Taraf Harga. The Velocity dan Transaksi dianggap konstanta, sehingga sinkron dengan klarifikasi ini pasokan dan harga memiliki interaksi langsung.

Dalam teori Keynesian, digambarkan masih ada interaksi antara jumlah uang beredar dan inflasi, dan itu bukan faktor besar hanya nan bisa mempengaruhi inflasi dan harga. Umumnya, teori Keynesian menekankan interaksi antara permintaan total atau agregat dan perubahan inflasi.

Perubahan jumlah uang beredar sering digunakan buat mencoba dan mengendalikan kondisi inflasi. Ketika suatu daerah sedang mencoba buat menurunkan inflasi, bank sentral umumnya akan menurunkan suku kembang kredit dan meningkatkan minat.

Ketika inflasi turun di bawah taraf target, standar-standar umumnya santai dalam upaya buat merangsang ekonomi. Biasanya, negara menggunakan sistem perbankan federal buat menetapkan batas pinjaman dan kembang berdasarkan data ekonomi.

Uang meningkat ditunjukkan oleh pasokan kadang-kadang bisa menyebabkan kondisi nan disebut hiperinflasi. Hal ini terjadi ketika inflasi melompat sangat tinggi dalam waktu singkat, meskipun definisi nan tepat agak variabel. Para ekonom sering mengatakan hiperinflasi terjadi ketika inflasi melompat 50% dalam satu bulan, namun estimasi lain juga digunakan.

Uang beredar dan hiperinflasi terkait sebab kondisi bisa terjadi akibat, tiba-tiba besar menuangkan uang ke perekonomian tanpa kenaikan terkait dalam produksi atau ketersediaan barang. Jika, dalam contoh pertama, kota nan mendapat kenaikan UMK / gaji sebesar Rp 500 ribu per bulan, maka harga gas tiba-tiba dapat kalikan dengan berkali-kali, menyebabkan taraf luar biasa tinggi dari inflasi.,



Pengantar Inflasi

Aspek-aspek nan dikaji langsung di Ekonomi makro adalah:

  1. Pendapatan nasional
  2. Neraca pembayaran dan kurs valuta asing
  3. Peluang lapangan pekerjaan
  4. Inflasi
  5. Investasi
  6. Pertumbuhan ekonomi
  7. Pengangguran
  8. Suku kembang dan pasar saham

Inflasi ialah sebuah kenyataan di mana kesamaan harga produk atau jasa nan ditawarkan mengalami kenaikan terus menerus. Kenaikan tersebut haruslah berada dalam jangka waktu nan panjang. Kenaikan harga pada jangka waktu eksklusif saja tak bisa dikatakan sebagai sebuah inflasi.



Sebab Inflasi

Kaum strukturalis berpendapat bahwa inflasi disebabkan sebab adanya dorongan dampak kekakuan strukural dan berbagai kendala-kendala. Kendala-kendala tersebut, di antaranya hambatan dan sifat penawaran bahan pangan nan inelastis, hambatan devisa, dan hambatan fiskal. Menurut mereka, inflasi terjadi sebagai konsekuensi dari pembangunan ekonomi itu sendiri.

Sementara itu, pandangan kaum ekspektasi rasional mendasarkan pada sisi penawaran. Menurut mereka inflasi merupakan kenyataan moneter. Hal itu terjadi buat menjaga kestabilan harga. Penurunan tarif pajak merupakan salah satu cara dalam mengurangi taraf inflasi.



Jenis Inflasi

Berikut ini jenis-jenis inflasi nan sering dibahas.

a. Demand-pull inflation

Inflasi ini terjadi sebab adanya guncangan permintaan. Perubahan mendadak dari aspek permintaan mendorong terjadinya inflasi. Kenyataan pada hari natal dan hari seremoni keagamaan lainnya seperti idul fitri merupakan salah satu contoh nan dapat menjelaskan kenyataan ini.
b. Cost-push inflation

Inflasi nan terjadi sebab adanya kenaikan biaya fakor produksi. Dampaknya ialah produsen mengurangi pasokannya ke pasar. Pada akhirnya akan membuat harga naik (sesuai hukum penawaran).
c. Structural Inflation

Inflasi nan terjadi sebab adanya berbagai faktor nan mendorong terjadinya perubahan taraf harga secara simultan. Berbagai faktor hambatan tersebut mempengaruhi taraf permintaan dan penawaran dalam sistem perekonomian.

Pada akhirnya terjadi kekacauan dan penawaran tak bersifat responsif lagi terhadap permintaan nan ada. Kenyataan krisis ekonomi dunia pada 2008 dapat menjadi contoh nan baik dalam menjelaskan kenyataan ini.



Inflasi Negatif

Tentang Inflasi negatif ini ialah kenyataan ekonomi di mana ekonomi bergerak keluar dari suatu periode inflasi dan memasuki periode di mana ada sedikit uang beredar. Selama periode di mana terjadi penurunan dalam pasokan uang, harga produk tetap agak konstan.

Akibatnya, ada peningkatan nilai mata uang itu nan di bantu gilirannya dalam memperkuat posisi uang itu dan membantu menggerakkan perekonomian dari inflasi dan kembali ke status nan seimbang.

Meskipun ada beberapa ciri generik dibagi antara inflasi dan deflasi negatif, ada satu disparitas penting. Dengan periode deflasi, baik penurunan dalam pasokan uang dan penurunan harga barang-barang konsumsi dan jasa berlangsung.

Ini berarti bahwa dengan deflasi, perekonomian secara holistik mengalami penurunan. Sebaliknya, periode inflasi negatif memiliki sedikit atau tak ada imbas pada harga, hanya jumlah uang nan tersedia buat membeli produk tersebut.