Menjadi Inspirasi
Jika Anda termasuk pengemar film Indonesia, niscaya sangat kenal dengan film nan satu ini. Film nan diangkat dari novel karya Andrea Hirata ini memikat jutaan hati penontonnya sebab isinya nan sarat nilai dan pesan moral. Dirilis pada 2008, Laskar Pelangi ditonton oleh hampir 4.6 juta orang dan menjadi film nan fenomenal.
Selain diputar di Indonesia, Laskar Pelangi juga lolos Festival Film Berlin (2009), menjadi film tamu di Zlin International Film Festival, Ceko, dan diputar di beberapa negara lainnya. Di mana pun film ini diputar, bioskop selalu padat penonton. Bahkan, mereka rela mengatre berjam-jam demi mendapatkan tiketnya. Ketika diputar di luar negeripun, penonton berkebangsaan asing menyatakan pujian terhadap film ini.
Film Laskar Pelangi merupakan adaptasi dari nover garapan Andrea Hirata. Novel Laskar Pelangi nan disebut juga sebagai autobiografi Andrea Hirata ini merupakan salah satu dari tetralogi karya nan diciptakannya. Setelah Laskar Pelangi, novel lainnya nan merupakan lanjutan kisah ini ialah Sang Pemimpi, Maryamah Karpov, dan Edensor.
Tentu saja, novel ini sangat memperkaya karya sastra Indonesia dan perfilman Indonesia nan selama ini tertidur cukup lama. Film Laskar Pelangi merupakan film terlaris di era baru ini nan ditonton oleh 4,6 juta orang. Laskar Pelangi juga masuk ke dalam urutan keempat sebagai film nan paling banyak ditonton. Pada urutan pertama, film nan paling banyak ditonton ialah Jelangkung (5,7 Juta), disusul dengan Pocong 2 (5,1 Juta), dan di urutan ketiga ialah Ada Apa dengan Cinta (4,9 Juta)
Keberhasilan ini juga merupakan hasil jerih payah seluruh kru film dan para artisnya. Film ini disutradarai oleh Riri Riza. Skenario film ditulis oleh Salman Aristo dan dibantu oleh Riri Riza dan Mira Lesmana. Pemerannya diambil dari anak-anak berbakat dari Belitung orisinil nan berkolaborasi dengan 12 aktor terbaik Indonesia. Lokasi shooting film inipun berada di Belitung.
Film Laskar Pelangi tidak hanya istimewa dengan cerita dan pemerannya. Soundtrack Laskar Pelangipun dinyanyikan oleh Band papan atas Indonesia, Nidji. Makna lirik nan terdapat di dalamnya sangat menggambarkan laskar pelangi dengan unsur bahasa puitis. Tak heran jika lagu dengan judul nan sama dengan filmnyapun disukai oleh masyarakat Indonesia. Lalu, seperti apa cerita Laskar Pelangi itu? Berikut sinopsis film Laskar Pelangi .
Sinopsis Film Laskar Pelangi : Si Terpuruk dan Terhebat
Kisah ini diawali dengan konflik awal tentang sekolah di pedalaman. SD Muhammadiyah di Desa Gantong Belitong terancam ditutup jika nan mendaftar sekolah kali ini tidak sampai 10 anak. Bu Muslimah dan Pak Harfan dan sembilan muridnya menunggu-nunggu satu orang nan harus melengkapi kelas tersebut. Akhirnya, seorang anak bernama Harun datang menyelamatkan kelangsungan SD tersebut.
Bu Muslimah memberikan penghargaan nama “Laskar Pelangi” pada kesepuluh muridnya. Kesepuluh anak itu ialah Ikal (Zulfany), Lintang (Ferdian), Mahar (Verrys Yamarno), Konon (M.Syukur Ramadhan), Trapani (Suharyadi SR), Sahara (Dewi Ratih Ayu), Kucai (Yogi Nugraha), A Kiong (Suhendri), Borek (Febriansyah), dan Harun (Jeffry Yanuar).
Bu Muslimah ialah sosok guru nan menjadi anutan murid-muridnya, penuh kelembutan dan tanpa pamrih memberikan pengetahuan bukan hanya mengenai pelajaran, tetapi juga mengenai akhlak. Meski sekolah mereka hanya berupa gubuk reot, baik guru maupun kesepuluh anak itu masih bersemangat.
Hari pertama bersekolah di SD Muhamadiyah menjadi awal taaruf mereka dan berlanjut menjadi persahabatan nan erat. Kesepuluh anak itu memiliki keunikan tersendiri, Lintang memiliki kecerdasan nan luar biasa. Meskipun memiliki banyak keterbatasan, minatnya buat belajar tak pernah surut. Mahar dianugerahi talenta sebagai artis sejati nan selalu mengejutkan teman-temannya dengan ide-idenya nan brilian tapi gila. Sahara, satu-satunya wanita dalam kelompok tersebut, memiliki sifat nan keras kepala dan sangat teguh memegang agama.
Kecintaan anak-anak itu terhadap pendidikan sangat besar. Bahkan, mereka rela menempuh jeda puluhan kilometer buat dapat menimba ilmu. Sedikit demi sedikit, mereka membentuk impian tentang masa depan, meski secara logika impian tersebut mustahil diraih. Mereka berjuang di tengah kemiskinan dan ancaman ditutupnya SD Muhamadiyah.
Kejadian-demi kejadian nan penuh kesan memenuhi tahun-tahun kebersamaan mereka. Misalnya, saat ketika Lintang sukses memenangkan lomba cerdas cermat melawan anak-anak kota, bahkan sukses menjatuhkan argumen Drs. Zulkifli, seorang guru sekolah PN nan modern. Mahar, dengan talenta seninya sukses membuat ilmu tari unik nan membawa kelompok ini memenangkan lomba seni dan sekali lagi mengharumkan nama SD Muhamadiyah.
Menjelang kenaikan ke SMP, ayah Lintang meninggal. Dengan berat hati, Lintang–si Einstein kecil-- nan sangat mencintai ilmu dan buku harus rela meninggalkan sekolah sebab sebagai anak lelaki tertua ia harus menghidupi adik-adiknya. Keluarnya Lintang dari sekolah membuat teman-temannya merasa sedih dan kehilangan, akan tetapi tak mematikan semangat buat menyelesaikan sekolah.
Di akhir cerita ini, muncul tokoh baru bernama “Flo” nan menjadi anggota laskar pelangi. Dengan demikian, anggota laskar pelangi menjadi 11 orang. Flo, gadis tomboy dari keluarga kaya raya ini memiliki image nan sangat berbeda dengan kesepuluh anggota laskar pelangi lainnya. Ayah gadis ini merupakan orang berpendidikan tinggi nan memiliki jabatan krusial di perusahaan mili BUMN. Kedatangan Flo di Laskar Pelangi menambah rona tersendiri dan cerita nan ditampilkan semakin menarik.
Film ditutup dengan kembalinya tokoh Ikal dewasa (Lukman Sardi) ke tanah kelahirannya, yaitu Belitong setelah memenangkan beasiswa Uni Eropa buat belajar di Paris, Prancis. Janji nan diikrarkan semasa kecil sebagai anggota Laskar Pelangi menjadi pemicu tekadnya buat terus berjuang meraih impian hingga ia berhasil.
Nilai Moral dan Pendidikan
Sebagian dari 4,6 juta penonton niscaya meneteskan air mata ketika melihat perjuangan Laskar Pelangi ini. Bahkan, dapat jadi Andapun salah satu dari penonton nan terharu melihat kisah ini. Latar dalam film nan mencoba menghadirkan latar orisinil SD Muhammadiyah di Belitung ini terasa sangat nyata. Apalagi, tokoh-tokoh di dalamnyapun menggunakan bahasa nan sama sekali tak terkesan dibuat-buat.
Melalui cerita nan mengharukan dan penampilan tokoh-tokoh nan luar biasa, Laskar Pelangi telah memberikan sebuah cerita dengan kandungan nilai kehidupan nan terkandung di dalamnya. Bagaimana tidak, cerita nan mengangkat tema tentang perjuangan anak-anak dalam pendidikan ini memang memberikan suatu citra nan konkret bahwa sekolah buruk bukan halangan buat menjadi murid luar biasa.
Nilai pendidikan dalam film ini tampak ketika tim Laskar Pelangi dari SD pelosok harus melaksanakan ujian bersama dengan anak-anak SD PN Timah. Dua global yag berbeda ini disatukan dalam sebuah adegan nan sangat menakjubkan. Anak-anak SD PN Timah nan terlihat higienis dan rapi ini berada satu ruangan dengan anak-anak laskar pelangi nan kumuh dan tak bersepatu.
Namun, ada sebuah nilai moral dan pendidikan nan terdapat di dalamnya. Hal itu terlihat pada Norma orang nan hanya menilai orang lain dari sisi luar serta penampilan. Jika dilihat sekilas, anak-anak SD PN Timah tentu lebih unggul tetapi Laskar Pelangi telah membuktikan bahwa asumsi tersebut tidak selalu benar.
Menjadi Inspirasi
Cerita nan sangat menyentuh hati dan mengobarkan semangat ini tentu bukan hanya sekedar hiburan. Film garapan Andrea Hirata nan ditonton orang dari seluruh global telah memberikan inspirasi. Semua orang memiliki kesempatan nan sama. Meski harus diperjuangkan, impian itu niscaya jadi fenomena jika diraih dengan sikap tidak gentar.
Anak-anak pelosok memiliki kesempatan nan sama buat menjadi orang sukses. Demikian juga anak-anak Indonesia yag berseragam bagus, bersekolah di loka nan megah, bahkan berasal dari keluarga kaya raya, tidak menjamin kualitas nan dimilikinyapun bagus. Kemiskinan dan keterbelakangan seakan-akan menjadi jembatan nan memisahkan pendidikan di Indonesia selama ini. Namun, film laskar pelangi telah membuktikan bahwa setiap orang memiliki kelebihan nan dia perjuangkan buat mewujudkan mimpinya.
Sebuah awal kehidupan nan terperosok ke dalam jurang kemiskinan dan jurang kelemahan akan membangun sebuah perjuangan buat merangkak menuju ke atas. Kalau perlu, berlari buat mencapai puncak impian. Tentu saja ini ialah inpirasi bagi siapa saja nan memiliki impian, atau nan sedang mencari mimpinya. Bahkan, buat menjalani kehidupan nan tadinya dianggap sangat terpuruk. Laskar Pelangi menumbuhkan barah kecil nan semakin lama semakin membara di dalam hati nan gelap gulita.