Serangan Pasukan Israel ke Palestina

Serangan Pasukan Israel ke Palestina

Israel merupakan salah satu negara Yahudi di global nan memproklamasikan kemerdekannya pada tanggal 14 Mei 1948. Negera ini disebut negara Yahudi sebab sebanyak 75% lebih penduduknya menganut agama Yahudi sedangkan agama-agama lainnya menjadi agama minoritas di sana. Sebagai sebuah negara besar, Israel juga memiliki pola pertahanan negara nan digawangi oleh militer Israel .

Saat ini, Israel masih berusaha buat menguasai tanah Palestina nan dianggapnya menjadi bagian dari Israel dengan cara mengadakan agresi-agresi militer di sekitarnya. Oleh sebab itu, angkatan bersenjata Israel sering dikatakan sebagai angkatan bersenjata nan mempunyai arogansi besar sebab sering berusaha menggempur negara-negara lain nan berada di sekitarnya.



Peta Kekuatan Militer Israel

Angkatan Pertahanan Israel atau Israel Defense Force (IDF) didirikan pada tanggal 14 Mei 1948, bersamaan dengan proklamasi kemerdekaan Israel. IDF ini memiliki tiga bentuk angkatan pertahanan, yaitu Angkatan Darat, Angkatan Udara, dan Angkatan Laut. Ketiganya memiliki logo serta peta kekuatan masing-masing. Total pasukan angkatan pertahanan ini mencapai sekitar 187.000 tentara aktif dan sekitar 425.000 tentara cadangan. Total pasukan nan sedemikian besar tentunya bisa mengakomodasi bentuk-bentuk perlawanan nan datang kepada Israel atau bahkan memfasilitasi agresi Israel ke negara-negara lain.

Pasukan-pasukan tersebut tak hanya terdiri dari laki-laki saja, namun banyak kaum perempuan nan turut menjadi anggota pasukan Israel. Hal ini disebabkan sebab Israel mewajibkan dinas militer nasional pada warganya nan berusia 18 tahun ke atas. Beberapa kriterianya yaitu memiliki kecakapan fisik dan mental serta mampu melaksanakan tugas kemiliteran selama minimal dua tahun.

Israel mewajibkan kaum laki-laki buat berdinas selama minimal dua tahun dan kaum wanita selama dua tahun atau kurang. Meski diwajibkan buat turut dalam tugas militer nasional, masih ada pengecualian-pengecualian seperti kondisi fisik nan tak memungkinkan, kondisi mental nan tak stabil serta masalah-masalah lainnya. Biasanya, pihak Israel lebih menyukai calon anggota militer nan beragama Yahudi daripada agama-agama lainnya.

Setelah dinas wajib militernya selesai, tentara-tentara tersebut dibebastugaskan namun sewaktu-waktu bisa dipanggil buat ikut betugas khususnya bila ada masa-masa krisis peperangan. Tentara tersebut dikatakan sedang menjalani dinas cadangan, pihak militer sering memanggil tentara cadangan ini selama sebulan dalam satu tahun apabila tentara tersebut masih dalam keadaan sehat fisik dan mental. Biasanya, mereka akan dipanggil oleh kesatuan mereka dulu saat masih menjadi tentara aktif, sehingga dapat dikatakan masing-masing tentara tersebut sudah seperti keluarga sebab akan selalu berjumpa kembali saat dibutuhkan dalam kemiliteran.

Selain tentara aktif dan tentara cadangan, ada juga tentara penjaga perbatasan. Tentara ini sebenarnya asalnya juga dari tentara IDF, namun mereka telah diberi pelatihan-pelatihan spesifik tentang penjagaan perbatasan serta serangan-serangan terorisme di perbatasan. Setelah itu, mereka akan ditempatkan di berbagai pos perbatasan di seluruh penjuru negeri. Satuan tentara perbatasan kemudian membentuk kesatuan sendiri dan manunggal dengan tentara IDF lainnya saat ada peperangan.

Selain memiliki jumlah pasukan nan memadai, Israel juga memiliki kendaraan dan persenjataan perang nan canggih. Pasukan Israel mempunyai sekurang-kurangnya 3650 kendaraan Tank, Armored Vehicle & Artileri sebanyak 6334 unit dan kendaraan pengangkut sebanyak 1800 unit. Seluruh kendaraan darat tersebut sebagian besar memiliki sistem teknologi canggih serta terawat dengan baik.

Untuk angkatan pertahanan laut, Israel memiliki kapal patroli atau kapal cepat bersenjata sebanyak 50 unit, kapal selam sebanyak tiga unit, serta memiliki kapal Frigate sebanyak 10 unit dan Corvette sebanyak tiga buah. Sama dengan armada daratnya, seluruh armada bahari Israel juga berteknologi tinggi dengan perawatan nan baik. Selain darat dan laut, pasukan Israel juga dilengkapi dengan persenjataan udara nan lengkap. Tentara Israel memiliki pesawat tempur sebanyak 875 buah, sebanyak 255 pesawat jenis lain serta sejumlah 286 unit heli tempur.

Di samping itu, Israel juga mempunyai senjata berupa rudal balistik seperti jenis JERICHO I-III, LORA dan lain sebagainya. Kekuatan militernya Israel ditambah lagi dengan senjata nuklir nan memiliki hulu ledak sekitar 400 buah. Melihat kekuatan pasukan Israel tersebut, bisa dibayangkan betapa kuat dan besarnya pasukan perang Israel. Oleh sebab itu, terkadang pasukan Israel melakukan penyerangan-penyerangan nan berujung pada malapetaka bagi negara atau area nan diserangnya.



Serangan Pasukan Israel ke Palestina

Konflik Israel-Palestina tampaknya tidak ada habis-habisnya. Awal mula konflik ini ialah perebutan wilayah antara Israel dan Palestina sebab keduanya menganggap bawah tanah wilayah nan ditempatinya merupakan wilayah mereka berdasarkan fakta-fakta sejarah nan ada.

Padahal, sebenarnya pada sekitar tahun 1947, Liga Bangsa-Bangsa ( PBB ) sudah menyusun kesepakatan adanya pembagian kedua wilayah setelah pihak Britania Raya melepaskan kuasanya atas Palestina. Setelah itu, pada tahun 1948, Israel segera memproklamirkan berdirinya negara tersebut nan ternyata juga menimbulkan ketidaksetujuan dari beberapa negara di Timur Tengah. Israel sendiri juga tak puas dengan pembagian wilayah tersebut dan terus merongrong keberadaan Palestina.

Sudah tak terhitung banyaknya agresi pasukan Israel ke daerah Palestina. Paling sering pasukan Israel menyerang Palestina di perbatasan jalur Gaza. Jalur ini dikenal sebagai jalur maut baik bagi warga Palestina maupun warga Israel. Agresif atau pejuang Palestina juga tidak kenal menyerah buat mempertahankan wilayahnya, jadi sebenarnya antara Israel dan Palestina sama-sama menderita kerugian. Oleh sebab persenjataan nan dimiliki oleh Israel lebih canggih maka pihak Palestina seringkali menderita kerugian nan lebih banyak.

Salah satu serangan militer Israel terbesar tercatat pernah dilakukan pada tahun 2008. Serangan militer tersebut diarahkan ke jalur Gaza selama tiga pekan dengan pengerahan seluruh kekuatan militer Israel mulai dari darat, laut, dan udara. Korban pun berjatuhan hingga berjumlah sekitar 1200 orang, termasuk sebanyak 410 anak-anak Palestina, bahkan tokoh-tokoh Hamas (gerakan pejuang Palestina) ada nan menjadi korban serangan tersebut. Selain itu, lebih dari 5000 orang terluka dan membutuhkan perawatan di tengah-tengah kekacauan suasana perang. Israel sering menggunakan alasan bahwa agresi nan dilancarkan ialah sebagai bentuk pembelaan diri terhadap agresi Hamas nan sudah dilakukan sebelumnya, padahal hal tersebut tak selalu benar.

Menurut beberapa pengamat politik Internasional, serangan-serangan Israel ke Palestina memiliki beberapa alasan politis nan salah satunya ialah mempermainkan pengaruh Iran di Palestina. Iran merupakan salah satu negara nan mendukung Palestina dan para pejuang Hamasnya. Hal tersebut dilakukan Iran dengan maksud buat mencegah kekuasaan tunggal Israel di Timur Tengah.

Oleh sebab itu, dengan agresi Israel ke jalur Gaza, diharapkan bisa menghancurkan Hamas sehingga pengaruh Iran di Timur Tengah juga semakin berkurang. Selain itu, Israel ingin menciptakan opini publik Internasional bahwa Hamas nan sering membuat kekacauan di jalur Gaza nan nantinya akan menghambat perdamaian antara Palestina dan Israel. Opini tersebut dimaksudkan agar global internasional tak lagi mendukung Palestina.

Sementara itu, Israel mendapat dukungan dari negara adidaya, Amerika Serikat. Dukungan ini berupa donasi dana buat mempersenjatai pasukan Israel. Donasi tersebut jumlahnya tak tanggung-tanggung, yaitu sekitar 2,4 miliar dolar Amerika per tahunnya. Donasi tersebut memungkinkan Israel buat terus memperbarui teknologi persenjataannya dan melakukan perawatan pada armada perangnya. Oleh sebab itu, pasukan Israel mampu melakukan berbagai agresi dan bertindak arogan, khususnya pada Palestina.