Bau Busuk?

Bau Busuk?

kwd]Musang[/kwd] sekarang sedang naik daun dan banyak dibicarakan di kalangan pecinta kopi. Bagaimana tidak, kotoran musang ini justru dicari-cari buat diolah menjadi minuman bergengsi tinggi. Ya, hewan ini merupakan pemakan buah kopi nan masak. Sedangkan biji-bijinya masuk dalam perut luwak tidak ikut tercerna dan terbuang melalui kotorannya.
Biji-biji kopi ini nan diburu oleh petani kopi, kemudian diproses menjadi bubuk kopi luwak. Di café dan hotel bintang empat harga satu cangkir kopi luwak dapat mencapai 100 ribu rupiah.



Tentang luwak

Luwak atau nama latinnya paradoxurus hermaphroditus merupakan hewan liar nan populasinya masih terjaga. Bentuk badannya sedang. Panjang luwak dewasa dapat mencapai 80 cm, berat badan hingga 8 kg. Ekornya panjang menjuntai berwarna hitam, fungsi ekor sebagai penyeimbang badan ketika dia sedang memanjat poho dan meniti dahan. Rona bulunya abu-abu gelap dipunggungnya terdapat totol-totol hitam, pada kaki-kakinya berwarna hitam. Matanya bulat melotot, moncongnya berwarna hitam legam. Mulutnya ditumbuhi taring nan tajam, berfungsi mengoyak daging buruan, dan alat pertahanan jika dia serang.

Hewan ini sebenarnya pemakan daging, karnivora, tapi terkadang dia memakan vegetasi dan buah-buahan. Hidupnya lebih banyak di daerah pegunungan, hutan dan kebun-kebun buah. Kemana pergi selalu sendirian atau hewan soliter, kecuali ketika musim kawin tiba luwak jantan pergi mencari makan bersama pasangannya.

Luwak merupakan hewan pemanjat nan baik, ketika berburu makanan dia mengincar sarang-sarang burung nan ada telurnya. Terkadang dia masuk perkampungan memburu ayam, anakan bebek peliharaan penduduk. Maka dari itu hewan ini masuk dalam kategori hama.



Suka Mencuri Ayam?


Teman-teman, luwak ialah binatang nan sangat pandai memanjat. Bahkan, kadang-kadang mereka sering berkeliaran di dahan atau cabang pohon. Hmmm, mungkin sebab suka memanjat dan susah ditangkap inilah musang dianggap licik.Kalau begitu, benarkah dia suka memakan ayam? Luwak ini biasanya kan diceritakan suka mengendap-endap ke kandang ayam pada malam hari? Hmmm, hal ini cukup salah.

Memang, hewan hewan pemakan daging suka berkeliaran di malam hari sebab ia ialah binatang nokturnal (binatang nan terjaga malam dan tidur pada siang hari). Tapi, mulut musang tak akan muat buat mengunyah ayam. Luwak biasanya makan buah-buahan. Kalaupun ada, binatang nan dapat dimakan, paling-paling serangga, cacing tanah, atau tikus.



Bau Busuk?


Oh ya, kita juga sering didongengkan bahwa jika luwak pipis, hewan ini akan mengeluarkan bau menyengat nan mungkin dapat membuat kita mual-mual.
Sebenarnya tak demikian juga. Musang tak pipis buat mengeluarkan bau tadi. Bau-bauan ini tercipta dari sebuah kelenjar di dekat anus musang. Nah, musang tak hanya membuat bau nan menyengat, tetapi juga bau harum daun pandan. Wah, menarik ya? Lalu, mengapa musang harus mengeluarkan cairan semacam itu?

Sepertinya, bau harum atau menyengat musang itu digunakan buat menandai wilayahnya. Pertama, agar binatang nan lebih besar, nan mungkin memakannya, tak berani mendekat sebab bau “busuk” tadi. Kedua, bau ini menunjukkan daerah kekuasaan musang tadi.



Jenis-jenis luwak

Sebaran hewan nocturnal ini merata disetiap negara. Jenisnya pun bermacam-macam demikian juga habitatnya tidak hanya di hutan saja, ada nan menghuni sungai, savannah, hutan hujan, perkampungan, ladang pertanian dan masih banyak lagi.
Berikut ini jenis-jenis luwak :

  1. Musang luwak

Musang luwak merupakan hewan liar nan banyak terdapat di Indonesia. Hewan ini merupakan hewan nan suka memanjat pohon, atap rumah ketika malam hari. Habitatnya merata di semua negara-negara Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam hingga ke Sri Lanka, Bangladesh dan negara Asia Selatan lainnya.
Belakangan ini luwak banyak diburu buat diternakan oleh petani kopi. Setiap hari dia diberi pakan buah kopi segar, dan kemudian kotorannya nan berupa biji-biji kopi dikumpulkan buat dijadikan komoditas nan bernilai hemat tinggi.

  1. Luwak pandan

Jenis lain dari luwak ialah luwak pandan masik masuk dalam family Mustelidae. Hewan ini habitatnya banyak dijumpai di Sumatera. Kenapa dinamai luwak pandan? Karena dari tubuhnya dia mengeluarkan semacam zat nan baunya mirip daun pandan. Karakteristik khas luwak pandan ada pada dahinya nan ditumbuhi bulu putih.
Dia mengeluarkan bebauan ini sebenarnya buat menandai daerah teotorialnya. Agar luwak lain tidak boleh masuk dalam wilayah kekuasaanya. Hewan ini menyukai buah-buahan nan masak agar mudah dicerna di lambung. Luwak memiliki sistem pencernaan nan tidak sempurna, proses pencernaannya sangat cepat. Pakan nan padat seperti biji-bijian bakalan tidak hancur dan keluar seperti semula.

  1. Binturong

Binturong / Arctictis binturong merupakan jenis luwak paling besar di antara keluarga mustelidae. Tubuhnya besar dan gempal, panjang binturong dewasa dapat mencapai dua meter dengan berat badan hingga 30 kg.

Tubuhnya diselimuti bulu lebat berwarna abu-abu dan kasar. Keduan matanya bundar melotot dan awas, dan moncongnya terdapat kumis panjang. Ekornya ditumbuhi bulu-bulu hitam keputih-putihan.
Kaki-kakinya pendek, dengan kuku-kuku nan tajam. Cakarnya ini berfungsi buat memanjat dahan nan tinggi. Gerakan binturong sebenarnya sanga lamban, apalagi ketika siang hari.
Orang Sumatera memanggilnya binturung, atau menturung, sedangkan bahasa Inggris ialah bearcat. Spesies ini mendiami hutan-hutan di Sumatera, Malaysia, dan Kalimantan.

Binturong merupakan hewan malam, dia akan aktif mencari makan di malam hari, dengan memanjat pohon –pohon besar dan meniti dahan mencari buah-buahan masak, dan mencari telur disarang burung. Siang harinya dihabiskan buat tidur.


Spesies ini populasi dialam liar semakin menurun, keprihatinan ini sebab faktor perambahan hutan nan menyebabkan habitat binturong menjadi sempit. Selain itu perburuan liar, binturong ditangkapi buat dipelihara sebagai hewan peliharaan.

  1. Garangan

Garangan merupakan kerabat terdekat dari luwak. Spesies ini hidupnya lebih banyak terdapat di pinggir-pinggir sungai, perkebunan dan padang rumput.
Postur tubuhnya tergolong kecil, bulu-bulunya berwarna coklat gelap. Walaupun tergolong kecil tapi dia kencang berlari, dan memiliki taring nan tajam.

Garangan merupakan hewan karnivora, nan beraktifitas di malam hari. Makannya antara lain serangga, moluska, tikus, ayam, dan burung. Bagi sebagian penduduk desa, garangan merupakan hama nan harus diburu. Garangan kerap memangsa anak ayam, dan itik. Sekali memangsa dia dapat membunuh dua sampai tiga ekor ayam. Garangan ini dapat memanjat tembok dan menyusup ke kandang ayam.

  1. Lingsang

Lingsang masuk dalam kerabat musang. Habitat alami lingsang berada di sungai, rawa dan muara. Lingsang tidak dapat jauh dari air, dia membangun sarangnya di lobang –lobang pinggir sungai.
Kebalikan dengan luwak, aktifitas lingsang lebih banyak dilakukan pada siang hari. Makanan primer lingsang ialah ikan, kerang, udang dan hewan-hewan air lainnya.
Lingsang merupakan hewan koloni kecil, kemana-mana selalu bersama –sama. Dalam kawanan kecil terdapat satu pemimpinnya. Hewan termasuk mudah beranak pinak, induk betina sekali beranak dapat melahirkan sampai lima ekor anakan.




Kopi Luwak

Oh ya, beberapa bulan lalu kita pernah mendengar adanya isu haram terhadap kopi luwak. Nah, teman-teman, luwak ialah salah satu jenis musang. Mengapa kopi luwak digosipkan akan diharamkan?
Begini, luwak kan seperti musang lain, mereka suka memakan buah-buahan. Nah, dalam buah kan niscaya ada biji-bijian nan ikut tertelan masuk ke dalam pencernaan musang. Biji-biji inilah nan nantinya dikeluarkan secara utuh sebagai kotoran musang.

Nah, musang dikenal sangat pemilih. Musang harus memakan buah nan benar-benar masak. Salah satu buah tersebut ialah buah kopi. Musang memakan buahnya, lalu mengeluarkan biji kopi tadi dalam kotorannya. Kabarnya, sebab ada proses dalam pencernaan musang, biji kopi nan keluar bersama kotoran musang, ialah biji kopi “pilihan”.
Nah, kalau biji kopi itu belum dicuci langsung diproses menjadi bubuk kopi, artinya kotoran itu ikut diproses. Inilah nan dipermasalahkan. Padahal, pastinya sebelum diproses, biji kopi harus dicuci dulu.



Luwak sebagai hewan peliharaan

Akhir-akhir ini dikota-kota besar bermunculan komunitas penggemar luwak. Hewan ini ditangkap dari alam buat dipelihara selayaknya kucing dan anjing.
Padahal luwak merupakan hewan liar nan sulit dijinakan, dan karakternya berbeda dengan hewan peliharaan lainnya. Luwak lebih aktif dimalam hari, dan pada siang dia lebih banyak tidurnya. Kalau dipelihara manusia, jam biologisnya menjadi terganggu. Siang diajak berinteraksi sedangkan di malam hari dibiarkan di kandang dan tidak diberi makan.
Demikian juga luwak tidak dapat memakan sembarang makanan nan disodorkan oleh manusia. Luwak hanya mau makanan nan mudah dicerna.

Sebaiknya jika ingin memelihara luwak, kita harus mempelajari karakter spesies ini lebih dulu. Jangan sampai malah ketika luwak sudah dipelihara dia jadi stress kemudian sakit dan akhirnya mati, sia-sia. Hewan liar itu lebih latif dinikmati ketika dia berada dihabitat aslinya.

Demikianlah sekilas tentang musang dan kerabatnya. Semoga bermanfaat.