Membuat Rujak Dengan Rasa Manis

Membuat Rujak Dengan Rasa Manis



Yogyakarta dan Rujak Es Krim

Bagi nan pernah ke Yogyakarta, mungkin pernah merasakan nikmatnya makan rujak es krim nan tak terlalu pedas. Anak-anak kos nan sedang menjalankan program penurunan berat badan, biasanya akan makan rujak es krim ini sebagai pengganjal perutnya. Maklum saja terkadang orang nan sedang menjaga berat badannya ini tak makan nasi. Mereka lebih banyak makan buah-buahan. Yang lebih menarik lagi ialah harganya. Rujak es krim ini dipatok pada harga 6000-7000 rupiah saja.

Kalau mau lebih pedas, biasanya penjual akan menambahkan cabai dalam bentuk halus. Buah-buahan nan digunakan seperti ketimun, jambu, apel, pepaya, nanas, dan lain-lain. Semua buah-buahan itu diparut sedemikian rupa sehingga berbentuk tipis panjang. Selanjutnya diberi saus rujak nan terdiri dari cabe, gula merah, terasi, kacang tanah goreng, air asam. Setelah dicampur lalu diatanya diberi es krim nan merupakan as puter.

Pedas, asam, manis, dingin, segar menjadi satu. Rujak es krim ini akan sangat laris ketika anak-anak istirahat sekolah atau para mahasiswa pulang kuliah pagi. Porsinya cukup banyak dan akan mengenyangkan. Itulah mengapa banyak nan menyukainya. Terkadang penjual rujak es krim ini akan berkeliling di kompleks perumahan. Namun kebanyakan dari mereka menetap di satu tempat. Pembelilah nan menghampiri mereka. Jangan lewatkan suguhan ini kalau sedang berada di Yogyakarta.

Tidak sulit menemukan penjual rujak es krim. Salah satunya ada di dekat Mirota Kampus, depan KFC Sagan. Selain itu, di dekat kampus UNY dan juga di dekat kampus Sanata Dharma. Mungkin di loka lain pun sudah ada nan menjual rujak es krim ini. Rasanya mungkin nan berbeda. Tidak tahu mengapa walaupun bumbunya sama, kalau tangan nan membuatnya berbeda, rasanya pun berbeda. Ini berlaku terhadap jenis makanan lain.

Misalnya, ada nan membuat pempek bersama dengan menggunakan bahan nan sama dan takarannya pun sama, hasilnya berbeda. Cuko pempek nan merupakan teman makan pempek pun begitu. Bahan sama, cara memasak sama, pada waktu nan sama, tetapi nan memasaknya berbeda, maka rasanya pun berbeda. Mungkin inilah nan disebut dengan misteri dapur masing-masing. Setiap orang telah dikarunia dengan kemampuan dan kelebihan masing-masing.



Tradisi Mitoni

Di berbagai daerah di Jawa, rujak dengan rasa manis ini sering dipakai buat perlengkapan upacara tradisional ketika ada wanita nan mengandung. Ketika usia kandungannya sudah menginjak bulan ke tujuh, maka ada tradisi nan dinamakan mitoni. Pada upacara nan bernuansa sangat sakral ini wanita nan sedang mengandung dimandikan dengan air nan dicampur dengan kembang mawar, melati dan kenanga. Kemudian para tamu nan hadir diberi atau disuguhi berbagai jenis sajian makanan.

Nah, salah satu jenis sajian makanan primer nan selalu ada dalam upacara mitoni ini ialah rujak dengan rasa manis. Maksud dan tujuan dari pemberian rujak berasa manis ini ialah pengharapan dan do’a agar bayi nan dilahirkan nanti dapat selamat dan wajahnya juga manis atau cakep dan segar seperti penampilan dari makanan nan rasanya juga manis dan segar ini.

Sebenarnya bagi orang lain nan lebih paham tentang ajaran agama Islam, tak ada ajaran buat melakukan tradisi ini. Ketika seorang wanita sedang mengandung, nan harus dilakukan ialah banyak berdoa dan tak perlu melakukan ritual nan tak ada tuntunannya. Kalau terlalu banyak melakukan nan tak ada tuntunannya, ditakutkan akan menuai dosa sebab dianggap melakukan bid’ah. Tentu bukan sesuatu nan menyenangkan di hadapan Tuhan.

Telah banyak habis uang, tenaga, dan pikiran mempersiapkan berabgai acara mitoni itu, lalu nan didapatkan hanya dosa. Jadi biasa saja ketika sedang mengandung itu. Tidak harus terlalu banyak melakukan hal-hal nan seharusnya tak dilakukan. Ajaran ini mungkin masih terkait dengan ajaran agama lain nan lebih dahulu masuk ke Indonesia. Untuk itulah, kini banyak nan tak mau repot melakukan hal-hal seperti itu.

Kalau saat hamil bahagia makan buah termasuk rujak, tak menjadi masalah asalkan tak terlalu pedas. Malah hal ini akan membuat tubuh sang ibu tetap terjaga dan tak menjadi sangat besar. Tentu bukan sesuatu nan menyenangkan mempunyai tubuh nan terlalu besar. Rasa tak percaya diri dapat saja datang menyergap. Perasaan ini akan sangat mengganggu kehidupan dan aktivitas sehari-hari. Buah nan dipilihhendaknya bukan buah nan banyak terpapar pestisida. Kurangi makan apel impor.

Ganti dengan buah-buah lokal nan diketahui tak banyak atau tak sama sekali disemprot dengan pestisida. Misalnya, pepaya dan jambu air nan ditanam secara alami dan dibiarkan tumbuh juga dengan cara nan sangat alami.



Membuat Rujak Dengan Rasa Manis

Cara membuat rujak dengan rasa manis sangatlah mudah dan tak begitu rumit. Asal tahu bumbunya, niscaya semua orang dapat membuatnya. Tidak terkecuali anak-anak kecil sekalipun. Pertama kali nan perlu dipersiapkan ialah menyiapkan berbagai macam buah-buahan segar. Misalnya, nanas, belimbing, mentimun, mangga, kedondong, nangka, jambu air dan lain-lain. Agar lebih mantap dapat ditambah dengan ubi ketela kuning atau pisang kepok nan masih mentah.

Semua bahan ini dikupas dan dicuci hingga bersih. Setelah itu dapat dipotong sinkron dengan selera. Dapat kecil-kecil dan tipis, tapi juga boleh pakai ukuran besar. Bahkan ada pula nan menggunakan parut keju nan kasar, hingga bentuk buah-buahan ini menjadi seperti serutan. Itu juga bukan masalah. Semua buah-buahan ini dijadikan satu dan ditempatkan dalam suatu wadah.

Langkah membuat rujak manis selanjutnya ialah membikin saus atau sambal. Bahan nan diperlukan ialah cabai rawit (sebaiknya sedikit saja agar rasanya nanti tak terlalu pedas), garam, gula jawa, buah asam dan terasi. Spesifik buat terasi sebelum digunakan harus dibakar atau digoreng tanpa menggunakan minyak dulu hingga berbau harum. Tujuannya agar rasa rujak nan telah jadi nanti menjadi lebih lezat.

Semua bahan saus tadi dijadikan satu kemudian ditumbuk hingga halus dan bentuknya menjadi seperti bubur nan kental. Setelah itu buah-buah tadi diberi saus atau sambal nan sudah jadi ini. Maka rujak dengan rasa manis dan segar sudah siap disantap. Karena lebih terasa seperti salad buah, maka rujak ini biasanya malah dianggap sebagai salad buah. Bedanya memang salad buah itu terkadang diberi miyones dan keju.

Agar anak-anak tak sulit mengunyahnya, buah-buahan itu tak dipotong tetapi diserut seperti membuat rujak es krim. Dengan bentuk nan lebih tipis, memakannya akan lebih mudah. Bentuk serutan dibuat memanjang atau agak panjang agar terlihat seperti adonan nan lebih kalis. Mungkin anak-anak nan tak bahagia makan buah dan sayur akan tertarik memakan rujak homogen ini. Apalagi kalau adonan antara kacang tanah dan gula merahnya cukup merata. Rasa manis itu akan sangat menggoda.

Bila tertarik, sambal atau saus rujak tadi juga dapat diberi kacang tanah nan digoreng dan ditumbuk kasar atau bawang putih nan juga digoreng. Namun bila ingin menyimpan sambal atau saus, jangan dicampur dan dijadikan satu. Karena kacang tanah dan bawang goreng ini dapat menyebabkan sambal tak awet dan mudah memunculkan bau nan tak sedap. Beberapa orang memang tak mau makan bawang putih. Bukannya tak tahu khasiatnya, tetapi konsekuensi makan bawang putih ini ialah bau badan nan cukup menyengat.

Apalagi kalau sering berkeringat. Sebaliknya tak banyak makan jenis bawang apapun. Selain bau badan nan menyengat, bau mulut juga kurang segar. Tidak ada nan mau berbicara dengan orang nan baru saja makan bawang. Rasulullah pun menganjurkan buat tak makan bawang ketika akan pergi ke masjid. Bau bawang memang khas. Karena manfaatnya nan banyak, boleh saja menggunakan bawang tetapi tak terlalu banyak.