Aa Gym Mengimitasi Rasulullah

Aa Gym Mengimitasi Rasulullah

Masyarakat Indonesia memiliki beberapa tokoh dai nan menjadi panutan. Salah satu tokoh da'i nan menjadi tokoh idola di kalangan ibu-ibu ialah Aa Gym. Aa Gym merupakan pendiri pondok pesantren Darut Tauhid atau lebih dikenal dengan istilah DT. Aa Gym sangat populer di kalangan ibu-ibu pengajian. Aa Gym memperkenalkan gaya dakwah nan unik dengan gaya teatrikal dengan pesan-pesan dakwah Islami nan praktis dan generik sehingga mudah dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.



Profil Aa Gym dan Gaya Dakwahnya

Aa Gym atau nan memiliki nama lengkap Yan Gymnastiar lahir di Bandung, 30 Februari 1962. Aa Gym memiliki banyak keahlian di antaranya menyanyi, berdakwah, dan menulis buku. Keahliannya itu sangat membantunya dalam kegiatan berdakwah. Puluhan buku telah dihasilkan olehnya sehingga pesan-pesan dakwahnya bisa tersebar luas, tak hanya pada para jamaah nan menghadiri pengajiannya tapi juga pada khalayak generik nan tak sempat mendatangi pengajiannya.

Aa Gym disukai oleh para jamaahnya sebab memiliki gaya dakwah nan unik serta materi dakwah nan berbeda. Pada saat ustadz nan lain dakwahnya menekankan pada keutamaan shalat, puasa, dan kemegahan surga, Aa Gym dengan gayanya memberi materi dakwah mengenai pentingnya hati nan tulus, keluarga nan sakinah.

Dengan pembawaan nan ramah, penuh canda, serta bahasa sehari-hari nan mudah dimengerti membuat para jamaah sangat menyukai dakwah nan dibawakannya. Aa Gym digemari di kalangan ibu-ibu dan sukses membangun gambaran sebagai ustadz keluarga bahagia.



Aa Gym Juga Pengusaha

Selain dikenal sebagai pendakwah kondang, Aa Gym juga dikenal sebagai seorang pengusaha. Aa Gym berhasil mendirikan dan membangun pondok pesantren Darut Tauhid. Tahun 1993, Yayasan Pondok Pesantren Daarut Tauhid dibangun menjadi bangunan permanen tiga lantai. Kegiatan perekonomian dilakukan di lantai satu. Lantai dua dan lantai tiga digunakan buat kegiatan beribadah. Untuk menopang kegiatan dakwahnya, didirikan kopontren atau Koperasi Pondok Pesantren.

Seorang jamaah DT membelikan sebidang tanah dan bangunan di seberang masjid nan kemudian dibangun menjadi kantor yayasan, loka tinggal pemimpin pondok, TKA (Taman Kanak-Kanak Al Qur'an), TPA (Taman Pendidikan Al Qur'an), ruang pertemuan, ruang produksi konveksi, gudang, dan kamar para santri. Tahun 1997, gedung itu kemudian berkembang menjadi BMT atau Baitul Harta benda wat-Tamwil, penerbitan dan percetakan, swalayan dan mini market, dan lain-lain.

Sebagai pengusaha, Aa Gym sukses mendirikan CV House and Building, PT MQs atau Mutiara Qalbu Salim, PT Tabloid MQ, Asrama Daarul Muthmainah 2000, Radio Bening Hati, dan membangun Gedung Serba Guna. Aa Gym pun sering tampil berdakwah di televisi sehingga sosoknya dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Sosoknya nan murah senyum dan pandai bercanda menjadi daya pikat tersendiri bagi para penggemarnya.



Aa Gym Mengimitasi Rasulullah

Aa Gym sengaja menampilkan diri persis seperti apa nan dilakukan Rasulullah. Yaitu, dengan cara sebagai pendakwah sekaligus pengusaha. Sungguh, apa nan dilakukan Aa Gym ialah suatu hal nan mulia. Jika kebanyakan orang hanya mampu mengimitasi Rasulullah Saw. dari sisi ibadah saja. Namun Aa Gym mampu mengimitasi Rasulullah dari kedua sisi. Pendakwah dan pengusaha.

Sehingga boleh dikata, Aa Gym mampu mengaplikasikan firman Allah Swt," Jika kamu ingin dicintai Allah, maka ikutilah aku. Niscaya, Allah pun akan mencintaimu" . (QS. Ali Imran: 31) Tentu saja, pengimitasian nan dilakukan Aa Gym bukan sekedar pada tahapan profesi nan sama. Tapi juga dari cara berusahanya.

Hal ini tampak dari apa nan diutarakan Aa Gym setiap kali memaparkan materi dakwahnya seputar tentang usaha. Aa Gym tidak pernah melepaskan peran dirinya sebagai hamba Allah. Ia selalu mengawali usahanya dengan tawakkal. Jika konsep tawakkal ini difungsikan dengan baik saat sebelum, sedang dan sesudah bekerja, maka akan memberi kontribusi nan positi dalam berusaha.

Karena mengingatkan manusia, bahwa tugas primer nan diperintah Allah ialah berusaha. Inilah nan membuat usaha nan dibangun Aa Gym berhasil. Karena ia meyakini, bahwa apa rezeki nan didapatnya bukan dari dirinya, tapi datang dari Allah. Di sinilah letak kesuksesan Aa Gym.



Kutipan Ceramah Aa Gym tentang Tawakkal dan Usaha

Bila di dengar dari ceramah-ceramah nan disampaikan Aa Gym, tawakkal bukan saja terletak di setiap akhir aktivitas, tapi juga di awal-awal melakukan aktivitas. Yaitu, tetap menyandarkan usaha nan akan dilakukan atas izin Allah swt. Dengan penyandaran seperti ini, akan menuntun kita bekerja dengan sebaik-baik pekerjaan. Karena diawal melakukan pekerjaan sudah mengawalinya dengan mengingat Allah. Jika sudah demikian, maka kita tidak akan pernah risi dengan hasil. Tidak lagi bergantung dengan materi dan juga tak bergantung dengan evaluasi orang lain. Semuanya hanya Allah. Yakin, hanya Allah nan memberinya rezeki.

Sehingga firman Allah Swt, "Barangsiapa bertakwa kepada Allah, pasti Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah nan tak disangka-sangkanya. Barangsiapa nan bertawakkal kepada Allah, pasti Allah akan mencukupkan (keperluan)nya." (QS. Ath-Thalaq [65]: 2-3), akan menjelma dalam kehidupan.

Tak hanya itu, nan akan terjadi di dalam kehidupannya persis seperti sabda Nabi Muhammad Saw., " Seandainya kalian betul-betul bertawakkal kepada Allah, Sungguh Allah akan memberi kalian rezeki, sebagaimana burung mendapatkan rezeki. Burung tersebut berangkat di pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang."

Namun perlu diingat, bahwa tawakkal bukanlah duduk-duduk di rumah atau di mesjid hingga menanti datangnya rezeki dari Allah SWT. dengan sendirinya. Hal ini pernah ditanyakan kepada Imam Ahmad bin Hanbal. Maka ia pun menjawab, 'orang seperti itu sungguh bodoh. Nabi Muhammad Saw. saja pernah bersabda, " Allah menjadikan rezekiku dibawah bayangan tombakku. "

Lantas, apa disparitas konfiden dengan tawakkal? Konfiden ialah percaya dengan sebenar-benarnya kepada Allah bahwa segala amalnya akan menyampaikannya ke akhirat (surga). Sedangkan tawakal ialah percaya dengan sebenar-benarnya kepada Allah dalam hal urusan dunia.

Karena itu, tawakkal itu terbagi dua. Pertama , tawakkal mengenai rezeki. Dalam hal ini tidak boleh gelisah, tidak boleh bingung atau meragukannya. Karena Allah sudah mengaturnya. Allah Swt berfirman, "Tidak ada satupun dari binatang melata di bumi ini kecuali rezekinya dijamin oleh Allah SWT." (QS. Hud [11]: 6). Kedua , tawakal mengenai pahala amal. Dalam hal ini harus percaya dengan janji-janji Allah SWT. terhadap amal nan telah dilakukan. Tapi nan mesti dikhawatirkan ialah amal nan dilakukan, apakah di terima Allah atau tidak? Karena itu, lakukan amal kepada Allah dengan sebaik-baik amal. Persis seperti firman Allah Swt di dalam surat al-Mulk ayat 2, "Yang menciptakan wafat dan hidup, buat menguji kamu, siapa di antara kamu nan lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun."

Dari sini, bisa dipahami bahwa seseorang tidak akan beruntung dalam hidupnya kecuali orang nan bersandar kepada Allah Swt semata. Benar, hanya orang nan tawakkal nan beruntung. Karena ia meyakini bahwa memang Allah nan menguasai segala-galanya. Tak ada satu celah pun nan luput dari kekuasaan Allah SWT. Semuanya berada pada gengaman-Nya. Karena itu, ketika kita menggantungkan diri hanya kepada Allah SWT. mengakibatkan global ini atau siapa pun terlampau kecil buat menjadi sandaran bagi kita.

Jika kita bersandar dengan mahluk Allah senantiasa kita dibayang-banyangi ketakutan. Ibarat seorang nan bersandar pada sebuah kursi, ia akan takut kursinya diambil. Begitulah orang-orang nan tak tawakkal kepada Allah. Ia panik dalam kehidupan ini, sebab bersandar pada kedudukan, bersandar pada harta, bersandar pada penghasilan, bersandar pada kekuatan fisik, atau bersandar pada sandaran lainnya.

Padahal, jika kita menyadari, sungguh bagi Allah SWT. sangat mudah buat mengambil apa saja nan kita jadikan sandaran. Akan tetapi berbeda dengan bersandar kepada Allah SWT. Karena Dia nan menguasai setiap kejadian, maka tidak akan pernah ada sikap takut dan panik dalam diri kita. Cukup tepat apa nan dikatakan Ibnu Athailah dalam kitab "Hikam" , "Salah satu tanda bergantungnya seseorang pada amalnya ialah kurangnya raja' (harapan terhadap rahmat Allah) ketika ia mengalami kegagalan (dosa)."

Artinya, ketika ingin meraih keridhaan Allah SWT., bagi kita sebagai muslim diwajibkan buat beramal. Namun tak diperbolehkan sedikit pun kita menyandarkan diri pada amal kita semata. Tujuannya, agar kita sampai pada keridhaan Allah Swt. sebab betapa pun seorang muslim itu telah melaksanakan suatu amalan, ia tidak akan pernah mampu menunaikan apa nan menjadi 'hak Allah' secara utuh. Ia pun tak akan mungkin mampu melakukan seluruh kewajiban secara paripurna sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah Swt. Karena itu, setiap muslim itu mesti senantiasa tawakkal kepada-Nya.

Inilah tulisan sederhana tentang Aa Gym dalam pandangan dakwah dan bisnisnya.