Orang-orang nan Boleh Menjamak Sholat
Ajaran Islam mengenal adanya sholat jamak nan absah dilakukan dengan syarat-syarat eksklusif dan niat sholat jamak nan tepat. Namun, apakah semua orang sudah tahu apa itu sholat jamak? Jawabannya dapat ‘ya’ dapat pula ‘tidak’. Untuk memenuhi pengetahuan kita semua, artikel ini akan membagi informasi seputar sholat jamak.
Pengertian
Sholat jamak ialah sholat fardhu nan dikerjakan dengan cara menggabungkan dua waktu sholat fardhu dalam satu waktu dengan syarat-syarat tertentu. Dalam sholat jamak, ada ketentuan tersendiri menggabungkan antara satu sholat fardhu dengan sholat fardhu lainnya. Tidak dapat menggabungkan dua sholat fardhu secara asal-asalan. Adapun sholat fardhu nan dapat digabungkan antara lain:
- Sholat Dzuhur nan digabungkan dengan sholat Ashar.
- Sholat Magrib nan digabungkan dengan sholat Isya.
Sedangkan sholat fardhu nan tak boleh dijamak antara lain:
- Sholat subuh
- Sholat Ashar nan digabung dengan sholat Maghrib.
Pembagian Sholat Jamak
Dalam pelaksanaannya, sholat jamak dibagi atas dua cara yakni sholat jamak takdim dan sholat jamak takhir. Sholat jamak takdim merupakan penggabungan dua sholat fardhu dalam satu waktu nan pengerjaannya dilakukan pada waktu sholat nan waktunya masuk lebih dulu.
Contohnya, sholat jamak Dzuhur dan Ashar dilakukan pada waktu Dzuhur. Atau, sholat jamak Magrib dan Isya dilakukan pada waktu Magrib.
1. Jamak Takdim
Untuk melaksanakan sholat jamak takdim hendaknya memenuhi ketentuan-ketentuan nan berlaku. Sebab bila tidak, sholat jamak menjadi tak absah sebab tak sinkron peraturan hakiki dari ajaran Islam. Adapun ketentuan spesifik nan harus dilaksanakan ketika sholat jamak takdim antara lain:
a. Niat
Niat sholat jamak. Setiap sholat apapun nan dilaksanakan tak terlepas dari niat sholat nan wajib dilafalkan. Begitu pula nan berlaku pada niat sholat dalam jamak takdim ini. Adapun niat nan dibaca saat sholat jamak takdim tentu berbeda dengan sholat jamak takhir.
Niat jamak takdim Dzuhur dan Ashar nan dapat dibaca adalah:
Usholli fardlu dzuhri rok’ataeni majmuan bil asri lillahi ta’ala ( Saya niat sholat fardlu dzuhur dua rakaat dijama dengan ashar sebab Allah )...Allohu akbar.
Niat ini dibaca pada permulaan melakukan dua rakaat pertama sholat Dzuhur.
Setelah dua rakaat selesai dan berucap salam , dilanjutkan dua rakaat sholat Ashar nan dimulai dengan lafal niat,
Usholli fardlu asri maksurotan lillahi ta’ala ( Saya niat sholat fardlu ashar di qosar sebab Allah)
Niat jamak takdim Ashar dan Isya nan dapat dibaca adalah:
Usholli fardlu maghribi tslatsa rok’atin majmu’an bil isyai lillahi taala ( aku niat sholat fardlu maghrib tiga rakaat di jama degan isya sebab Allah )… Allahu Akbar.
Niat ini dibaca pada permulaan melakukan tiga rakaat pertama sholat Magrib. Setelah salam maka kita bangun buat mengerjakan dua sholat isya nan dimulai dengan lafal niat Usholli fardlu isya’I maksurotan lillahi taala (Saya niat sholat fardlu isya di qhosor sebab Allah).
b. Tertib
Tertib nan dimaksud di sini ialah mengerjakan sholat jamak berdasarkan waktu sholat nan lebih dahulu masuk. Contohnya seperti nan tersebut di paragraf-paragraf sebelumnya, jamak takdim Dzuhur dan Ashar dikerjakan pada waktu Dzuhur.
c. Masih Berstatus Musafir
Masih berstatus musafir hingga waktu sholat kedua masuk. Misalnya seorang musafir melakukan perjalanan dari Jakarta-Surabaya, ketika waktu Dzuhur tiba ia masih dalam keadaan di perjalanan dan prediksi sampai di kota tujuan sekitar waktu Maghrib. Maka bolehlah ia melakukan sholat jamak takdim Dzuhur dan Ashar.
d. Yakin
Selain niat, keyakinan diperlukan ketika menjalankan sholat. Ia harus meyakini bahwa dirinya telah benar-benar pantas melakukan sholat jamak. Konfiden di sini juga harus berhubungan dengan keyakinan bahwa sholat pertama dalam jamak takdim nan dilakukannya sudah dilakukan sebenar-benarnya.
e. Beriringan
Antara kedua sholat nan dijamak harus dikerjakan secara beriringan. Terputusnya antara satu sholat fardhu dengan fardhu nan digabungkan hanya boleh sebatas kadar dua rakaat sholat nan ringan.
Selanjutnya ialah sholat jamak takhir. Sholat jamak takhir merupakan penggabungan dua sholat fardhu dalam satu waktu dimana pengerjaannya dilakukan pada waktu sholat nan belakangan. Contohnya: Sholat jamak Dzuhur dan Ashar nan dilakukan pada waktu Ashar. Atau, sholat jamak Magrib dan Isya nan dilakukan pada waktu Isya.
2. Jamak Takhir
Sama seperti sholat jamak takdim, pengerjaan sholat jamak takhir pun memiliki ketentuan spesifik nan haru di laksanakan, antara lain:
a. Niat
Bacaan niat sholat jamak nan dapat dibaca saat melakukan jamak takhir pada waktu Dzuhur dan Ashar adalah,
Ushallii fardhazh-zuhri rak’ataini qashran majmuu’an ilal-‘ashri adaa’an lillaahi ta’aalaa (Aku niat sholat dzuhur dua rakaat qashar dan jama dengan ashar, fardhu sebab Allah). Setelah salam dua rakaat Dzuhur, maka dilanjutkan dengan niat dua rakaat Ashar nan berbunyi Ushallii fardhal-‘ashri rak’ataini qashran majmuu’an ilaihizh-zhuhru adaa’an lillaahi ta’aalaa (Aku niat sholat fardlu ashar dua rakaat qashar dan jamak sebab Allah).
Sedangkan buat jamak takhir Magrib dan Isya, niat nan dibaca adalah,
Usholli fardlu maghribi tsalatsa rakaatin majmu’an ilal isyai lillahi taala ( Saya niat sholat fardlu maghrib tiga rakaat dijama dengan isya lillahi taala ) dan kemudian dilanjut dua rakaat Isya dengan niat Usholli fardlu isya’I rok’ataeni maksurotan lillahi taala ( Saya niat sholat fardlu isya di qoshor sebab Allah).
b. Masih Berstatus Musafir
Sholat jamak takhir masih dapat dilaksankan ketika Anda masih berstatus musafir, hingga waktu sholat kedua masih dalam perjalanan.
Orang-orang nan Boleh Menjamak Sholat
Sholat jamak sesungguhnya ialah ibadah nan dipermudah sebab sebab-sebab tertentu. Tidak semua orang boleh menjamak sholatnya tanpa karena nan benar-benar diperbolehkan. Mereka nan boleh menjamak sholatnya ialah sebagai berikut:
a. Musafir
Seseorang nan sedang melakukan perjalanan jauh diperbolehkan menjamak sholatnya. Namun ada ketentuan baku jeda tempuh nan dilakukan seorang musafir. Seorang musafir hanya boleh menjamak sholatnya apabila perjalananya mencapai jeda 89 kilometer atau setara dua hari perjalanan penuh. Kurang dari 89 kilometer, tak dianjurkan buat menjama sholat.
b. Orang Sakit
Orang nan menderita sakit keras dan sulit buat bergerak terlalu sering, diperkenankan menjamak sholatnya. Asalkan keadaan si sakit benar-benar tak memungkinkannya melakukan konvoi terlalu sering, termasuk buat berwudhu atau bertayamum.
c. Jemaah Haji
Jemaah haji nan sedang melakukan perjalanan ibadahnya dari Arafah ke Musdalifah.
d. Waktu Mendesak
Dalam keadaan waktu nan mendesak. Terkadang kita dihadapkan pada suatu peristiwa nan menguras banyak waktu dan serba mendadak. Dalam waktu nan sempit, alternatif mengerjakan kewajiban sebagai seorang muslim ialah menjamak sholatnya. Tapi ingat, sholat keadaan benar-benar mendesak dan tak memungkinkan ia melakukan sholat pada waktu-waktu tertentu. Misalnya ketika berada di wilayah peperangan nan menuntut seseorang buat gesit dan tetap harus berjaga-jaga.
e. Terjebak dalam Keadaan Hujan
Seseorang nan terjebak hujan deras dan panjang pada suatu loka dan tak bisa diprediksi kapan berhentinya, maka ia boleh menjamak sholatnya. Namun jamak nan diperbolehkan hanyalah menjamak Maghrib dan Isya di waktu Isya. Sedangkan jamak dalam waktu lainnya tak diperbolehkan.
Itulah sekilas informasi pengetahuan tentang sholat jamak dan niat sholat jamak. Semoga bermanfaat!