Outsourcing
Ekspor merupakan suatu kegiatan nan dilakukan oleh negara pribumi ke luar negeri sebagai usaha buat menstabilkan sistem perekonomian negara dan sistem perekonomian dunia. Kegiatan ini dibagi menjadi dua jenis,yakni ekspor langsung dan ekspor tak langsung.
Ekspor langsung merupakan sebuah cara menjual barang ekspor atau jasa melalui eksportir atau mediator nan berada di negara lain. Kegiatan ini dilakukan melalui distributor atau perwakilan penjualan dari pihak perusahaan.
Keuntungan nan didapat dari penjualan ekspor langsung ialah produksi barang dan jasa akan terpusat di negara asal dengan kontrol terhadap distribusi nan jauh lebih baik dibandingkan ekspor tak langsung. Akan tetapi, ekspor langsung ini membutuhkan biaya transportasi nan tinggu buat penjualan produk dalam skala besar.
Jenis kegiatan ekspor nan kedua ialah ekspor tak langsung, yakni cara penjualan barang melalui mediator negara asal nan kemudian dijual lagi oleh mediator tersebut. penjualan barang ekspor ini dilakukan melalui perusahaan manajemen ekspor atau perusahaan pengekspor.
Keuntungan nan didapat dari kegiatan ekspor tak langsung ialah terkonsentrasinya sumber daya produksi sehingga tak perlu menangani ekspor secara langsung. Akan tetapi, kegiatan ini memiliki kontrol nan lemah terhadap distribusi serta pengetahuan operasi di negara lain nan kurang baik. Kebanyakan ekspor langsung digunakan dalam bidang industri jasa, sedangkan industri manufaktur menggunakan kedua cara ekspor tersebut dalam sistem penjualannya.
Berbagai persiapan diperlukan buat menunjang keberhasilan perencanaan kegiatan ekspor. Persiapan tersebut ialah identifikasi pasar nan berpotensi buat melakukan penjualan, penyesuaian antara kebutuhan pasar dengan kemampuan industri nan dimiliki, melakukan rendezvous dengan eksportir dan agen, serta alokasi sumber daya nan diperlukan.
Komoditi Ekspor di Indonesia
Barang ekspor nan biasanya digunakan oleh Indonesia sebagai sumber produksi antara lain ialah produk tekstil, produk hasil hutan, produk elektronik, karet dan produk karet, produk sawit, produk otomatif, alas kaki, peroduk makanan berupa udang, kakao, dan kopi.
Komoditas lainnya nan ditawarkan oleh industri ekspor di Indonesia ialah makanan olahan, berbagai jenis perhiasan, ikan dan produk ikan, rempah-rempah khas Indonesia, kulit dan produk kulit, peralatan medis, minyak atsiri, peralatan kantor, tanaman obat, dan kerajinan tangan.
Produk tekstil di Indonesia biasanya memiliki kesamaan nan besar buat dapat diminati oleh banyak orang di berbagai penjuru dunia. Produk ini dapat menjadi komoditi nan berpotensi menghasilkan laba nan banyak sebab Indonesia mampu menghasilkan produk tekstil nan baik.
Contoh produk tersebut antara lain ialah berbagai benang dan kain nan beraneka ragam sekaligus sebagai hasil kerajinan tangan masyarakat Indonesia. Yang paling popular saat ini ialah kain batik nan merupakan karakteristik khas masyarakat Indonesia.
Komoditi ekspor lain nan sangat diminati oleh masyarakat luar ialah rempah-rempah, kakao, dan kopi. Seperti nan kita tahu, pada zaman dahulu para penjajah masuk ke Indonesia sebab terpikat oleh estetika alam dan kekayaan rempah-rempahnya. Oleh karena itu, tak heran jika sekarang rempah-rempah juga menjadi bagian barang ekspor nan laku dijual ke luar negeri.
Sementara itu, produk kakao dan kopi nan juga dihasilkan oleh para petani Indonesia mampu menjadikan kedua barang tersebut sebagai komoditi ekspor nan menjanjikan.
Kemampuan para petani dalam mengolah kedua bahan tersebut menjadi barang ekspor nan siap dipasarkan dengan kualitas baik menjadikan Indonesia sebagai salah satu penghasil kokoa dan kopi nan berkualitas tinggi.
Barang ekpor selanjutnya nan tak kalah dibandingkan dengan komoditi nan telah disebutkan ialah kerajinan tangan hasil penduduk Indonesia. Kerajinan tangan nan dimaksud tentu saja merupakan hasil karya nan dibuat secara langsung oleh tangan manusia, bukan dengan mengunakan mesin.
Selain dikenal sebab budaya ramah dan tolong menolong, masyarakat Indonesia juga terkenal sebab memiliki taraf kreativitas nan tinggi dalam menghasilkan sesuatu.
Tidak sedikit orang Indonesia nan menyumbangkan kreativitas mereka buat memajukan perekonomian sekaligus kebudayaan di Indonesia. Sebagai contoh, produk berupa kain tenun dan kain batik juga merupakan bagian dari hasil kerajinan tangan masyarakat Indonesia.
Selain itu, kita juga dapat menemukan beraneka ragam karya seni berupa lukisan, pahatan, ukiran, dan seni rupa lain nan memiliki keunikan tersendiri secara budaya. Oleh karena itu, kerajinan tangan masyarakat Indonesia juga menjadi bagian dari komoditi ekspor nan diperhitungkan secara ekonomi.
Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa sumber kekayaan alam dan sumber daya manusia nan terdapat di Indonesia sebenarnya mampu menghasilkan nilai jual nan tinggi apabila dikontrol dengan baik.
Sistem perekonomian nan jelek di Indonesia juga akan dapat dibenahi melalui berbagai kegiatan ekspor nan menelurkan banyak barang ekspor hasil produksi masyarakat dan industri di Indonesia.
Pelaksanaan Kegiatan Ekspor
Barang ekspor harus memiliki kualitas nan unggul. Karakter kompetitif harus inheren pada produk ekspor. Nanti, barang ekspor tersebut akan bertarung dengan versus lokal maupun internasional. Oleh karena itu, barang ekspor harus qualified. Zero tolerance dalam baku mutu. Bagi korporat internasional, barang ekspor bukan faktor tunggal dalam menentukan keberhasilan. Pemilihan tenaga kerja juga strategi pemasaran ialah faktor lain nan menopang. Maka, tri tunggal ini tombak perusahaan buat berhasil memasarkan produk nan mendunia.
Outsourcing
Outsourcing nan lebih dikenal dengan tenaga kerja kontrak terbukti membuat biaya lebih efisien. Namun, outsourcing kerap jadi polemik sebab menggantung hak pekerja. Berikut ini faktor-faktor nan harus dipertimbangkan dalam dunia outsourcing.
- Visi manajemen. Company dan product image. Misalnya, Swatch dan Canon.
- Faktor biaya dan kondisi.
- Biaya lahan, tenaga kerja, dan kapital bergantung kesediaan dan relative abudance. Bisa berubah sinkron hukum supply dan demand.
- Tingkat upah nan rendah tak selalu menjadi alasan relokasi jika biaya tenaga kerja hanya merupakan persentase kecil dari biaya total.
- Logistik. Jeda antara sumber produk dan sasaran market berpengaruh terhadap waktu pengiriman dan biaya transportasi.
- Infrastruktur negara. Daya listrik, transportasi, komunikasi, pemasok jasa dan komponen, cadangan tenaga kerja, keamanan, anggaran sipil, dan lain-lain.
- Risiko politik. Risiko perubahan kebijakan pemerintah nan bisa menghambat investasi.
- Akses pasar. Negara eksklusif membatasi akses demi neraca perdagangan. Misalnya, bea masuk. Contoh kasusnya ialah investasi pabrik perusahaan otomotif Jepang di AS.
- Kurs mata uang asing. Biaya produksi di negara eksklusif ditentukan oleh kurs mata uang nan berlaku. Fluktuasi mata uang berpengaruh pada taktik diversifikasi lokasi produksi.
Pemasaran
Ada tiga kunci krusial dalam pemasaran produk ekspor internasional.
- Extension strategy. Tidak menawarkan perubahan secara visual terhadap produk nan akan dipasarkan ke negara lain.
- Adaptation strategy. Mengubah elemen seperti desain, fungsi, atau kemasan, dalam rangka merespon kebutuhan pasar di negara tertentu. Seringkali dilakukan sebab adanya hukum dan regulasi di negara tertentu, seperti technical standard dan health atau safety standard. Misalnya, McDonalds Heavy Meals Plastic Toys in Europe.
- Product invention. Mengembangkan produk baru buat pasar dunia. Prof Kim, dalam buku Blue Ocean Strategy, telah mengulas ini dengan mengalahkan diri sendiri. Misalnya, Microsoft. Mereka selalu di depan dengan produk nan diciptakan. Kini, era Apple telah tiba. Perusahaan Steve Jobs ini menggerogoti pasar Microsoft dengan produk inovatif. Misalnya, I-Pad, I-tunes, dan sebagainya.