Persiapan Peralatan dan Perbekalan
Wisata dan petualangan ialah dua hal nan serupa, tapi tidak sama. Berwisata merupakan hal nan menarik dan menyenangkan, serta kerap lebih banyak mengeluarkan banyak biaya dibandingkan dengan bertualang.
Sementara itu, petualangan ialah sesuatu nan dilakukan buat mendapatkan kepuasan dalam menghadapi tantangan atau mencapai sebuah titik nan sulit buat dijangkau. Biasanya, bertualang lebih membutuhkan banyak tenaga, kreativitas, dan keberanian dibandingkan dengan wisata.
Bagi para wisatawan, berburu hadiah ke loka pariwisata menjadi satu hal nan harus dilakukan sebelum akhirnya pulang ke loka masing-masing, sedangkan bagi para petualang, berburu tantangan dan rintanganlah hal nan paling pentung buat dituju dan dilakukan.Lantas, ke loka seperti apa kita dapat berburu kesenangan seperti itu sekaligus? Ya sebagai loka wisata sekaligus loka bertualang.
Sebagai orang nan getol dengan wisata alam dan petualangan, Anda harus mengunjungi kaldera Ijen. Kaldera ini terletak di puncak Gunung Ijen. Menarik sekali, di atas gunung Ijen terdapat sebuah kaldera nan terbentuk dari proses letusan Gunung Ijen , nan kemudian dipenuhi oleh air dan membentuk danau kaldera di atas gunung. Gunung Ijen terletak di bagian barat Banyuwangi dan berbatasan langsung dengan kabuaten Bondowoso. Oleh sebab itu, ada dua jalur pendakian primer buat mencapai gunung Ijen, dapat melalui Banyuwangi atau jalur dari Bondowoso.
Namun, tetap saja jenis pendakian seperti ini tetap membutuhkan keberanian buat dapat melewati berbagai kemungkinan bahaya nan timbul di dalam perjalanan. Oleh karena itu, sebelum melakukan pemberangkatan, ada beberapa hal nan harus dipersiapkan. Beberapa hal tersebut ialah mengetahui dengan baik akses jalan ke loka pendakian dan berbagai perlengkapan pendakian lainnya, seperti alat-alat makan, kesehatan, dan baju ganti.
Jika Anda tak mengetahui jalan nan sahih menuju gunung Ijen, maka mintalah salah satu penunjuk jalan atau kuncen nan ada di daerah Ijen buat mengantarkan Anda dan teman-teman ke arah puncak gunung.
Akan tetapi, jika hal tersebut dirasa kurang menantang, sebaiknya Anda meminta sang juru kunci buat memberikan homogen peta perjalanan buat mempermudah pendakian agar tak tersesat.
Akses Jalan ke Ijen
Jika hendak mendaki Gunung Ijen, Anda harus berangkat pagi-pagi sekali sekitar pukul 3 pagi. Jadi, sebaiknya Anda melakukan kemping dahulu di daerah sekitar kawasan gunung Ijen. Sebab, jika Anda mendaki gunung Ijen terlalu siang, sesampai puncak pemandangan latif kaldera Ijen akan tertutup kabut.
Jika jalur pendakian Anda pilih dari arah Bondowoso, pemandangan hijau dari perkebunan pinus, kopi, jati, maupun sengon milik PTPN (PT Perkebunan Nusantara) XII, menjadi pemandangan sepanjang jalan nan menyejukkan. Namun, jika jalur pendakian Anda pilih dari Banyuwangi, Anda dapat naik angkot trayek Banyuwangi-Licin-Jambu.
Dari Jambu, perjalanan dilanjutkan menuju Paltuding dengan ojek. Pintu gerbang primer ke Cagar Alam Taman Wisata Kaldera Ijen terletak di Paltuding, nan juga merupakan Pos PHPA (Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam). Dari Paltuding inilah pemandangan latif Gunung Ijen, Gunung Merapi, Gunung Widodaren, Gunung Papak, dan Gunung Ranti terbentang latif di hadapan Anda.
Puncak Gunung Ijen berjarak sekitar 3 km dari Paltuding. Anda harus melakukan pendakian sekitar 2,5 jam buat sampai ke puncak. Tanah nan berpasir dan jalan setapak nan kemiringannya kadang sampai 45°, membuat Anda harus hati-hati jangan sampai terpeleset. Sebaiknya, gunakan alat bantu, seperti tongkat, nan dapat Anda dapatkan dari ranting pohon nan jatuh, buat membantu lutut Anda menopang tubuh. Hal ini sangat berguna ketika nanti saat Anda turun dari puncak Ijen.
Puncak Gunung Ijen menyuguhkan pemandangan latif nan luar biasa. Segala keletihan Anda akan terobati dengan menyaksikan kaldera Ijen nan berwarna biru kehijauan. Jika hendak kemping, Anda dapat melapor di pos penjagaan, dan kemudian petugas pos akan memberikan wilayah kondusif buat Anda bermalam. Izin ini diperlukan sebab Gunung Ijen masih akif mengeluarkan belerang dan gas nan membahayakan.
Fenomena Alam dan Sosial di Sekitar Ijen
Dalam melakukan pendakian, kita biasanya dihadapkan oleh berbagai kenyataan alam dan sosial nan ada. Hal tersebut tentu saja berpengaruh terhadap waktu dan tenaga nan harus Anda keluarkan.
Oleh karena itu, sebelum pendakian dilakukan, Anda juga perlu bertanya-tanya lebih jauh kepada juru kunci mengenai berbagai kenyataan alam dan sosial nan biasa ditemui saat pendakian berlangsung agar Anda dan rekan seperjalanan dapat mempersiapkan diri buat menghadapi kenyataan tersebut.
Jangan sampai setelah menemui kenyataan alam dan sosial tersebut, Anda baru dapat berbuat sesuatu, bahkan salah melakukan tindakan dampak terburu-buru dan tak sempat berpikir jernih.
Begitu juga saat Anda mendaki gunung Ijen. Anda juga harus mengetahui kondisi alam nan ada di sana. Bagaimana bentuk geografisnya, serta perjalanan seperti apa nan akan Anda temui nantinya.
Kawah Ijen berbentuk lonjong dengan kepulan asap dari beberapa sudut, dengan lereng-lereng tebing nan terjal di atasnya. Ditambah lagi, lelehan kuning dari belerang nan mengalir merupakan lukisan Alam nan tiada taranya.
Di dekat kaldera terdapat dam atau bendungan nan menjaga luapan dari kawasan kaldera Ijen. Dari bendungan ini, pemandangan kaldera nampak semakin jelas. Di sekitar kaldera Ijen bisa Anda temui banyak penduduk lokal nan sedang menambang bongkahan-bongkahan belerang berwarna kuning. Sehingga, perjalanan menuju puncak gunung Ijen tidak pernah sepi sebab Anda akan berpapasan dengan para penambang nan memikul keranjang dengan berat sekitar 45-65 kg belerang di punggungnya. Hal ini akan membuat Anda merasa bahwa jalur pendakian Anda jauh lebih ringan.
Persiapan Peralatan dan Perbekalan
Berbagai persiapan dan perbekalan nan matang harus dipikirkan baik-baik sebab Anda tak berada di zona aman, melainkan zona nan dapat saja berubah sewaktu-waktu tanpa estimasi manusia.
Dengan cuaca nan tak dapat diperkirakan pula, Anda harus menyiapkan peralatan nan mendukung Anda buat tak kedinginan apabila tiba-tiba hujan turun dengan lebat. Meskipun saat mulai pendakian cuaca nampak cerah, dapat saja di tengah perjalan cuaca berubah menjadi sangat mendung dan berawan.
Oleh sebab itu, persiapkanlah tenda buat berteduh apabila tiba-tiba hujan turun saat pendakian sedang berlangsung, sleeping bag, kompor paraffin buat memasak hidangan cepat saji, pisau buat menghalau duri dan tanaman nan menghambat perjalanan, senter buat menerangi jalan apabila menghadapi jalanan nan gelap, korek api, jas hujan atau ponco, dan handy talky buat berkomunikasi dengan juru kunci atau pihak nan b ersedia mengawasi Anda dari jeda jauh (karena biasanya tak ada frekuwensi ponsel di pegunungan).
Sementara itu, beberapa perbekalan nan harus dipersiapkan ialah persediaan makanan, air higienis nan cukup buat minum dan waspada kalau-kalau Anda tak menemukan sumber air higienis di pegunungan, krim anti nyamuk dan serangga lainnya, serta garam buat mengusir ular saat tenda didirikan.
Jika persiapan peralatan dan perbekalan sudah matang, barulah Anda dapat pergi dengan tenang. Tapi, jangan lupa buat berdoa sebelum melakukan perjalanan ya! setelah itu, Anda akan merasakan bahwa Gunung Ijen ialah wisata alam nan memberikan pengalaman pendakian nan jauh berbeda buat Anda. Tak percaya? Coba saja.