Sejarah Kerajaan Majapahit Mengalami Keruntuhan
Artikel ini membahas tentang sejarah Kerajaan Majapahit . Mengetahui sejarah kerajaan-kerajaan antik nan ada di Indonesia termasuk penting. Selain kita mendapatkan pengetahuan tentang perkembangan perubahan kehidupan masyarakat Indonesia dulu, wawasan kita juga menjadi lebih luas.
Indonesia memiliki banyak sekali kerajaan-kerajaan kuno. Dan nan paling terkenal ialah Kerajaan Majapahit. Kerajaan ini merupakan kerajaan Hindu. Candi-candi latif nan berada di Indonesia ialah bentuk peninggalan dari kebudayaan kerajaan-kerajaan. Misalnya, Candi Prambanan, Candi Dieng, dan Candi Cangkuang.
Saat ini, candi-candi tersebut masih terus dilestarikan sebagai obyek pariwisata di Indonesia. Bahkan, turis-turis asing pun datang buat melihat panorama keartistikan candi-candi tersebut. Oleh karena itu, hendaknya kita harus mencintai budaya-budaya orisinil Indonesia salah satunya dengan mengetahui sejarah Kerajaan Majapahit.
Awal Mula Sejarah Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit ialah sebuah kerajaan nan umurnya sudah mencapai ratusan tahun nan lalu di Indonesia. Kerajaan ini berdiri pada tahun 1293 – 1500 M. Kerajaan Majapahit terletak di sebelah selatan Sungai Brantas, tepatnya di Kecamatan Trowulan. Dengan pusat pemerintahannya nan berada di sekitar Mojokerto, Jawa Timur.
Kerajaan ini pertama kali didirikan oleh Raden Wijaya pada tanggal 10 November 1293. Raden Wijaya ialah anak dari Lembu Tal nan juga cucu dari Mahisa Campaka.
Kata “Majapahit” berasal dari sebuah kejadian ketika Raden Wijaya membuka hutan Tarik buat dijadikan loka tinggalnya, ada seorang pekerja nan kelaparan kemudian memakan buah maja. Setelah dimakan, ternyata rasanya sangat pahit.
Oleh karena itu, daerah tersebut dinamakan Majapahit. Raden Wijaya dinobatkan sebagai raja nan bergelar Kertarajasa Jayawardhana. Raden Wijaya memperistri empat putrid Kertanegara, yaitu Tribhuwana, Gayatri, Narendraduhita dan Prajnaparamita.
Dari pernikahannya, Raden Wijaya mendapatkan tiga orang putra nan bernama Jayanegara, Sri Gitarja dan Dyah Wiyat. Kemudian, Raden Wijaya mati pada tahun 1309. Sehingga kekuasaannya digantikan oleh putranya nan bernama Kalagamet (Jayanegara).
Pemerintahan Jayanegara berlangsung pada 1309-1328. Selama masa pemerintahannya, banyak terjadi pemberontakan. Pemberontakan tersebut antara lain, pemberontakan Rangga Lawe di Tuban (1309), pemberontakan Sora (1311), pemberontakan Nambi putra Arya Wiraraja (1316).
Pada 1319, muncullah pemberontakan Kuti. Pemberontakan tersebut membahayakan sebab Kuti telah sukses merebut ibu kota kerajaan Majapahit. Raja Jayanegara mengungsi ke Desa Bedander dikawal oleh 15 orang pengawal setia pasukan Bhayangkari di bawah pimpinan Gajah Mada.
Berkat usaha Gajah Mada ibu kota bisa direbut kembali ke tangan Jayanegara. Atas jasanya, Gajah Mada diangkat menjadi seorang Patih Kahuripan dan kemudian menjadi Patih Kediri. Akhirnya, Jayanegara mati pada tahun 1328.
Karena raja Jayanegara tak memiliki keturunan, maka nan berhak menggantikan posisinya ialah Putri Gayatri. Namun, ia telah menjadi seorang rahib wanita agama Budha. Oleh sebab itu, posisinya diwakilkan oleh Sri Gitarja nan kemudian bergelar Tribuwanatunggadewi Jayawisnu Wardhani.
Pada masa ini, timbul pemberontakan Sadeng (1331). Pemberontakan tersebut sukses dipadamkan oleh Gajah Mada. Karena jasa-jasanya, kemudian Gajah Mada diangkat menjadi perdana menteri atau mangkubumi.
Pada saat pelantikan, Gajah Mada mengucapkan sumpah nan disebut Sumpah Palapa. Ia bertekad keras ingin menyatukan Nusantara di bawah naungan Kerajaan Majapahit. Untuk mewujudkan semua keinginannya, Gajah Mada membangun sebuah armada angkatan bahari Kerajaan Majapahit.
Pada 1340 Gajah Mada bersama pasukannya sukses menguasai Dompo. Tribhuwana akhirnya mati pada tahun1350 dan menyerahkan kekuasaannya pada anaknya nan bernama Hayam Wuruk.
Puncak Kejayaan Sejarah Kerajaan Majapahit
Hayam Wuruk naik tahta pada usia 16 tahun dan bergelar Rajasanegara. Nama Hayam Wuruk memiliki arti, yaitu ayam jantan muda. Ia juga dikenal dengan sebutan Bhra Hyang Wekasingsuka. Pada masa inilah Kerajaan Majapahit mengalami masa kejayaan. Hayam Wuruk merupakan raja terbesar dalam sejarah Majapahit dengan Gajah Mada sebagai Mahapatih.
Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Majapahit mempunyai sistem pemerintahan nan baik, teratur dan cermat. Daerah kekuasaannya meliputi seluruh kepulauan Nusantara, bahkan masih ditambah dengan Tumasik (Singapura) sampai ke Semenanjung Malaka.
Hubungan dengan negara-negara tetangga seperti Thailand, Myanmar, Campa, Kamboja, Yawana, India dan Cina juga terjalin cukup baik. Interaksi tersebut dinamakan Mitreka Satata.
Kerajaan Majapahit mengelola negara dan mengatur sistem kekuasaan dengan cara nan baik. Tata peraturan tersebut bisa dilihat pada bidang-bidang berikut.
1. Bidang Pemerintahan
Kekuasaan pemerintahan nan paling tinggi berada di tangan seorang raja. Untuk menjalankan roda pemerintahan, kerajaan membagi kekuasaan menjadi tiga lembaga, yaitu:
- Sapta Prabhu, terdiri dari anggota keluarga raja. Keluarga raja disebut dewan kerajaan. Dewan kerajaan mempunyai tugas mengurus permasalahan keluarga raja, seperti pergantian mahkota kerajaan dan keputusan kerajaan.
- Dewan Menteri Besar, nan dipimpin langsung oleh Mahapatih Gajah Mada. Dewan ini beranggotakan lima orang. Tugas dean ialah mengatur, urusan kenegaraan, kejaksaan, dan angkatan perang.
- Dewan Menteri, terdiri dari tiga orang menteri. Tugasnya ialah melaksanakan perintah raja.
Kerajaan Majapahit membentuk wilayah pemerintahannya menjadi beberapa kadipaten. Setiap kadipaten dikepalai oleh seorang adipati. Adipati memegang kekuasaan paling tinggi di daerah kekuasaan. Supaya tak terjadi pemberontakan, maka adipati membuat ikatan nan kuat dengan sang raja.
Pengikat interaksi nan kuat tersebut dilakukan dengan cara menikahkan para adipati dengan keluarga raja. Guna mengawasi taraf kesetiaan adipati, maka setiap 12 tahun sekali dilakukan upacara srada. Upacara ini ialah bentuk penghormatan terhadap arwah nenek moyang leluhur.
Fungsi upacara srada yaitu sebagai wahana buat mengontrol kesetiaan adipati kepada raja Majapahit. Dalam upacara ini, adipati harus datang dengan membawa sebuah upeti buat diserahkan kepada raja sebagai tanda kesetiaannya.Kesuksesan upacara tersebut merupakan simbol tingginya kewibawaan kerajaan di mata para adipati.
Kegiatan lain nan dilakukan oleh raja buat mengontrol wilayahnya, yaitu dengan cara melakukan kunjungan ke berbagai daerah. Selain mencermati kehidupan rakyatnya, sang raja juga mengawasi kinerja para adipati.
2. Bidang Perdagangan
Pada masa ini, kegiatan perdagangan berkembang cukup pesat. Banyak pedagang dari luar kerajaan nan berhenti di pelabuhan muara Sungai Brantas, Tuban, Gresik, dan Pasuruan. Hal tersebut membuktikan bahwa proses perdagangan di Kerajaan Majapahit cukup ramai.
3. Bidang Pertanian
Rakyat Majapahit nan berada di daerah pedalaman amat getol bercocok tanam. Hal ini didukung oleh wahana nan dibangun oleh Kerajaan Majapahit. Misalnya, wahana pengairan, tanggul, dan saluran air. Oleh karena itu, hasil pertanian berupa padi dan lada sangat melimpah.
3. Bidang Kebudayaan
Kerajaan ini sangat mencintai bidang kebudayaan terutama bidang sastra. Pada masa Kerajaan Majapahit banyak sastra nan dihasilkan. Karya sastranya nan terkenal ialah Negarakertagama nan ditulis oleh Empu Prapanca dan Sutasoma karya Empu Tantular.
Kitab Sutasoma berisi tentang budaya nan luhur, yakni Berbeda-beda Tunggal Ika. Kebudayaan dalam bentuk bangunan candi juga berkembang cukup pesat pada masa ini.
Sejarah Kerajaan Majapahit Mengalami Keruntuhan
Sejarah Kerajaan Majapahit saat mengalami keruntuhan bermula dari wafatnya Hayam Wuruk (1389) dan Gajah Mada (1364). Raja Hayam Wuruk hanya memiliki seorang putri nan bernama Kusuma Wardhani. Ia lalu melanjutkan pemerintahan bersama suaminya Wikramawardhana.
Bhre Wirabumi anak dari selir diberi kekuasaan buat memerintah daerah Blambangan. Namun, ia tak puas dan merasa lebih berhak atas tahta Kerajaan Majapahit.
Pada 1401-1406 terjadi perang saudara antara Bhre Wirabumi dan Wikramawardhana nan disebut perang paregreg. Brhre Wirabumi mati dalam perang tersebut. Tahun 1429 Wikramawardhana mati dan Kerajaan Majapahit satu persatu daerahnya memilih buat melepaskan diri.
Pada 1478, Bhatara Prabu Girindrawrdhana Raja Daha sukses merebut Majapahit dari raja Kertabumi (Raja Majapahit nan terakhir). Karena kepemimpinan nan tak cakap, akhirnya Kerajaan Majapahit mengalami kemunduran.
Itulah kisah tentang sejarah Kerajaan Majapahit pada masa lalu. Semoga artikel tentang sejarah Kerajaan Majapahit ini bisa membantu dan menambah wawasan Anda.