Pembunuhan Berantai oleh Pee Wee Gaskins
Zaman menghasilkan banyak karakter manusia. Salah satunya ialah mereka nan menuliskan sejarah hitam dalam kehidupan manusia. Pembunuhan berantai ialah salah satu kejadian nan menjadi sejarah gelap umat manusia. Hal nan mereka lakukan sungguh tak dapat diterima dengan akal.
Pembunuhan Berantai oleh Jack the Ripper
Ini ialah kenyataan pembunuhan berantai nan terjadi di Inggris pada abad ke-19, tepatnya sekitar tahun 1888. Jack the Ripper ialah nama panggilan bagi seorang pembunuh terkenal asal Inggris, frasa tersebut sendiri artinya ialah ‘Jack si Pencabik’. Sampai saat ini, tak penah diketahui siapa Jack the Ripper sebenarnya. Ia melakukan pembunuhan berantai terhadap sejumlah perempuan. Kebanyakan korbannya ialah para pelacur di Jalanan London.
Jack the Ripper sangat sadis. Bahkan, banyak orang nan menganggap dia ialah utusan dari Neraka. Banyak saksi mata di Inggris nan menyatakan bahwa Jack The Ripper ialah seorang pria memakai jubah hitam dan bisa hilang dalam kegelapan. Jack memang sangat cerdas, bahkan ia menantang polisi dengan memberikan beberapa surat setelah menghabisi korbannya. Dan kata pembuka surat itu bertuliskan ”Dari Neraka”.
Selama kiprah menakutkannya di Inggris, ia telah membunuh lebih dari 10 Orang. Korbannya dibunuh dengan cara digorok leher. Setelah meninggal, korban dipotong-potong dan diambil organ dalam tubuhnya. Tapi ada beberapa korban nan organ tubuhnya dibiarkan berserakan begitu saja di sekitar lokasi kejadian.
Jack the Ripper melakukan aksi pembunuhan berantainya dengan sangat profesional. Ia tidak pernah lengah meninggalkan jejak, sehingga para polisi dan detektif kewalahan mencari bukti diri aslinya. Ia juga memutilasi dan mengambil organ tubuh korbannya dengan rapi dan sempurna. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa Jack the Ripper ialah seorang dokter atau pakar bedah.
Tidak terungkapnya bukti diri orisinil sang pembunuh menyebabkan timbulnya berbagai spekulasi di masyarakat. Sebagian besar masyarakat Inggris meyakini bahwa Jack telah hijrah ke Amerika Utara (saat itu memang masyarakat banyak nan ingin pindah ke ‘dunia baru’).
Pembunuhan Berantai oleh Elizabeth Bathory
Elizabeth Bathory ialah seorang bangsawan Hungaria nan memiliki kelainan jiwa. Ia lahir pada 7 Agustus 1560 dan meninggal global pada 21 Agustus 1614. Di istananya nan megah ia melakukan pembunuhan besar-besaran dengan cara nan sadis.
Kasus pembunuhan berantai ini ialah nan paling banyak memakan korban selama sejarah. Ia telah membunuh 650 orang selama hidupnya. Elizabeth memiliki kelainan. Ia sangat terobsesi dengan kecantikan dan estetika tubuhnya. Selain itu, dia selalu membumbui interaksi seksual dengan kekerasan.
Elizabeth membunuh sebab ia ingin awet muda. Ia percaya bahwa dengan mandi darah gadis muda, ia dapat awet muda. Elizabeth berasal dari keluarga kaya di Hungaria. Bahkan, ia memiliki sebuah kastil sendiri. Semua korbannya dibunuh di kastilnya, dengan cara diputus urat nadinya dan membiarkan sang korban kehabisan darah.
Darah korban ditampung dalam bath tub pribadi Elizabeth, setelah itu dengan santai Elizabeth berendam dan mandi darah korban. Bahkan, beberapa kali Elizabeth meminum darah korbannya.
Kegilaan pembunuhan berantai oleh sang puteri dimulai saat ia terpengaruh kepercayaan satanisme. Adalah Dorothea Szentes, pelayan terdekatnya, nan memperkenalkannya pada ritual-ritual satanisme. Dengan dalih memuja iblis, Elizabeth menyiksa pelayan-pelayannya nan masih muda, tentu saja dengan donasi Dorothea dan beberapa pelayan dekatnya.
Sejak saat itu, istananya berubah menjadi loka mengerikan dan pusat penyiksaan seksual. Gadis pelayan muda disiksa dengan cara ditelanjangi, diikat, dicambuk, dan disakiti bagian-bagian tubuhnya menggunakan berbagai macam alat.
Elizabeth semakin gila saat usianya memasuki 40 tahun. ia depresi dengan kulitnya nan menua. Kecantikannya memudar, kulitnya kendur, dan uban mulai singgah di kulit kepalanya. Oleh sebab itu mulailah ia melakukan ritual mandi darah gadis muda buat mempertahankan kecantikannya. Menurutnya ini ialah misteri awet muda nan sesungguhnya.
Kejahatan pembunuhan berantai besar-besaran di istana Elizabeth tercium oleh sang raja. Sekumpulan pasukan kerajaan diperintahkan buat masuk ke dalam istana dan memeriksa keadaan. Alangkah kagetnya mereka menemukan banyak mayat telanjang, dan puluhan di antaranya sudah membusuk. Akhirnya Elizabeth dihukum dengan diisolasi di dalam kamarnya sampai akhirnya ia meninggal di sana pada usia ke-54 tahun.
Pembunuhan Berantai oleh Pee Wee Gaskins
Pembunuh berantai Pee Wee Gaskins memiliki nama orisinil Donald Henry Gaskins. Pee Wee ialah nama kecilnya, ia disebut demikian sebab perawakan tubuhnya nan mungil. Kasus pembunuhan berantainya terjadi pada tahun 1980-an dan berakhir pada awal tahun 1990-an.
Selama aksinya, ia membunuh lebih dari 100 Orang di Amerika Serikat. Korban Pee Wee Gaskins mayoritasnya anak-anak dan remaja. Salah satu pernyataanya nan fenomenal adalah: “Saya berjalan di jalan nan sama dengan Tuhan, Karena aku mengambil nyawa orang dan membuat mereka takut. Saya telah sejajar dengan Tuhan.”
Kelainan jiwa Pee Wee Gaskins disebabkan oleh masa kecilnya nan suram. Di sekolah ia ialah berandalan, sehingga penjara ialah rumah kedua baginya saking seringnya ia mendekam di sana. Tubuhnya nan kecil membuatnya sering kali dijadikan objek pelecehan seksual oleh narapidana lainnya. Kekesalan akan perlakuan para narapidana lain membuatnya membunuh salah seorang narapidana nan paling ditakuti.
Syahdan ia mendapatkan kepuasan dari membunuh, sehingga ia menjadi ‘kecanduan’ dalam membunuh. Kebanyakan korbannya ialah orang-orang nan tidak berdaya, seperti anak kecil. Ia juga pernah membunuh seorang bayi. Bayi tersebut ditenggelamkan, ditusuk tubuhnya, lantas dipenggal lehernya.
Ia juga pernah membunuh narapidana lainnya saat di penjara. Ia membunuh Rudolph Tyner, seorang tawanan nan memang akan dihukum mati. Awalnya, ia mencampur sedikit racun ke dalam makanan Rudolph buat membuatnya kesakitan. Lalu ia memberinya semacam radio komunikasi nan telah ia otak-atik. Radio tersebut meledak saat Rudolph meletakkannya di telinganya, sehingga ia meninggal saat itu juga.
Karena aksi pembunuhan berantainya nan sadis, pihak berwenang lantas memutuskan bahwa ia terlalu berbahaya jika hidup. Akhirnya, Pee Wee Gaskins dihukum wafat menggunakan kursi listrik pada 6 September 1991.
Pembunuhan Berantai oleh Andrei Chikatilo
Andrei Chikatilo ialah seorang penjagal dari Rusia. Masa aksi pembunuhan berantainya kurang lebih sama dengan Pee Wee Gaskins, eksis di tahun 1980-an dan dihukum wafat di awal tahun 1990-an. Korbannya ialah anak-anak dan perempuan. Ia didakwa telah membunuh lebih dari 53 orang. Ironisnya ia ialah mantan guru bahasa. Andrei mempunyai kelainan seksual nan mengharuskan dirinya memotong-motong tubuh pasangannya buat mendapatkan ejakulasi.
Korban pertama Andre ialah gadis berumur 9 tahun. Ia diperkosa oleh Andre dan akhirnya dipotong-potong tubuhnya. Untuk korban pertamanya ini, polisi melakukan salah tangkap. Polisi malah menangkap seorang pemuda lain, bukan Andrei.
Karena kejanggalan psikologinya, saat ditangkap Andrei melalui serangkaian tes psikologi oleh psikolog kepolisian. Ia mengakui bahwa adalah pembunuh berantai nan menghabisi nyawa gadis-gadis remaja secara sadis. Ia juga mengaku bahwa ia membunuh secara sadar, sehingga ia dapat menceritakan setiap detail proses pembunuhannya secara mendalam kepada polisi dan pengacaranya. Ia bahkan ingat dengan jelas cuaca saat ia membunuh dan reka ulang TKP dilakukannya dengan mudah.
Pada beberapa korban, tokoh pembunuhan berantai ini ingat menemukan karakteristik khas seperti tanda lahir atau tato saat ia menelanjangi tubuh korbannya. Andrei mengaku mendapatkan kepuasan seksual saat mendengar korbannya menangis dan bergerak-gerak saat sedang ditusuk dan dimutilasi. Para psikolog kemudian menyimpulkan bahwa Andrei memiliki defleksi seksual. Di tahun 1994, ia dieksekusi wafat dengan cara ditembak.