Penduduk Kota Trenggalek
Kota Trenggalek merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Kota ini memiliki luas wilayah 1.205,22 km². Memiliki penduduk nan jumlahnya 700.000 jiwa.
Terletak di ujung pulau Jawa, kota ini memiliki beberapa batas. Di sebelah selatan kota ini berbatasan langsung dengan pantai selatan. Kemudian secara berurutan di sebelah utara, timur dan barat, kota ini berbatasan dengan Ponorogo, Tulungagung dan Pacitan.
Sejarah Kota Trenggalek
Sama halnya dengan beberapa kota di daerah Indonesia, Trenggalek juga memiliki cerita sejarah nan menarik. Kepastian mengenai sejak kapan ada peradaban manusia di kota ini memang belum secara jelas diketahui.
Namun beberapa pakar sejarah mengatakan bahwa kota ini sudah dihuni manusia sejak ribuan tahun nan lalu. Konklusi tersebut diperoleh dari banyak ditemukannya artefak di sepanjang jalan menuju Trenggalek.
Artefak bersejarah tersebut banyak ditemukan di daerah Pacitan dan daerah Wajak di Tulungagung. Kedua daerah tersebut saling berbatasan langsung dengan kota Trenggalek.
Sejarah kota ini nyatanya memang tak lepas dari beberapa kota nan secara langsung berbatasan dengannya. Ditemukannya sebuah jejak nenek moyang di sekitar kota Pacitan semakin menegaskan hal itu.
Pada zaman dahulu, para peneliti menemukan jejak-jejak peninggalan manusia di daerah Pacitan. Inovasi itu mengidentifikasikan bahwa manusia sudah ada di daerah Pacitan dan sekitarnya termasuk Trenggalek sejak 23.000 hingga 80.000 tahun nan lalu.
Di kota ini sendiri, sebuah prasasti bernama Kamsyaka ditemukan tahun 929 M. Prasasti tersebut menegaskan bahwa di Trenggalek telah terjadi sebuah pembagian daerah kekuasaan. Pada masa itu, pembagian kekuasaan disebut dengan swatantra .
Wilayah bagian kota ini, pada masa itu berjumlah lima, di antaranya daerah Panggul, Perdikan Kampak, Prigi, dan daerah Dawuhan.
Kondisi Alam Kota Trenggalek
Kondisi tanah kota Trenggalek sulit digunakan sebagai huma pertanian. Ini sebab tanahnya banyak mengandung barang galian. Akan tetapi tanah Trenggalek masih dapat digunakan buat bercocok tanam perkebunan dan holtikultura. 48,31% wilayah Trenggalek masih ditutupi hutan. Hutan tersebut ialah hutan negara. Sebagian wilayah hutan tersebut pun merupakan huma kritis.
Trenggalek tak memiliki gunung berapi nan aktif. Di sekeliling Trenggalek hanya ada bukit-bukit nan banyak mengandung barang tambang, seperti mangan, marmer, kaolin, dan sebagainya.
Sekitar 28 sungai mengaliri Trenggalek. Sungai-sungai tersebut memiliki panjang sekitar 2 - 41,5 km. trenggalek juga memiliki 361 mata air nan menjadi sumber air masyarakatnya di masing-masing kecamatan.
Penduduk Kota Trenggalek
Kabupaten seluas 1.205,22 km² ini didiami oleh sekitar 805.082 jiwa penduduk. 50,48% penduduk kota ini ialah lelaki dan 49.52% sisanya ialah perempuan.
Penduduk Trenggalek paling banyak bermukim di kecamatan Panggul. Sementara itu kecamatan nan paling sporadis penduduknya ialah kecamatan Suruh. Secara keseluruhan, kepadatan Trenggalek berkisar 626 jiwa/km2.
Banyak penduduk Trenggalek nan hijrah ke Sumatra Selatan dan Sulawesi Tengah dengan program transmigrasi. Di tahun 2009 saja, terdapat 52 keluarga dan 198 orang diberangkatkan ke dua pulau tersebut. Sebagian besar para transmigran ini ialah lulusan sekolah dasar.
Jumlah sekolah dasar di kota ini ialah 438 unit. Adapun jumlah SMP dan SMA masing-masing 76 dan 38 unit.
Kesehatan penduduknya ditunjang dengan keberadaan 4 rumah sakit, 22 puskesmas, dan 66 puskesmas pembantu. Secara keseluruhan, Trenggalek memiliki 79 orang dokter umum, 14 dokter spesialis, 509 perawat, 277 bidan, dan 11 apoteker.
Agrikultural Masyarakat Kota Trenggalek
Meskipun tanahnya kurang gembur sebab kaya akan barang tambang, masyarakat Trenggalek tetap menjadikan bercocok tanam sebagai sumber penghasilan. Trenggalek memiliki 12.153 hektar areal persawahan dan 1.980 hektar perkebunan.
Pisang ialah komoditi primer perkebunan di Trenggalek. Komoditi berikutnya ialah salak dan cabai. Kelapa dan tebu juga merupakan hasil kegiatan agrikultural nan banyak membantu kesejahteraan masyarakat Trenggalek.
Sebagian masyarakat Trenggalek ialah peternak. Kebanyakan dari mereka beternak ayam ras pedaging, ayam buras, dan ayam ras petelur. Selain itu ada juga nan beternak kambing dan itik.
Peternakan sapi perah juga tak kalah populer. Sebagian besar peternakan sapi perah berlokasi di kecamatan Bendungan. Total sapi perah nan ada di Trenggalek ialah sekitar 6.000 ekor. Secara keseluruhan, sebanyak 10.993.500 liter susu sapi dihasilkan setiap tahun.
Lokasi Trenggalek nan berbatasan dengan bahari menyebabkan masyarakat Trenggalek nan hayati di sekitar pesisir (yakni di kecamatan Panggul, Watulimo, dan Munjungan) berprofesi sebagai nelayan. Sekitar 2.068 keluarga menggantungkan ekonominya pada perikanan bahari dan 3.679 keluarga menggantungkan ekonominya pada perikanan air tawar. Ikan air tawar nan banyak hasilnya ialah ikan lele dan gurame.
Komoditi Kota Trenggalek
Masyarakat kota Trenggalek sebagian besar berprofesi sebagai petani. Hasil pertanian dan perkebunannya melimpah meliputi padi, jagung, kacang-kacangan, seperti kedelai dan kacang tanah. Buah-buahan juga banyak dihasilkan oleh petani dari daerah Trenggalek ini, di antaranya salak, duku, manggis, dan rambutan.
Daerah ini rupanya juga menghasilkan tanaman nan biasa digunakan sebagai bahan standar pembuatan rokok, seperti tembakau, dan cengkeh.
Industri di Kota Trenggalek
Sektor industri bukan mata pencaharian primer masyarakat Trenggalek. Oleh sebab itu, industri kurang berkembang di sini. Dari sekian banyak industri nan berdiri di Trenggalek, 99,95% di antaranya ialah industri non-formal.
Industri-industri tersebut kebanyakan bergerak di sektor produksi kayu dan berbagai perabotan dari kayu. Industri non-formal ini bisa menyerap 58.595 orang tenaga kerja dengan nilai produksi sekitar Rp29.000.000. sementara itu industri formal di Trenggalek hanya menyerap 87 orang tenaga kerja dengan nilai produksi sekitar Rp.4.000.000 saja.
Pariwisata Kota Trenggalek
Seperti kebanyakan daerah lain di Indonesia, kota ini juga memiliki komoditi usaha dalam bidang usaha. Pemanfaatan berbagai estetika alam ternyata juga diperhatikan oleh pemerintahan setempat.
Sebagai sebuah kota nan berbatasan langsung dengan pantai, wajar rasanya bila komoditi primer pariwisata di daerah Trenggalek ini ialah pantai. Untuk ukuran sebuah kota dengan luas nan hanya 1.205,22 km², kota ini memiliki tiga buah pantai nan dapat dikunjungi oleh siapa pun.
Pantai tersebut di antaranya ialah pantai Prigi, pantai Pasir Putih, dan pantai Pelang. Taip-tiap pantai tersebut menawarkan estetika nan berbeda, namun tetap sama-sama mempesona.
Pantai rupanya bukan satu-satunya komoditi pariwisata di kota ini, ia juga mempunyai sebuah gua nan merupakan salah satu gua di Asia Tenggara nan memiliki ukuran terpanjang dan terbesar. Gua latif tersebut bernama guo Lowo.
Berbagai kebudayaan dan adat istiadat serta beberapa loka wisata selain gua dan pantai nan merupakan orisinil milik kota ini pun sering dijadikan hiburan bagi siapa pun nan tengah berkunjung. Di antaranya:
-
Larung Sembonyo atau homogen upacara adat nan biasanya diadakan di pesisir pantai.
-
Upacara Dam Bagong, sebuah ritual nan mempersembahkan potongan kepala kerbau di sungai Bagong.
-
Tari Turonggo Yakso, nan merupakan sebuah tarian tradisional khas Trenggalek.
-
Sebuah candi nan menyimpan banyak sejarah tentang kota ini. Candi tersebut bernama Brongkah.
Berbagai objek wisata di kota ini telah didukung oleh pemerintah daerahnya dan dilengkapi dengan berbagai wahana penunjang. Oleh sebab itu, semakin hari semakin banyak wisatawan nan datang mengunjungi tempat-tempat wisata di sini.
Itulah informasi seputar kota Trenggalek dan masyarakatnya. Semoga bisa menambah wawasan Anda di mengenai lokasi dan kekayaan budaya di Indonesia.