Perjalanan Kariernya Dalam Inteljen

Perjalanan Kariernya Dalam Inteljen

Siapa nan tak mengenal sosok satu ini? Kiprah dan sepak terjangnya dalam global militer sudah tak bisa diabaikan. Sosok tersebut ialah LB Moerdani . Nama panjangnya ialah Leonardus Benyamin Moerdani dan selanjutnya dikenal orang sebagai Benny Moerdani.

Banyak posisi atau jabatan diembannya selama kariernya dalam kehidupan. Hampir semua posisi dilaluinya dengan hasil gemilang. Segala tugas dan kewajiban dilaksanakan secara baik dengan hasil nan memuaskan.



Biografi LB Moerdani

Lelaki gagah dan ganteng ini anak daerah Cepu, Blora Jawa Tengah. Dia dilahrikan di kota tersebut pada tanggal 2 Oktober 1932. Moerdani dikenal sebagai tokoh militer nan sangat berpengaruh pada zamannya.

Dia ialah perwira TNI dengan konsentrasi pada global intelijen. Dia bergerak dalam bidang spionase, sehingga tak banyak orang mengenal siapa dia. Dia begitu misterius buat segala macam data dirinya.

Pada Zamannya, Moerdani ialah Panglima ABRI dan pernah menjabat sebagai Menteri Hankam dan memegang peranan sebagai Pangkopkamtib. Secara militeris, semua jabatan tersebut ialah jabatan strategis, sehingga memosisikannya sebagai sosok berpengaruh buat penciptaan keamaan negara.



Perjalanan Kariernya dalam Militer

Pada saat Moerdani berumur 14 tahun, hati nuraninya tergerak buat ikut secara aktif dalam konvoi perjuangan sebagai Tentara Pelajar. Semangat nasionalisme nan dimiliki membuatnya sering gelap mata dan kurang perhitungan, sehingga pada suatu pertempuran, dia nyaris menjadi korban perang .

Kejadian berbahaya tersebut terjadi ketika pletonnya diserang tentara musuh. Kali kedua terjadi ketika berusaha melarikan diri dari kepungan tentara musuh di desa Sekarpace.

Dalam keluarga Moerdani ada 3 (tiga) nan meniti karier sebagai tentara. Dia dan 2 (dua) saudaranya bergabung dalam tentara pejuang dan berjuang dalam pergerakan. Bahkan, salah satu saudaranya tersebut menjadi bagian dari pengawal Slamet Riyadi.

Setelah kemerdekaan nagar, Moerdani melanjutkan pendidikan dan masuk sebagai kadet pada TNI-AD. Pada saat mengikuti pendidikan di sekolah tersebut, dia masuk dalam kelompok kompi Kesatuan Komando Angkatan Darat . Saat itulah, kompinya mendapatkan tugas lapangan buat menumpas DI/TII.

Selanjutnya, mereka juga diterjunkan dalam peperangan di Pekanbaru dan Padang buat menumpas PRRI. Setelah semua tugas dan kewajiban tersebut selesai, maka kompi tersebut kembali harus bertugas buat operasi amphibi memerangi Permesta I Manado.

Pada saat berada di Manado inilah Benny Moerdani nyaris tewas karena kendaraan jeep nan di tumpanginya digempur oleh senjata bazooka musuh. Setelah menyelesaikan tugas di Manado tersebut, Benny Moerdani menempuh pendidikan lanjut di Amerika.

Sepulang dari Amerika Moerdani menyandang posisi sebagai Mayor Moerdani. Dia ditugaskan buat memimpin pasukan gabungan antara RPKAD dan Kostrad. Penggabungan ini dilakukan dalam Operasi Naga buat merebut Irian Jaya.

Moerdani dibidik oleh penembak jitu (sniper) marinir Belanda nan menyergap pasukannya. Pada saat terjadi gesekan dengan Malaysia, Moerdani ditugasi buat memerangi pasukan Inggris.

Pada saat dia mengujungi markas SAS Inggris, diberitahu bahwa sebenarnya Moerdani juga pernah menjadi target tembak para sniper SAS, yaitu saat Moerdani menyusuri sungai menggunakan sampan.



Perjalanan Kariernya Dalam Inteljen

Akibat beberapa anak buah Moerdani mengalami luka pada sebuah serangan, maka terjadilah perselisihan dengan Jenderal Ahmad Yani. Dampak perselisihan tersebut, maka karier Moerdani di RPKAD mandeg.

Moerdani pindah tugas ke Kostrad dan selanjutnya mendapatkan tugas ke Bangkok. Tugasnya tak sebagai tugas tempur, melainkan sebagai perwira inteljen. Tugas tersebut didapatkan dari Letkol Ali Moertopo.

Selanjutnya, Moerdani melakukan pendekatan dengan Malaysia sebagai upaya buat menciptakan perdamaian. Hal ini terkait dengan segala peristiwa nan menyebabkan terciptanya gesekan antara NKRI dengan Malaysia.

Moerdani mencoba buat menjembatani, sehingga terjadi perdamaian antara NKRI dengan Malaysia . Karier Moerdani dalam global inteljen semakin menanjak ketika ditugaskan sebagai atase di Korea.

Moerdani diminta menghadap Soeharto dan kembali ke Jakarta dengan pangkat Brigjen dan posisi sebagai pemegang kendali komando inteljen. Kejadian tersebut berlangsung setelah peristiwa Malari.

Karier sebagai petugas inteljen nan sangat fenomenal sekaligus sebagai tugas nan paling kontroversial ialah menjelang Operasi Seroja. Pada saat itu, Moerdani harus menjalankan tugas inteljensial dalam sebuah operasi terselubung. Operasi ini tak diketahui banyak orang.

Hal fenomenal nan terjadi ialah berhasilnya Moerdani membujuk pemerintah Kerajaan Thai agar diperbolehkan melakukan operasi militer Den81 terhadap pesawat Woyla. Keberhasilan Moerdani membujuk pemerintah kerajaan Tahi merupakan hasil dari perkenalannya saat dia menjadi perwira inteljen di Bangkok.



Masa Kritis Kariernya

Pada posisinya sebagai Menhankam dan Pangkopkamtib, Moerdani memasang Prabowo nan waktu itu berpangkat Mayor menjadi staf khususnya. Hal tersebut terjadi pada interval waktu tahun 1983 hingga 1985.

Hubungan Moerdani dan Prabowo sedemikian dekat karena sebagai staf khusus, tentunya berbagai hal dijelaskan secara detail. Mungkin, bagi banyak orang, sesuatu hal ialah misteri besar, tetapi bagi staf khusus, hal tersebut harus diketahui. Dan, ternyata klarifikasi detail nan diberikan Moerdani kepada Prabowo merupakan bumerang baginya.

Prabowo nan dipercaya bisa menyimpan data kesatuan, ternyata membocorkannya kepada Soeharto, nan notabene ialah mertua Prabowo. Klarifikasi nan diberikan Moerdani kepada Prabowo ialah taktik buat menghancurkan keberadaan gerakan Islam dengan cara sistematis.

Pada saat menjelasan, Prabowo setia mendengarkannya, walaupun sebenarnya dia tak setuju dengan langkah tersebut. Karena tak cocok, maka Prabowo menceritakan langkah-langkah Benny kepada mertuanya.

Salah satu hal nan paling parah ialah dilaporkannya pula planning Benny buat menjadi Presiden, padahal waktu itu masih dalam era pemerintahan Soeharto. Hal ini menjadikan Moerdani dicurigai telah mengagendakan buat melakukan langkah pembersihan terhadap segala nan menghalangi langkahnya. Arah pembersihannya ialah orang-orangnya M. Yusuf.

Presiden Soeharto, nan mertuanya Prabowo tak percaya begitu saja dengan laporan nan diberikan menantunya. Dia sangat percaya pada LB Moerdani . Tetapi, kepercayaan tersebut langsung hilang ketika berdua dengan Moerdani.

Mereka sedang bermain bola sodok, saat itulah Moerdani membicarakan hal nan membuat Soeharto tersinggung dan marah. Keberanian Moerdani buat mengatakan sesuatu nan bisa diterjemahkan sebagai teguran kepada Soeharto, nan pada saat itu ialah Presiden.

Masalah nan diangkat oleh Moerdani ialah sepak terjang anak-anak Soeharto dalam berbagai bidang usaha. Moerdani hanya mengatakan bahwa buat menjaga keselamatan presiden bukan masalah karena satu batalyon Paspampres cukup buat melakukan tugas tersebut.

Sementara buat keselamatan politik Presiden, tak cukup hanya Paspampres, tetapi harus didukung oleh semua nan ada di dalam lingkaran, termasuk dalam hal ini presiden dan keluarganya.

Tetapi, informasi lain mengatakan berbeda. Informasi tersebut dari Sudomo. Sudomo mengatakan bahwa masalah nan berat ialah Moerdani menyampaikan saran agar Soeharto mempertimbangkan kemungkinan mengundurkan diri.

Pengunduran diri harus dilakukan secara sukarela karena terlalu lama memimpin, yaitu selama 20 tahun. Sementara itu, Soeharto meninformasikan kondisi tersebut kepada Sudomo dan dijawab oleh Sudomo bahwa inteljen harus berani mengatakan kondisi nan sebenarnya. Inteljen harus berani menerima segala konsekuensi apa nan dikatakan. Walaupun semua itu tak enak.

Sejak itulah, karier politik Moerdani semakin kritis dan akhirnya sama sekali tak bertaji dan bernyali buat bertaring. Bahkan kesempatan buat menjadi wakil presiden pun lenyap.

Demikian ulasan mengenai LB Moerdani. Semoga isinya bisa menjadi pelajaran bagi kehidupan kita menuju kondisi nan lebih baik dan menambah wawasan sejarah negara ini.