Pesan-pesan Rasul
Saat ini, hampir genap 15 abad umat Islam mengenang saat-saat terakhir mereka menatap kekasihnya tercinta, Rasulullah Muhammad Saw.
Saat itu, pada 10 H, sesaat setelah matahari tergelincir, disaksikan oleh 124.000 Kaum Muslim di Padang Arafah, Rasulullah Saw. datang dengan menunggangi al-Qashwa’. Al-Qashwa tak lain ialah unta Rasulullah. Rasulullah berniat buat menyampaikan khutbah haji terakhir. Peristiwa itu dikenal dengan sebutan Haji Wada’ atau Haji Perpisahan.
Haji Wada
Pernahkan Anda meresapi makna dibalik Haji Wada? Haji Wada merupakan ibadah haji nan terakhir dilakukan Rasulullah Saw, sebelum meninggal dunia. Pada saat itu, Rasulullah Saw menyampaikan pesan terakhirnya kepada seluruh umatnya.
Ketika itu, Rasululllah Saw tengah berdiri memandangi ribuan jemaah haji di Masjid Khaif, Mina. Rasulullah memandangi umatnya nan datang kala itu, dengan penuh cinta. Rasulullah selalu berkhutbah dengan lisan nan tak pernah berdusta mengucapkan pujian kepada Allah SWT.
“Wahai Manusia” Rasulullah Saw berseru, “Dengarkan penjelasanku baik – baik, Karena saya tak tahu apakah saya masih bertemu lagi dengan kalian disini pada tahun nan akan datang.”
Khutbah Rasulullah
Perlahan Rasulullah berkhutbah dengan suaranya nan bergetar. Sikap rasulullah tersebut menunjukan isyarat perpisahan. Sahabat dan jemaah nan ada di Masjid tersebut pun tak kuat menahan haru. Mereka menangis sebab tak sanggup menahan kesedihan. Sikap rasulullah tersebut sangat jelas menyiratkan kepergiannya menghadap Allah Azza wa jalla. Rasulullah dipandang sebagai sahabat terbaik dan nabi nan penuh kemuliaan. Tidak heran, siapapun nan peka hatinya akan terisak disertai air mata.
Kemudian Rasulullah bertanya kepada para sahabatnya, “Apakah saya sudah menyampaikan selebaran Tuhanku kepada kalian?” Para sahabat menjawab dengan serentak, gemuruh nan sama, dan jawaban nan sama, “Benar. Engkau sudah menyampaikan selebaran kepada kami.”
“Allohumma Isyhad. Ya Alloh, saksikanlah!” sebagian sahabat sudah tak sanggup lagi membendung air matanya. Para sahabat tahu, jika tugas rasulullah telah berakhir.
“Wahai Manusia,” begitu kata Rasul selanjutnya, “ Hendaknya nan hadir menyampaikan kepada nan tak hadir. Tahukan kalian hari apakah sekarang ini?”. Para sahabat menjawab, “Hari nan suci”.
Rasul bertanya lagi “negeri apakah ini”. Para sahabat menjawab, “Negeri nan suci”.
Rasul bertanya lagi “Bulan apakah ini?”. Para sahabat menjawab, “Bulan nan suci.”
“Sesungguhnya darah kalian, harta kalian, kehormatan kalian, sama sucinya dengan hari ini, pada bulan ini. Sesungguhnya kaum Mukmin itu bersaudara. Tidak boleh ditumpahkan darahnya. Tuhan kalian satu. Bapak Kalian semuanya Adam dan Adam dari tanah. Sesungguhnya nan paling mulia di sisi Alloh adalah nan paling takwa. Tidak ada kelebihan orang arab di atas orang asing kecuali sebab taqwanya. Apakah saya sudah menyampaikan kepada kalian?”
Suara para sahabat bergemuruh. Para sahabat kembali menjawab dengan kalimat nan sama, “Benar” . Begitulah perkataan nan diucapkan rasul setiap kali menyampaikan satu bagian (maqtha’) nasihatnya. Rasulullah Saw selalu memastikan bahwa umatnya telah mendapatkan risalah, dan ingin umatnya selalu berada di jalan nan benar, yaitu jalan Allah SWT.
Bahkan, dalam akhir hayatnya, Rasulullah Saw masih menunjukan rasa cinta kepada umatnya seraya berkata, “ummati, ummati, ummati”. Dengan perkataan dan raut paras tersebut, terlihat jelas begitu beratnya Rasulullah meninggalkan umatnya.
Lalu, bagaimana sikap Anda sekarang? Masih ingatkah Anda pesan krusial nan disampaikan Rasulullah Saw? Pesan buat keselamatan umatnya (termasuk Anda) baik di global maupun di akhirat kelak. Rasulullah Saw hanya ingin umatnya tetap bertakwa. Taqwa itulah makna dan pesan primer dibalik Haji Wada (Haji Terakhir).
Untuk itu, sudah seharusnya kita sebagai umat muslim menjunjung tinggi nilai-nilai nan diajarkan Rasul. Mulailah menanamkannya dalam diri Anda sendiri, kemudian aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari (kepada keluarga, anak kita, saudara, dan teman-teman).
Apabila Anda berada di jalan nan sahih dan tetap bertakwa, Insya Allah kehidupan Anda pun akan bahagia. Dalam hal keluarga dan pekerjaan pun, Anda akan memiliki konsep diri nan baik, rasa percaya diri tinggi, pikiran terbuka, harga diri (self-esteem) nan kukuh, dan lapang dada.
Kini, Rasulullah sudah tiada. Rasulullah telah kembali menghadap Allah SWT. Akan tetapi, pesannya tak akan pernah terlupakan dalam ingatan, tetap abadi sampai kapan pun. Abdullah merekam dengan baik, pesan-pesan terakhir Rasulullah Saw. Rasulullah Saw berkata:
“Wahai manusia…
Sesungguhnya, darah dan harta kalian terpelihara (haram) atas diri kalian hingga kalian menjumpai Tuhan kalian, sebagaimana haramnya hari ini dan bulan ini. Sesungguhnya, kalian niscaya akan menjumpai Tuhan kalian dan kalian akan ditanya tentang amal-amal kalian…
Sesungguhnya, riba jahiliah dihapuskan seluruhnya. Kalian hanya menerima pokok harta kalian; kalian tak menzalimi dan tak dizalimi…
Semua persoalan nan terjadi pada zaman jahiliah nan selama itu masih di bawah telapak kakiku, mulai hari ini dihapuskan…
Sesungguhnya, saya telah meninggalkan di tengah-tengah kalian sesuatu nan menjadikan kalian tak akan sesat selamanya jika kalian berpegang teguh dengannya, yaitu Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya …
Wahai manusia…
Sesungguhnya, Tuhan kalian itu satu. Sesungguhnya, kalian berasal dari satu bapak. Kalian semua dari Adam, dan Adam dari tanah. Sesungguhnya, nan paling mulia di antara kalian di sisi Tuhan ialah nan paling bertakwa.” (HR Bukhari)
Dari khutbah tersebut, ada beberapa hikmah krusial nan dapat dipetik oleh umat Islam, khususnya pada bulan Dzulhijjah. Pada bulan Dzulhijah ialah saat Allah Swt mengundang kita selaku umat muslim buat menunaikan ibadah haji ke Baitullah (bagi nan mampu).
Pesan-pesan Rasul
Pertama
Umat islam nan memuliakan agamanya, Allah akan menyelamatkan manusia dari kesesatan. Allah akan mengangkat derajat manusia menuju Khairul Bariyyah (mahluk nan sebaik-baiknya). Kemudian, Allah akan menggantikan kenikmatan global nan fana dengan kebahagiaan akhirat nan abadi dan kekal.
Allah mengutus Rasulullah Saw, yaitu buat menebar rahmat dengan membawa Islam. Siapapun nan mengambil dan memegang ajaran dengan teguh, akan meraih rahmat nan telah dijanjikan Allah SWT. Rahmat nan dimaksud ialah kemuliaan hayati di global dan di akhirat.
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan buat (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS Al-Anbiyaa’ [21]: 107)
Kedua
Rasulullah Saw menghapuskan segala praktik riba jahiliah nan zalim. Hal tersebut dilakukannya, sebab telah terbukti menghancurkan peradaban dan menyengsarakan manusia.
“Orang-orang nan makan (mengambil) riba tak bisa berdiri melainkan seperti berdirinya orang nan kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila.” (QS Al-Baqarah [2]: 275)
Ketiga
Rasulullah Saw menegaskan bahwa, semua praktik jahiliah telah dihapuskan. Masa praktik jahilian telah kadaluwarsa. Artinya, praktik sepeti itu tak boleh diulangi kembali, apapun alasannya. Baik bagi umat islam saat itu, sekarang, dan nan akan datang. Semuanya telah dihapus dan digantikan dengan ajaran nan lebih sempurna, yaitu Dienul islam
“Pada hari ini telah Kusempurnakan buat kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu jadi dien bagimu.” (QS Al-Maidah [5]: 3)
Keempat
Dalam khutbahnya, Rasulullah berpesan supaya selalu memperlakukan orang-orang Anshar dengan sikap baik. Hal tersebut didasarkan pada sabda Rasulullah SAW:
“ Aku wasiatkan kepada kalian agar selalu bersikap baik kepada orang-orang Anshar! Mereka ialah teman kepercayaan dan orang dekatku. Mereka telah menunaikan segala nan wajib mereka laksanakan dan nan tersisa hanyalah apa nan harus mereka terima. Oleh sebab itu, sambutlah dengan baik apa nan datang dari orang baik mereka, dan maafkanlah orang nan tak baik di antara mereka!”.
Kelima
Wasiat terakhir ialah umat muslim harus selalu berpegang teguh pada Al-Quran dan hadist. Selain itu, jangan pernah tinggalkan shalat wajib 5 waktu dalam keadaan apapun. Hal ini didasarkan pada sabda Rasulullah Saw:
“Ingatlah, Allah akan sayang kepadamu, apabila engkau menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya”
Sekian artikel mengenai haji dan pesan rasul. Semoga bermanfaat buat para pembaca.