Bentuk Hubungan Selama Berpuasa
Selama bulan kudus Ramadhan, banyak sekali pengajian dan berbagai bentuk ceramah puasa nan diadakan di berbagai daerah. Bahkan, berbagai stasiun televisi mengagendakan ceramah puasa sebagai salah satu program rutin mereka.
Ibadah Puasa
Puasa, sebagai rukun Islam nan ketiga setelah mengucap syahadat dan sholat lima waktu merupakan elemen krusial dari sendi kehidupan kita sebagai manusia. Begitu perhatian Allah Swt kepada umat-Nya, sehingga diistimewakannya satu bulan penuh sebagai wahana kita berlatih, melakukan banyak amal ibadah dengan agunan pahala nan berlimpah. Bulan tersebut ialah Ramadhan. Puasa sendiri ialah salah satu dari lima pilar agama Islam. Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Islam dibangun di atas lima pilar, yaitu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad sebagai utusanNya, mendirikan sholat, menjalankan ibadah puasa, membayar zakat, dan pergi haji jika mampu” .
Begitu pentingnya puasa dan tingginya kedudukan puasa, Allah Swt berfirman dalam Surah Al Baqarah ayat 183, yaitu “ Wahai orang-orang nan beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” .
Puasa ialah penyucian jiwa, mengajarkan manusia bagaimana mengangkat derajat dirinya dari hewan nan kebutuhannya hanya makan dan minum, mengajarkan manusia mencapai derajat eksklusif agar lebih dekat dengan Allah ‘Azza Wa Jalla dengan ibadah dan takwa kepada-Nya sebagai makanan bagi ruh mereka.
Puasa membantu manusia menumbuhkan keutamaan sifat sabar nan jihadtunnafsih , berjuang melawan hawa nafsu, membiasakan menanggung beban berat, dan tabah dalam menghadapi segala macam godaan nan menghampiri saat berpuasa. Selain itu, keutamaan sifat amanah, bisa dipercaya, dan ikhlas dalam beribadah juga menjadi bagian dari keutamaan dalam berpuasa.
Arti puasa bukanlah sekadar menahan rasa lapar dan haus atau sebuah tindakan nan seolah-olah menunjukkan sikap ikut merasakan terhadap orang-orang nan sedang mengalami kelaparan, sehingga pada saat waktu puasa berakhir, terkadang kita jadi sedikit hiperbola dalam hal makan dan minum.
Selain itu, hiperbola juga buat menunjukkan bahwa berpuasa ialah suatu tindakan buat menunjukkan sikap ikut merasakan kita kepada orang-orang nan kelaparan. Puasa kita memiliki batas akhir waktu dan kita punya makanan buat mengakhiri puasa.
Namun, puasa orang-orang nan sedang kelaparan tak memiliki kejelasan akan batas akhir waktu. Begitu pula dengan persediaan makanan buat mengakhirkan puasanya.
Arti puasa bagi umat Islam ialah menahan diri dari makan dan minum, serta menahan segala sesuatu nan bisa membatalkan puasa. Waktunya dimulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Itu pun harus disertai niat dan syarat-syarat tertentu.
Puasa sunah boleh dikerjakan dan boleh juga tidak. Apabila dilaksanakan akan mendapatkan pahala dan apabila tak dikerjakan tak apa-apa. Contoh puasa sunah ialah puasa hari senin dan kamis atau puasa arafah.
Banyak kegunaan nan bisa diambil dari berpuasa. Sebagai umat Islam puasa di bulan Ramadhan tak hanya menahan lapar dan haus saja, tapi juga menahan lainnya, seperti nan sudah disebutkan tersebut.
Dalam agama Islam, berpuasa sangat dianjurkan. Bahkan ada waktu nan mewajibkan umat Islam buat berpuasa, yaitu ketika bulan Ramadhan (dalam kalender Hijriyah). Pada bulan Ramadhan, umat Islam wajib berpuasa selama satu bulan. Mulai terbit fajar (sebelum shubuh) sampai terbenamnya matahari (waktu maghrib).
Puasa itu memiliki beberapa pengertian nan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Pengertian puasa nan pertama ialah komitmen bahwa kita akan belajar jujur pada diri sendiri. Seseorang nan menjalani puasa secara ikhlas akan bersikap enggan buat membohongi diri sendiri.
Sekalipun tak ada orang nan melihat, dia tak akan mencuri-curi kesempatan buat makan dan minum atau melakukan hal lain nan bisa membatalkan puasanya.
Sikap ini didorong oleh keinginan buat mendapatkan suatu kepuasan batin. Apabila ada seseorang nan mengaku berpuasa, namun tak memiliki kejujuran pada dirinya sendiri, mungkin dia akan mendapatkan pengakuan kesalehan dari orang lain. Namun, jauh dilubuk hatinya, pengakuan nan dia bisa dari orang lain itu tak akan pernah mendatangkan kepuasan bagi batinnya.
Kemenangan hakiki dalam setiap pertarungan hanya akan dapat memuaskan batin, jika didapat dengan cara-cara nan jujur. Di luar itu, kemenangan hanya akan jadi empiris semu. Demikian juga dalam pertarungan melawan hawa nafsu, hanya kita sendiri nan tahu. Dengan cara apa kita sukses memenangkannya? Cara jujur atau curang?
Mengingat pengertian puasa ialah komitmen bahwa kita akan bersikap jujur pada diri sendiri, andai kita berbuat curang, dengan sendirinya kita telah berada di luar komitmen tersebut. Otomatis puasa nan kita jalani akan jadi kehilangan makna dan pahalanya tak ada.
Bagaimana orang-orang nan sedang menjalankan ibadah puasa, tapi melakukan tindakan nan tak jujur, seperti mencuri. Hal tersebut dikembalikan lagi kepada pribadinya sendiri, apakah dia memahami arti puasa itu sendiri.
Jangan mencontoh pada nan buruk, tapi contohlah nan baik. Laksanakanlah puasa dengan kejujuran dan hasil nan kita bisa pun akan terasa ketika waktu berbuka puasa tiba.
Melatih anak berpuasa sejak dini juga, bisa melatih anak tersebut buat bersikap jujur. Hal tersebut membuat anak menjadi mengerti apa arti berpuasa di kemudian harinya.
Pengertian puasa nan kedua ialah pengendalian diri ( self control ). Ketika menjalani puasa, kita akan berhadapan dengan hal-hal nan sebenarnya dihalalkan bagi kita. Namun, sebab kita sedang berpuasa, hal-hal nan halal tersebut buat sementara waktu diharamkan bagi kita. Kita pun dengan suka rela menerima ketentuan ini.
Kita tak boleh memakan dan meminum semua makanan dan minuman halal nan kita punyai. Kita juga dilarang melakukan interaksi suami istri dengan pasangan hayati kita nan sah. Anehnya, kita tak berkeberatan dengan hal itu. Bahkan, mematuhinya. Kenapa?
Karena kita betul-betul menyadari tentang arti puasa bahwa mengendalikan diri ialah aspek krusial bagi kehidupan manusia. Tanpa adanya kemampuan dalam mengendalikan diri, sangat sulit buat membedakan mana manusia dan mana binatang.
Bisa dibayangkan jika setiap orang sanggup buat mengendalikan dirinya, sanggup buat mengendalikan keinginannya dalam kehidupan sehari-hari, global ini akan tentram tanpa kejahatan. Bayangkan, dengan berpuasa, seseorang dapat menerima ketentuan nan mengharamkannya buat menikmati sesuatu nan sebenarnya halal baginya.
Dengan hal tersebut, sesuatu nan benar-benar haram niscaya akan segera ditinggalkan. Bukannya mencari dalih bagaimana caranya menghalalkan sesuatu nan nyata-nyata haram supaya dapat dikorupsi secara aman.
Dengan rajin beribadah puasa, manusia dapat terhindar dari segala macam penyakit hati, seperti sombong, kikir, iri hati, dendam, dan sebagainya. Hati kita akan tentram dan damai, apabila kita dapat mengendalikan diri kita.
Bentuk Hubungan Selama Berpuasa
Seseorang nan terbiasa berpuasa, mengekang dirinya dari Norma sehari-hari, seperti makan dan minum atau perbuatan jelek lainnya hanya sebab ketaatannya kepada Allah, maka ia akan semakin dekat dengan-Nya dan mudah dalam berinteraksi. Adapun hubungan nan kita lakukan dengan Allah selama Ramadhan ialah sebagai berikut.
- Interaksi Tabudi, yaitu meningkatkan kualitas ibadah.
- Interaksi Ilmi, yaitu tadabur dan tafsir AlQuran, mengkaji kembali Kalamullah, kitab Allah nan diturunkan-Nya kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk hayati kita.
- Interaksi Ukhrawi, ukhuwah persaudaraan, membangun silaturahmi dengan melakukan iftor jama’i atau buka puasa bersama, sahur bersama, dan zakat.
- Interaksi Dakwah, pelebaran wilayah dakwah tentang indahnya Islam, sempurnanya agama Islam, dan bahagianya menjadi ummat Islam dengan segala kemudahan nan diberikan oleh Allah Swt.
Puasa juga mendatangkan kegunaan bagi kesehatan tubuh kita. Puasa itu sebagai pemelihara, penjaga kekuatan ruh dan mental, serta pembersih organ-organ tubuh dari zat-zat berbahaya nan ada dalam tubuh kita.
Biasanya, orang tua selalu melatih anaknya buat berpuasa sejak kecil, sehingga arti puasa bagi mereka tak asing lagi apabila saatnya mereka melakukan ibadah puasa wajib.
Dari kecil dimulai dengan mengikuti puasa Ramadha bersama orang tuanya. Mungkin tak satu hari penuh, tapi dapat dimulai dengan puasa sinkron dengan kemampuan si anak. Lama-lama anak tersebut akan terus terlatih berpuasa, sehingga anak itu bisa berpuasa sehari penuh.
Apabila tak dilatih seperti itu, anak akan malas dan kaget, ketika datang bulan Ramadhan, puasa wajib, bagi dirinya. Puasa nan seharusnya dilaksanakan sehari penuh, tak bisa dijalankan, hanya mampu setengah hari.
Untuk itu, bagi orang tua, terutama seorang muslim, latihlah anak Anda berpuasa sejak dini. Hal itu bisa membantu anak mengenal arti puasa lebih dini lagi. Jadi, ceramah puasa itu sangat bermanfaat bagi umat muslim buat anak kecil.