Klasifikasi Hadits

Klasifikasi Hadits

Memahami ajaran dalam agama Islam dilakukan tak sebatas membaca Al-Quran dan terjemahannya. Sebab, Al-Quran memiliki bahasa nan tinggi dan ayat-ayatnya tak selalu dapat dipahami hanya melalui terjemahan.
Salah satu penjelas dari isi Al-Quran ada sunah atau hadits nan berupa ucapan-ucapan Rasulullah Saw. nan diberi otoritas oleh Tuhan buat menyampaikan setiap wahyu kepada umat manusia. Kedudukan hadits ini sangat krusial bagi umat Islam.

Hadits merupakan warisan Rasulullah nan sampai sekarang masih dipegang para umatnya nan senantiasa mengharapkan syafaat setelah dibangkitkan kembali nanti. Hadits dikumpulkan oleh sejumlah perawi memiliki peran krusial dalam penyampaian ajaran Islam.



Peran Hadits

Kedudukan hadits dalam Islam nan primer ialah penjelas ayat Al-Quran nan masih global. Rasulullah diperintahkan buat menjelaskan tiap-tiap ajaran kepada para sahabat setelah beliau mendapatkan klarifikasi dari Jibril.

Peran nan kedua ialah agar hadits menjadi panduan tambahan ketika muncul persoalan-persoalan nan tak secara khusus terdapat pada Al-Quran. Setelah Rasulullah Saw. Al-Quran dan hadits dijadikan sebagai acum para ulama buat mengeluarkan fatwa dan anggaran lainnya.

Peran nan ketiga, menjaga agar ayat-ayat Al-Quran tak secara sembarangan dilencengkan sehingga seolah ayat-ayat Al-Quran berkontradiksi. Klarifikasi Rasulullah sudah merupakan klarifikasi nan bisa dipahami bahwa juga sudah ditafsirkan secara mendalam oleh para ulama.

Ucapan dan kepribadian Rasulullah Saw. selalu berdasarkan Al-Quran. Umat Islam nan mengikuti hadits-hadits Rasulullah ialah mereka nan juga taat kepada Al-Quran.



Klasifikasi Hadits

Hadits diklasifikasikan berdasarkan ujung sanad, jumlah penutur, taraf keaslian, dan jenis-jenis lain.

1. Berdasarkan Ujung Sanad

Dari klasifikasi ini, sebuah hadits terbagi ke dalam tiga golongan. Pertama, marfu