Karakteristik Mental Yang Sehat
Istilah kesehatan mental berasal dari sebuah konsep nan disebut mental hygiene. Istilah mental sendiri didapat dair bahasa Yunani nan artinya kejiwaan. Istilah mental sendiri memiliki makna nan sama dengan bahasa latin, psyice nan artinya psikis. Dengan demikian, bisa ditarik konklusi bahwa mental hygiene diartikan sebagai mental nan sehat atau kesehatan mental.
Secara umum, kata sehat bisa diartikan sebagai sebuah kondisi nan paripurna tanpa adanya keluhan. Baik keluhan dalam hal fisik atau juga mental. Kesehatan mental merupakan sebuah kondisi dimana seseorang terhindar dari adanya keluhan serta gangguan mental nan terjadi secara neurosis atau juga psikosis.
Mental nan sehat biasanya sulit digoyahkan oleh stressor atau segala sesuatu nan menyebabkan munculnya stres. Sementara sehat dalam arti fisik diartikan sebagai sebuah kondisi dimana seseorang tak mengeluhkan kondisi fisik nan ada pada dirinya.
Jika dilihat dari sudut pandang psikologi, istilah sehat dapat diartikan sebagai sebuah kondisi dimana tak terdapat permasalahan dengan lingkungan sekitar. Sehingga ketika harus melakukan hubungan dengan orang lain, tak memunculkan sebuah hal nan berpotensi memunculkan konflik nan tak perlu.
Dalam orientasi penyesuaian diri, pengertian kesehatan mental ini tak dapat dilepaskan dari kontek lingkungan dimana seseorang tinggal. Dalam hal ini, terlihat erat keterkaitan masalah tersebut dengan baku kebiasaan lingkungan, khususnya kebiasaan sosial dan budaya. Dengan demikian, tak ada sebuah parameter spesifik nan dapat menentukan taraf kesehatan seseorang terkait dengan kondisi kejiwaan semata.
Ukuran kesehatan mental ini bisa dilihat dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Mereka nan mampu menjalin interaksi nan baik dengan lingkungan dimana mereka berada, dapat dimasukkan dalam kelompok manusia nan memiliki kesehatan metal bagus.
Namun demikian, batasan kesehatan mental ini tidaklah sama antara satu lingkungan dengan lingkungan lain. Seperti jika kita melihat kehidupan di perkotaan, dimana taraf individualistisnya sangat tinggi. Di sini, seseorang nan tak memiliki interaksi baik dengan lingkungan, bukan menjadi sebuah hal nan aneh dan tak dapat dikelompokkan sebagai manusia nan kesehatan mentalnya rendah. Sebab, hal tersebut merupakan sebuah proses kehidupan nan wajar terjadi di perkotaan, dimana banyak manusia nan waktunya habis tersita buat masalah pekerjaan dan perjalanan menuju kantor.
Lain halnya dengan kehidupan di desa. Dimana di wilayah ini, interaksi sosial antar individu masih dianggap sebagai sebuah hal nan penting. Dengan demikian, proses hubungan antara satu orang dengan orang lainnya, sangatlah diutamakan. Seseorang nan tak memiliki interaksi baik dengan lingkungannya, akan dikategorikan sebagai manusia nan tak memiliki kesehatan mental baik.
Dari dua contoh kasus ini terlihat, bahwa batasan kesehatan mental nan terkait dengan lingkungan bukan menjadi sebuah batasan nan bersifat absolut dan berlaku menyeluruh. Melainkan tergantung dengan konsep dan parameter nan ada di lingkungan masing-masing.
Unsur Psikologis
Dari sudut pandang psikologis, kesehatan mental ini merujuk pada proses pengembangan serta penerapan seperangkat prinsip praktis nan mengarah pada pencapaian serta pemeliharaan unsur psikologis. Selain itu, kesehatan mental juga merupakan upaya buat mencegah dari potensi munculnya kerusakan mental atau juga maladjustment.
Secara umum, masalah kesehatan mental ini berhubungan dengan beberapa hal, antara lain berhubungan dengan :
- Bagiamana kita berpikir, merasakan serta menjalankan kehidupan sehari-hari
- Bagiamana kita melihat diri sendiri serta orang lain
- Bagiaman kita mengevaluasi beberapa alternatid serta pengambilan keputusan.
Dari sini terlihat, bahwa seperti halnya masalah kesehatan fisik, kesehatan mental memiliki peranan nan krusial pada setiap fase kehidupan. Kesehatan mental tersusun dari berbagai usaha buat mengatasi tekanan atas masalah, hubungan dengan orang lain serta proses pengambilan keputusan.
Masalah kesehatan mental ini akan tersusun dari mulai hal nan baik hingga nan buruk, dimana setiap orang niscaya akan mengalaminya. Namun ada kalanya, ada orang nan mendapatkan permasalahan mengenai kesehatan mental ini sepanjang hidupnya.
Disini, beberapa fungsi kejiwaan misalnya mengenai pikiran, perasaan, sikap, pandangan serta keyakinan hayati harus dapat saling terintegrasi dengan baik. Selain itu, semua unsur tersebut harus dapat saling bekerjasama agar dapat dikatakan terdapat harmonisasi nan dapat menghindarkan diri dari keragu-raguan serta menghindarkan diri dari kondisi gelisan dan pertempuran batin.
Beberapa pakar psikologi sendiri, memiliki beberapa pandangan serta definisi nan berbeda dalam melihat masalah kesehatan mental tersebut. Seperti nan dikemukakan oleh Hadfield nan melihat kesehatan mental sebagai sebuah usaha pemeliharaan mental nan sehat serta mencegah agar mental tak mengalami ganngguan.
Sedangkan Alexander Schneiders menyebutkan kesehatan mental sebagai sebuah seni nan praktis buat mengembangkan serta menggunakan prinsip-prinsip nan berhubungan dengan masalah mental serta penyesuaian diri. Selain itu sebagai upaya buat mencegah dari masalah psikologis.
Sementara Carl Witherington menyebutkan bahwa kesehatan mental merupakan sebuah ilmu pemeliharaan mental atau sistem nan membahas menganai prinsip, metode serta teknik buat mengembangkan mental nan sehat.
Karakteristik Mental Yang Sehat
Untuk menentukan apakah sebuah mental masuk dalam kategori sehat atau tidak, ada beberapa ciri nan harus dipenuhi. Terdapat empat ciri nan dapat dijadikan parameter, apakah seseorang memiliki mental nan sehat atau tidak. Keempat ciri tersebut antara lain ialah :
1. Terbebas dari Gangguan Kejiwaan
Antara gangguan jiwa dan penyakit jiwa, memiliki perbedaan. Kedua disparitas tersebut ialah :
- Pada penderita gangguan jiwa, mereka masih mengetahui serta merasakan kesulitan akan sesuatu, sedangkan pada penderita penyakit jiwa, tak merasakan kedua hal tersebut.
- Penderita gangguan jiwa, biasanya memiliki kepribadian nan tak jauh dari empiris serta dapat hayati pada alam konkret nan umum. Sementara pada penderita penyakit jiwa, kepribadiannya dari segala sisi, sudah terganggu dan tak memiliki integritas serta hayati nan jauh dari alam konkret atau realita.
2. Mampu Menyesuaikan Diri
Proses penyesuaian diri ialah suatu media bagi seseorang buat mencukupi kebutuhan serta mengatasi tekanan, masalah, rasa putus harapan dan masalah eksklusif dengan cara eksklusif pula. Seseorang dapat disebut mempunyai penyesuaian diri normal dapat dirinya dapat mencukupi kebutuhan serta menyelesaikan masalah nan dihadapi dengan wajar, tak menyebabkan kerugian bagi diri sendiri serta lingkungan dan selaras dengan kebiasaan agama dan sosial.
3. Mampu Mengoptimalkan Potensi Secara Maksimal
Seseorang nan memiliki mental sehat yaitu mereka nan dapat mengoptimalkan potensi nan ada pada dirinya pada berbagai aktivitas positif serta bersifaf membangun buat pengembangan kualitas diri. Hal ini diwujudkan pada berbagai aktivitas belajar, bekerja, berorganisasi, penyaluran minat serta olahraga.
4. Mampu Meraih Kebahagiaan Pribadi dan Orang Lain
Mental nan sehat mampu menyuguhkan konduite atau sikap pada berbagi situasi buat mencukupi keperluannya. Selain itu, mampu menimbulkan akibat positif bagik bagi diri sendiri maupun orang lain. Selain itu, orang nan memiliki mental sehat akan memiliki prinsip tak akan mengorbankan hak orang lain buat kepentingan diri sendiri dengan merugikan orang lain. Sehingga semua kegiatan nan dilakukan ditujukan buat meraih kebahagiaan bersama.