Fase Pembuatan Naskah Drama

Fase Pembuatan Naskah Drama

Sebuah lingkup masyarakat modern pada masa reneisance banyak diangkat di dalam pentas-pentas drama nan dipertunjukkan dalam sebuah opera drama. Tema-tema drama nan diusung ke dalam pertunjukkan tersebut biasanya menyorot kehidupan sosial masyarakat tersebut pada masanya. Hingga seolah-olah penonton benar-benar disuguhkan kehidupan fakta. Pertunjukan drama nan sukses seperti ini biasanya didukung oleh penulisan naskah drama nan cerdas dan menarik.



Makna Sebuah Drama

Makna drama sesungguhnya ialah mengangkat kehidupan sosial ke dalam sebuah pertunjukan. Dengan maksud menjadi sebuah insinuasi sosial nan diperhalus melalui sebuah seni drama.

Drama merupakan sebuah pertunjukkan nan terdiri atas beberapa bagian, seperti prolog, monolog, dialog, dan epilog . Drama ialah pertunjukkan nan melibatkan lebih dari satu orang. Kecuali memang drama monolog yang spesifik dipertunjukan oleh hanya satu orang saja . Masing-masing tokoh memiliki bagian sendiri-sendiri buat diperankan, termasuk buat melakukan obrolan atau hal nan lainnya.

Para pemeran drama harus benar-benar menghafal bagian-bagian nan harus dilakukannya dalam pertunjukkan drama. Untuk itu, diperlukan sebuah naskah drama nan harus dihafal sebelum drama tersebut dipentaskan. Sebuah pertunjukkan drama tak akan dapat ditampilkan secara maksimal jika para pemeran tak menghapalkan naskah drama terlebih dahulu.

Nah, dalam kesempatan kali ini, penulis akan mengajak Anda buat mengetahui hal-hal apa saja nan harus diperhatikan dalam proses penulisan naskah drama sehingga tercipta naskah drama nan baik dan menghasilkan pertunjukkan maksimal.



Menulis Naskah Drama

Menulis naskah drama pada dasarnya berbeda dengan menulis sebuah cerita biasa seperti dalam novel, cerpen ataupun cerita kontiniu serial. Meski dalam garis besar tetap sama, yakni terdapat alur cerita, konflik cerita dan tokoh cerita. Di dalam penulisan naskah drama lebih ditekankan kepada unsur visual. Karena penikmat drama ialah penonton.

Jadi efek-efek spesifik harus dibuat buat menambah megahnya jalan cerita. Berbeda dengan buku, nan penikmatnya ialah pembaca. Sehingga kekuatan cerita ialah kapital buat tetap mempertahankan daya tarik buku tersebut. Sebuah buku nan baik ialah buku nan mampu menghadirkan sebuah kisah nan bisa melegenda, diperbincangkan setiap orang, dan bertahan dalam masa nan cukup lama.

Sedangkan sebuah drama nan bermutu ialah drama nan memiliki naskah drama nan baik dan utuh, mampu menyedot perhatian penonton dari awal hingga akhir pertunjukan. Serta mampu bertahan menyita perhatian dan menjadi pembicaraan masa dalam waktu nan cukup lama. Meski keduanya hampir mirip dalam kecenderungan atau tujuan, namun tampilan dan media nan digunakan sedikit berbeda.



Fase Pembuatan Naskah Drama

Drama merupakan sebuah pertunjukkan nan sangat mengedepankan sisi kreatifitas. Dan kreatifitas nan dituntut bukan hanya dari si penulis naskah dramanya saja, namun juga pemain drama, seni tata panggung, tata cahaya ( lighting ) dan promosi drama. Semua harus menjadi sebuah kreatifitas nan terpadu.

Dan spesifik buat proses penulisan naskah drama, harus mendapat porsi nan lebih serius dalam pelaksanaannya. Karena karya drama nan bagus, dijiwai oleh naskah drama nan bagus pula. Meski kadang-kadang ada pula naskah drama nan ditulis biasa-biasa saja tapi bisa tampil bagus di anjung pertunjukan.

Ya, memang benar. Menulis naskah drama memang susah-susah gampang. Karena merupakan proses kreatif nan berasal dari dorongan bawah sadar sehingga mampu tercipa sebuah karya sastra nan memiliki nilai seni. Proses kreatif tersebut biasanya meliputi beberapa fase, yakni sebagai berikut :

  1. Merasakan: buat bisa membuat naskah drama nan baik, penulis harus mampu merasakan hal-hal nan berkaitan dengan panca indera manusia.

  2. Menghayati: merupakan pendalaman terhadap temuan-temuan nan sebelumnya telah dirasakan.

  3. Menghayalkan: merupakan proses memunculkan hal-hal nan telah dirasakan dan dihayati dengan tujuan menghadirkan hayalan lain atau hayalan baru.

  4. Mengejawantahkan: merupakan proses mewujudkan tiga hal sebelumnya agar menghasilkan sesuatu nan lebih bernilai.

  5. Memberi bentuk: yakni menguatkan fase pengejawantahan dengan menambahkan hal-hal alamiah, mengalir, simbol-simbol, dan metafora sehingga tercipta sebuah karya.


Unsur Drama

Di awal telah disinggung mengenai makna naskah drama dan bagaimana cara menuliskan sebuah naskah drama. Hingga fase-fase hingga mampu mencipta sebuah naskah drama nan bermutu.

Berikut ialah beberapa unsur drama nan harus terdapat di dalam sebuah naskah drama. Meski bisa saja setiap penulis drama memiliki kekhasan masing-masing dalam karya dramanya, namun unsur-unsur drama berikut tak boleh ada nan ditinggalkan.

Beberapa unsur drama nan sine qua non ialah :



Menciptakan Konflik

Pengarang nan kreatif mampu menghadirkan konflik nan menarik dengan kejutan-kejutan nan sama sekali diluar estimasi dalam setiap naskah drama nan ditulisnya. Konflik-konflik nan diciptakannya akan dijalin sekuat mungkin sehingga akan memunculkan ikut merasakan ketika proses penyelesaian konflik.

Konflik nan menarik akan menghadirkan banyak ketegangan. Semakin banyak konflik maka naskah drama itu akan semakin menarik buat ditonton maupun dibaca. Konflik-konflik dalam naskah drama biasanya tercipta sebab adanya kontradiksi antartokoh, baik dari segi karakter, visi, maupun ideologi.



Menciptakan Tokoh

Pengarang nan handal akan mampu menciptakan tokoh nan sempurna. Tokoh-tokoh nan terbangun dalam sebuah drama biasanya merupakan tokoh protagonis (tokoh baik, nan mendukung cerita) dan tokoh berlawanan (tokoh dursila penentang cerita). Tokoh-tokoh nan terdapat dramamerupakan penentu mobilitas alur cerita.



Menciptakan Dialog

Dalam naskah drama, obrolan memiliki peranan nan sangat sentral sebab obrolan merupakan salah satu unsur esensial nan paling penting. Bahasa-bahasa nan digunakan dalam obrolan biasanya menjadi penanda naskah drama tersebut.



Menciptakan Simbol

Pada umumnya semua nan tersaji dalam naskah drama biasanya dalam bentuk simbol-simbol. Ada hal-hal nan tak dikatakan atau dibeberkan secara gamblang oleh penulis dalam naskah drama nan dibuatnya. Penulis selalu menyembunyikan sesuatu di balik naskahnya. Simbol-simbol nan tersembunyi itu nantinya akan akan diinterpretasikan oleh pengarah adegan melalui aktor-aktornya.



Menciptakan Naskah Berbobot

Naskah berbobot hanya dapat terlahir dari proses penulisan nan telah dijelaskan di atas. Untuk mengetahui seperti apa contoh naskah drama nan berbobot, Anda dapat mengunjungi website kumpulan naskah drama Indonesia di alamat: banknaskah-fs.blogspot.com/.



Apresiasi Naskah Drama

Apabila Anda telah mampu memahami bagaimana sebuah naskah drama tercipta. Maka Anda pun akan mulai merasa suka dan bahagia menikmatinya. Mungkin saja merasakan adanya keheranan dan ketakjuban pada saat menikmati drama anjung tersebut.

Setelah perasaan ini muncul, mungkin saja mulailah ada pikiran-pikiran nan mampir di benak Anda, setelah menontonnya. Hal ini wajar, dan biasa disebut sebagai termin apresiasi nan muncul dari dalam diri Anda.

Mengapresiasi sebuah naskah drama sesungguhnya ialah pekerjaan spesifik bagi para pekerja seni. Namun Anda sebagai orang awam tentu saja bisa pula mencoba buat mengapresiasinya. Karena apresiasi sebuah karya dan naskah drama, berawal dari sebuah rasa kecintaan terhadap seni tersebut.

Yang biasa diapresiasi di dalam sebuah naskah drama ialah : dialog-dialog dramanya. Penonton bahagia kepada dialog-dialog cerdas namun bernuansa humor. Tidak menggurui namun mampu bertutur jujur.

Kemudian pula para pemainnya, tak lepas dari apresiasi para penonton. Kefasihan pemain dalam mengucap dialog, acting pemain nan menghanyutkan penonton, dan kecerdasan penonton dalam memberi bumbu humor dalam setiap adegan. Semuanya tanpa disadari akan mendapatkan apresiasi eksklusif dari penonton. Dan nan berikutnya nan tidak luput dari apresiasi penonton ialah : tata panggung, iringan musik pendamping dan tata cahaya panggung.

Nah! Selamat menikmati naskah drama dengan belajar dari proses penciptaannya.