Kata-Kata Bombastis

Kata-Kata Bombastis

Era teknologi informasi ini membuat kita mampu mengakses informasi dengan mudah dari berbagaisumber. Mulai dari televisi, koran, radio, majalah, internet, dan sebagainya. Ribuan warta terpampang setiap hari. Di antara banyaknya warta nan ada dan di sela-sela waktu kita nan sibuk, biasanya hanya beberapa warta saja nan sanggup kita baca dalam sehari. Headline news menjadi faktor penentu apakah sebuah warta akan dibaca atau dilewatkan begitu saja.



Pengertian Headline News

Secara sederhana, headline news didefinisikan sebagai kepala warta atau judul berita. Di bagian inilah, sari warta akan ditampilkan. Bagian ini pula nan akan membuat seorang pembaca akan berhenti dan membaca warta nan bersangkutan atau akan melewatinya begitu saja. Headline news nan bagus ialah nan mampu membuat orang tertarik dan penasaran membaca beritanya hingga tuntas.

Keputusan apakah seseorang akan membaca sebuah warta atau melewatkannya itu hanya terjadi selama beberapa detik. Beberapa detik nan penting ini lah nan harus dimanfaatkan seefektif mungkin oleh penulis headline news agar mampu menjaring pembaca. Namun, sebab pentingnya fungsi headline news, terkadang media massa menggunakan gaya bahasa nan bombastis dan provokatif pada headline news hanya demi mendapatkan perhatian pembaca.

Sayangnya, gaya bahasa nan bombastis dan hiperbolis itu kadang melanggar kode etik jurnalisme. Di samping itu, ada pula pengertian headline news nan lain. Selain judul berita, headline news juga dapat berarti berita-berita menarik nan dijadikan topik primer dan dipasang di halaman pertama pada media massa koran.

Pemilihan headline news atau topik warta primer ini sangat tergantung dari kebjiakan redaksional media massa nan bersangkutan. Di antara beberapa isu nan sedang hangat, pimpinan redaksi sebuah perusahaan media massa harus dapat menentukan skala prioritas warta mana saja nan layak menjadi headline news.



Unsur-unsur Berita

Sebuah warta memuat unsur-unsur warta nan terdiri dari headline, lead, dan body.



  1. Headline

    Headline atau kepala warta disebut pula dengan judul. Judul warta biasanya juga memiliki anak judul. Headline news bertujuan memberi tahu pembaca tentang inti atau pokok berita, dan menekan suatu pesan eksklusif nan ingin disampaikan dalam warta itu.



  2. Lead

Lead merupakan paragraf inti nan memuat rangkuman suatu berita. Ia disebut juga teras warta nan berupa paragraf pertama dalam berita. Tanpa membaca holistik berita, secara garis besar pembaca akan mengerti isi warta itu hanya dengan membaca lead -nya. Meski demikian, pembaca tak akan menemukan klarifikasi detail jika hanya membaca lead dan tak membaca holistik isi berita.



  1. Body

Body merupakan isi warta nan melaporkan suatu peristiwa eksklusif dengan gaya bahasa nan padat, jelas, terstruktur, kronologis, dan mengandung unsur 5W 1H ( Who, What, When, Where, Why dan How ).



Kata-Kata Bombastis

Mengingat headline news atau judul warta merupakan hal pertama nan akan dilihat pembaca dan nan akan menjadi penentu apakah pembaca akan membaca warta nan bersangkutan atau akan melewatkannya, headline perlu buat dibuat semenarik mungkin. Namun, ambisi buat membuat headline menjadi menarik ini kadang lantas mengabaikan kode etik jurnalisme dengan membuat headline nan bombastis dan melebih-lebihkan.

Terkadang, sebuah headline juga sarat perbedaan makna provokatif dan juga keberpihakan. Memang sulit bagi insan media buat membuat headline nan menarik namun tetap menjunjung tinggi kode etik jurnalisme.Ada beberapa contoh headline yang diambil secara rambang dari sebuah portal warta online beberapa waktu lalu.

Coba perhatikan kalimat-kalimat nan dijadikan headline tersebut:

Gempa 5,0 SR Gelitik NTTIBM Siap Caplok ILOG15 Ribu Orang Kepung Istana Pagi Ini

Perhatikan kata 'gelitik', 'caplok', dan 'kepung' dalam headline news di atas. Kata-kaya itu terkesan melebih-lebihkan, bukan? Namun, itulah nan membuat warta itu menjadi menarik dan eye catching. Menjadi sulit kemudian buat menentukan sampai sejauh sebuah headline news masih dapat ditolerir dan sejauh mana headline news tersebut sudah tak etis lagi.

Barangkali, patokan nan paling jelas saat ini buat mengukur kualitas sebuah headline adalah sejauh mana objektivitasnya dalam menyampaikan sebuah pemberitaan. Pada waktu penggrebekan teroris di Temanggung beberapa tahun nan lalu, pernah sebuah media massa menulis headline news "Noordin Tewas", kemudian di bawahnya terdapat anak judul nan menjelaskan bahwa ada dugaan bahwa Noordin tewas.

Tentunya, headline utama nan tertulis dengan ukuran font nan besar nan menyatakan bahwa Noordin tewas inilah nan paling eye catching dan akan mudah terbaca. Jika pembaca tak membaca anak judul di bawahnya dengan teliti, mereka akan segera menyangka bahwa Noordin M Top benar-benar telah tewas.

Berita ini tentunya menjadi kabur dan tak lagi objektif. Kadang, headline news nan bombastis dan provokatif seperti itulah nan digunakan 'koran kuning' buat menarik minat pembaca. Maka tidak heran jika banyak media massa nan diprotes masyarakat sebab menggunakan headline news dan isi pemberitaan nan bombastis dan melebih-lebihkan.

Masyarakat sendiri lah nan pada akhirnya dituntut kepekaan dan daya kritisnya buat menilai headline news mana saja nan layak dibaca dan mana nan lebih baik dilewatkan begitu saja. Lain cerita apabila headline digunakan buat kepentingan iklan komersial, iklan layanan sosial atau kampanye, atau buat mengungkapkan gagasan atau opini pribadi.

Headline nan digunakan buat kepentingan iklan dan ungkapan gagasan pribadi ini boleh menggunakan kata-kata nan bombastis dan provokatif. Karena tujuan dari iklan baik komersial maupun layanan sosial memang buat memprovokasi atau mempengaruhi orang lain agar melakukan suatu tindakan atau membeli suatu produk seperti nan diharapkan oleh si pembuat iklan.

Demikian pula dengan headline buat mengungkapkan gagasan dan ide-ide pribadi, penggunaan kata-kata nan provokatif dan memihak diperbolehkan. Apalagi gagasan pribadi dan curahan hati merupakan sesuatu nan sangat subyektif, sehingga dapat dimengerti apabila kata-kata nan digunakan memang bersifat emosional.



Belajar Membuat Headline

Untuk bisa membuat headline news nan baik, dibutuhkan latihan terus-menerus. Belajar di ilmu komunikasi dengan konsentrasi studi pada global jurnalistik saja bukanlah agunan seseorang dapat membuat headline news nan bagus dan berkualitas.

Seorang wartawan media massa pun belum tentu dipercaya membuat headline news atas warta nan mereka tulis sendiri. Pemberian judul atau headline news ini biasanya menjadi tanggung jawab redaktur dan pimpinan redaksi. Bagi orang awam, dapat belajar membuat headline news buat tulisan-tulisan nan dibuat di dalam blog pribadi. Semakin sering Anda membiasakan diri menulis, semakin Anda akan terlatih mencari kata-kata nan tepat dan efektif, tapi tanpa melebih-lebihkan maknanya.

Banyak-banyaklah pula berbagi tulisan dan headline Anda kepada orang lain, sebab orang lain lah nan akan lebih dapat menilai kualitas tulisan Anda secara objektif. Banyak membaca artikel dan berita-berita di media massa juga akan mengasah kemampuan bahasa Anda.Terbiasa membaca headline news di media massa juga akan membuat Anda lebih sensitif buat merasakan headline news mana nan bagus dan mana nan hanya menjual kata-kata bombastis.