Cara mengatasi Hambatan-hambatan Komunikasi
Apa sebenarnya hambatan-hambatan komunikasi ? Kita sering melihat dua orang sahabat bertengkar hebat hanya sebab masalah sepele. Banyak suami istri nan bercerai, padahal mereka saling mencintai, hanya sebab ego dan tak mau saling memahami. Organisasi dapat hancur dan pecah sebab anggotanya tak kompak. Dua pihak berseteru sebab merasa nan paling benar. Antar negara saling serang, antara sesama anak bangsa begitu bernafsu buat saling membunuh dan melenyapkan. Semuanya itu berpangkal dari masalah komunikasi.
Mencari Akar Hambatan-hambatan Komunikasi
Tak ada sesuatu ang tidak dapat diatasi dan dicari akar permasalahannya termasuk masalah nan berhubungan dengan hambatan-hanbatan komunikasi. Semua menyadari bahwa komunikasi ialah cara manusia berhubungan satu sama lain dan berhubungan dengan mahluk lainnya.
Komunikasi ialah hal nan sangat krusial ketika kita mulai berhubungan dengan orang lain. Kesuksesan dan kegagalan dalam hayati ini sebenarnya ialah sebab faktor komunikasi. Perang dan perdamaian ada juga sebab faktor komunikasi. Semuanya berhubungan dengan komunikasi. Komunikasi ibarat poros nan menjadi inti dari semua kegiatan nan ada di bumi.
Tanpa adanya komunikasi, maka akan terdapat begitu banyak kesalahpahaman nan akan berujung saling bermusuhan. Permusuhan itu hanya akan mengakibatkan kesulitan dan kesukaran dalam kehidupan manusia. Oleh karenanya, ada juru damai nan dapat menjadi jembatan dan mediasi antar kelompok nan saling bermusuhan. Biasanya apa nan menjadi akar permasalahan ialah rasa benci. Banyak ditemukan bahwa orang membenci orang lain sebab sesuatu nan tidak ada alasannya. Bayangkan bahwa membenci orang lain hanya sebab rambutnya merah atau hanya sebab giginya mengingatkan dengan sesuatu nan telah lebih dahulu dibenci.
Sungguh tidak dapat dicerna oleh akal sehat dan tidak dapat diambil benang merah logika nan benar, bagaimana seseorang nan belum pernah berjumpa dan belum pernah berkenalan, sudah aling bermusuhan. Yang paling lucu ialah rasa benci itu hanya sebab dendam kesumat nan telah ada di antara keluarga mereka. Itu artinya bahwa setiap bayi nan belum terlahir sekali pun telah mempunyai musuh. Apa nan terjadi dalam kisah Romeo dan Juliet, juga ternyata ada dalam kehidupan nyata. Bertapa hambatan-hambatan komunikasi ini begitu dalam mempengaruhi kehidupan manusia.
Selain rasa benci. Adanya rasa tidak bahagia melihat orang lain bahagia dapat juga menjadi batu sandungan dan berbuah menjadi salah satu hambatan-hambatan komunikasi. Tidak bisa dipahami mengapa ada orang tidak bahagia melihat orang lain senang. Hatinya malahan sangat senang ketika melihat orang lain susah. Padahal hayati ini salah satu tugas pokoknya ialah menghilangkan dan membantu orang lain keluar dari kesusahannya. Perasaan inilah nan disebut dengan penyakit hati. Penyakit hati ini dapat menjadi kanker dalam kehidupan nan akan mengganggu komunikasi dengan siapa pun.
Tak bahagia melihat orang bahagia mungkin saja tak terlalu menyebabkan gangguan atau tidak terlalu menjadi hambatan-hambatan komunikasi nan membahayakan. Bagaimana dengan niatan ingin menyakiti. Niatan ingin melihat orang lain sengsara dan telah melakukan langkah agar orang nan menjadi sasaran benar-benar menderita, hal ini sangat tidak dapat dipahami. Apalagi setelah itu dengan sangat sadar mengambil hak dan harta dari orang nan telah disakiti tersebut. Orang-orang seperti ini benar-benar tak mempunyai hati nurani. Dalam diri mereka telah terjadi hambatan-hambatan komunikasi dengan nilai-nilai keilahian nan seharusnya ada dan menyelimuti hati nan bening.
Orang-orang seperti ini termasuk orang dursila nan harus diberi bimbingan. Kalau pun bimbingan tidak mampu menghilangkan sumbatan hambatan-hambatan komunikasi sinar keilahian dalam hati mereka, maka mereka harus ditumpas dan dimasukkan ke dalam penjara. Mereka tak layak dan tak berhak menghuni global nan harusnya damai dan penuh dengan keceriaan ini.
Hambatan-Hambatan dalam Komunikasi Lainnya
Seperti nan sudah dicontohkan, komunikasi tak selalu berjalan lancar. Ada faktor-faktor nan membuat komunikasi dua pihak menjadi bermasalah. Faktor-faktor tersebut dinamakan hambatan-hambatan komunikasi. Hambatan-hambatan komunikasilah nan menyebabkan dua pihak berseteru. Hambatan-hambatan komunikasi juga menyebabkan perang dunia.
Selain permasalahan nan sangat fundamental nan menjadi akar hambatan-hambatan komunikasi , ada juga hal-hal nan terbentuk oleh sistem nan menjadi penghalang terjadinya komunikasi nan baik. Hal-hal ini dapat jadi sebab adanya sistem pendidikan nan berbeda. Pendapat dan surat keterangan hayati serta pegangan keyakinan nan lain dari orang lain. Manusia biasanya akan merasa tak bahagia dengan orang nan mempunyai disparitas dengan mereka. Disparitas itu dapat apa saja. Dapat saja disparitas rona kulit, disparitas pendapatan per bulan, disparitas loka tinggal, dan perbedaan-perbedaaan lainnya. Semua disparitas itu memang akan sangat sulit buat disamakan sebab pada dasarnya manusia itu etrcipta dengan segala bentuk perbedaan-perbedaan.
Seharusnya disparitas itu akan membuat keadaan manusia menjadi lebih baik dan akan menjadi lebih kaya. Namun, memang sulit mengendalikan diri ketika disparitas terlalu ditonjolkan. Penonjolan disparitas itu akan menimbulkan penyakit hati nan hanya akan menyebabkan perselisihan nan semakin tajam di antara manusia.
Berikut ini merupakan hambatan-hambatan komunikasi.
1. Disparitas Persepsi
Setiap orang memiliki kemampuan nan tak sama dalam hal mengartikan sebuah pesan atau ungkapan. Ada orang nan mengartikan bentakan seseorang sebagai sebuah ketegasan. Namun, ada juga orang nan mengartikan bentakan tersebut sebagai sebuah kekejaman dan tindak kekerasan.
Perbedaan persepsi inilah nan menjadi alasan mengapa dua pihak terlibat konflik. Kadang, perkataan nan sama dapat diartikan beda bila disampaikan pada orang nan berbeda. Setiap orang dapat mengartikan sebuah garis lurus sebagai tiang bendera, namun orang nan lainnya dapat mengartikan sebuah garis lurus tersebut sebagai tanda seru. Padahal, sama-sama garis lurus.
2. Budaya
Perbedaan budaya juga menjadi salah satu penghambat dalam komunikasi, terlebih bila masing-masing pihak tak mengerti bahasa nan dipergunakan. Meskipun demikian, hal ini bukanlah masalah besar, tak sebesar alasan nomor satu sebab dapat diakali dengan cara menggunakan bahasa simbol atau saling mempelajari kebudayaan masing-masing.
3. Karakter Dasar
Karakter dasar manusia pada dasarnya ada 4, yaitu koleris, melankolis, plegmatis, dan sanguinis. Keempatnya memiliki karakter nan berseberangan. Koleris ialah karakter kuat nan kadang suka menyinggung perasaan. Melankolis ialah karakter nan lembut dan perasa.
Sanguinis ialah karakter nan santai. Plegmatis ialah karakter nan suka mengalah. Bayangkan bila keempat karakter ini dipertemukan dalam sebuah komunitas, apa nan akan terjadi? Disparitas karakter inilah nan memang kadang-kadang menjadi penghambat komunikasi.
4. Kondisi
Kondisi saat berkomunikasi dengan mitra bicara juga menjadi karena kesalahpahaman terjadi. Dapat saja saat komunikasi antara dua pihak sedang terjadi, pihak pertama sedang dalam kondisi nan tak enak. Akibatnya, kondisi nan tak enak tersebut mempengaruhi cara menangkap pesan dari mitra bicara sehingga terjadilah kesalahpahaman. Bila sudah tahu hambatan-hambatan nan ada pada komunikasi, kita akan tahu cara mengatasinya.
Cara mengatasi Hambatan-hambatan Komunikasi
Hal pertama nan harus diingat agar komunikasi tidak ada kendala ialah kerendahan hati. Hanya dengan merendahkan hatilah maka semua masalah dapat diatasi. Kerendahan hati ini akan menggiring orang buat lebih memahami dan mengerti keadaan dan kondisi orang lain. Kerendahan hati juga akan membuat semua orang sadar bahwa penciptaan ini niscaya mempunyai maksud dan tujuan nan jelas.
Bahwa tak mungkin satu orang mampu hayati sendiri. Ia niscaya membutuhkan kehadiran orang lain. Karena setiap mahluk itu tercipta dengan tujuan nan pasti, mereka niscaya mempunyai kelebihan dan kekurangan. Saling melengkapi kekurangan dan saling menghargai kelebihan masing-masing akan membuat hayati lebih damai.
Tak mungkin dapat membangun dengan lancar tanpa adanya kedamaian. Kehancuran niscaya akan selalu ada ketika di hati tak ada keyakinan bahwa sesama mahluk itu sama kedudukannya di sisi Tuhan. Hanya iman dan ketaqwaanlah nan membedakan. Harta bukan pembeda dan kesuksesan nan ditandai dengan kepopuleran dan kemakmuran juga bukan pembeda. Semua kesuksesan dengan ukuran duniawi itu hanyalah alat buat meraih ketaqwaan nan sejati.
Yang kedua ialah bahwa keinginan buat belajar dan mengunjungi banyak loka agar dapat berteman dengan bermacam-macam manusia. Pikiran nan luas, pandangan dan hati nan selalu terbuka dengan hal-hal baru, ialah satu langkah sangat latif demi meraih kesejahteraan bersama dan menghilangkan semua hambatan-hambatan komunikasi.