Kegiatan Positif

Kegiatan Positif

Setiap kali menikmati sajian film atau sinetron di layar lebar atau di layar kaca, maka nan terlihat ialah artis-artis muda. Artis-artis ini begitu belia dengan sikap keremajaannya nan ceria. Artis- seniman SMA ini begitu riang melakonkan peran nan menjadi rolnya.

Dengan menggunakan seniman seusia SMA ini, maka daya tarik film atau sinetron semakin meningkat dan memikat masyarakat. Kesalahan dalam menentukan seniman nan dipakai dalam proyek pembuatan film, akan sangat mengancam kelanjutan film tersebut.

Pengalaman menunjukkan bahwa banyak film nan sukses sebab seniman nan dilibatkan dalam sebuah proyek pembuatan film termasuk seniman sma. Artis-artis ini nampak menawan dengan segala tingkahnya nan memang menarik.

Maklum, mereka kan para seniman usia sma, yaitu seniman seusia anak sma. Sejak film nan dibintangi bintang-bintang muda dengan mengadaptasi cerita dari novel remajanya laku keras, maka para seniman usia sma banyak diburu oleh produser film. Dan, sampai sekarang hal tersebut masih berlaku buat film-film nan diproduksi.

Mayoritas masyarakat memang terdiri dari anak-anak usia sekolah sehingga jika mereka diberi konsumsi sinkron nan dibutuhkan, maka mereka niscaya begitu antusias menyambut hal tersebut. Tidak mungkin mereka menggemari seniman dengan taraf usia jauh di atas mereka.

Artis usia sma memang masih sangat berarti bagi perkembangan global perfilman di negeri ini. Hal ini sebab artis-artis ini, selain energik juga masa tayang mereka masih panjang. Dengan perhitungan itu, berhubungan dengan keterpakaian mereka dalam proyek pembuatan film.



Perlu Pilihan Karakter nan Tepat

Untuk bisa memerankan karakter sinkron dengan tuntutan skenario, maka seorang seniman harus bisa mengkondisikan dirinya. Pengkondisian ini sangat krusial karena sangat terkait dengan kelangsungan karir mereka. Jika tak bisa menemukan dan menjaga karakter nan harus diperankan, maka mereka niscaya tak bisa mempertahankan eksistensinya. Apalagi jika ditelaah, para seniman usia sma ini masih labil dan gampang mengalami perubahan sikap dan kondisi.

Para seniman usia sma dengan karakternya nan lugas memberikan satu nilai tersendiri bagi masyarakat. Apalagi, budaya di masyarakat telah beralih dari budaya baca menjadi budaya tonton. Tidak heran jika di masyarakat sekarang ini jumlah stasiun televisi semakin bertambah. Banyak pengusaha nan menanamkan kapital buat usaha broadcasting nan diyakini mempunyai prospek bagus ke masa depan.

Karena para seniman usia sma ini menjadi panutan anak-anak seusia mereka, maka seharusnya mereka memilih dan memilah karakter nan harus diperankan. Penentuan karakter inilah nan akan menumbuhkan gambaran diri seorang artis, apalagi seniman usia sma.

Jika mereka bisa peran nan sesuai, maka keberlanjutan karir mereka bisa terjaga. Mereka tak hanya eksis dalam satu musim, melainkan terus berkibar sepanjang masa. Orang akan mengenal mereka sebagai sosok nan baik dan patut buat dijadikan sebagai panutan.

Karena masih baru terjun ke dalam global akting sehingga tak sporadis nan ketika melakukan sebuah akting masih kurang totalitas. Kita masih sering melihat sebuah adegan dalam sinetron atau tayangan televisi nan akting para pemainnya masih kurang baik.

Inilah nan harus diasah oleh para pemain nan masih sma tersebut. Kita tahu bahwa para seniman senior semisal Dedy Mizwar atau Matias Mucus memiliki potensi nan luar biasa ketika melakukan akting.

Mereka selalu melakukan totalitas ketika mendalami peran nan sedang dilakoninya tersebut. Kita akan merasa sangat puas sekali ketika melihat ke dua seniman senior ini memerankan perannya dalam sebuah drama.

Memang tak mudah buat melakukan itu, tetapi bukan berarti tak mungkin. Perlu sebuah latihan dan bimbingan nan serius agar setiap peran nan dimainkan dapat diresapi dan dijalankan secara totalitas.

Kurang beragamnya cerita nan biasa diperankan oleh seniman nan masih seusia sma juga dapat menjadi penghambat bagi perkembangan karirnya. Seperti nan dapat kita lihat di pertelevisian bahwa kebanyakan cerita nan ditampilkan tidaklah jauh berbeda antara nan satu dengan nan lainnya.

Kebanyakan alur nan diceritakan ketika menghadirkan seniman dengan usia sma ialah perebutan kekasih semasa sma. Ditambah lagi terkadang kita melihat sebuah peran nan tak cocok dengan usia pemain. Tentu itu, menambah kurang pantas dilihatnya sebuah film atau sinetron di mata penikmat film.

Dalam perebuatan itu biasanya nan satu memerankan sebagi seorang nan selalu lemah dan berbaik hati kepada nan lainnya. Baik hatinya pun kadang terlalu kelewat batas sehingga menerima semua celaan atau hinaan nan diberikan oleh lawannya.

Sedangkan nan satunya lagi bermain atau berperan sebagai tokoh dursila nan rela menghalalkan segala cara buat mendapatkan kekasih hatinya. Dua peran inilah nan sering dan paling banyak dimainkan oleh para seniman nan masih usia sma.

Bukannya tak baik, tetapi jika hanya itu saja peran nan dimainkan maka talenta nan dimiliki atau terpendam dalam diri mereka dapat saja hilang sebab tak muncul ke permukaan. Lain halnya jika peran nan disediakan sangatlah banyak maka dapat jadi talenta akting nan mereka miliki akan berkembang dengan baik dan dapat menyamai dengan para seniman senior nan sudah lama menduduki global hiburan ini.



Potensi nan Membanggakan

Sebenarnya, jika melakukan satu penelitian, setidaknya Anda akan mengetahui bahwa anak-anak sma mempunyai asa buat menjadi seorang artis. Mereka sangat antusias jika diberi kesempatan buat menjadi seniman usia sma. Hal ini sebab anak-anak sma memang termasuk kelompok anak-anak kreatif, mereka ialah anak-anak semangat juang nan tinggi.

Sebagai generasi muda, semangat hayati anak-anak sma merupakan tenaga terpenting dalam upaya membangun karakter bangsa. Hal ini sangat krusial karena karakter bangsa menjadi gambaran diri bangsa ini.

Jika anak-anaknya mempunyai karakter jelek, maka hal tersebut sangat mempengaruhi gambaran bangsa secara keseluruhan. Apalagi jika mereka telah menjadi seniman usia sma, maka diyakini bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas perfilman nasional, bahkan hingga lingkup internasional.

Sebenarnya, jika hanya seniman usia sma nan perlu meningkatkan kualitas dirinya, tetapi nan juga sangat menentukan kualitas mereka ialah kualitas skenario nan disusun oleh penulis. Jika skenarionya bagus, maka hal tersebut bisa menjadi pemicu seniman buat berakting secara maksimal. Skenario memang memegang kunci keberhasilan sebuah produksi film. Dan, artis-artis sma ini diharapkan mampu mengimbangi kualitas scenario dengan kemampuan aktingnya.

Artis-artis sma sekarang ini memang sangat membanggakan karena walaupun mereka disibukkan dengan kewajiban belajar, tetapi hal tersebut tak mengurangi konsentrasi mereka terhadap profesi. Hal ini tentunya sangat membanggakan dan bisa dijadikan sebagai indikasi kondisi global perfilman di masa depan.

Selamanya Indonesia memang merupakan negeri dengan lumbung berbagai potensi warganya beragam. Ini merupakan salah satu kekayaan bangsa nan tak bisa dipungkiri. Sudah sangat banyak nan dilahirkan dan meninggal, tetapi tetap saja tumbuh dan tumbuh.

Artis usia sma di negeri ini bagaikan wafat satu tumbuh seribu. Oleh sebab itu, terlihat ada banyak hasil karya nan dihasilkan dalam global perfilman di negeri ini. Setiap saat selalu ada produk film nan baru, walaupun banyak nan mengatakan bahwa global perfilman negeri ini sedang mengalami situasi lesu, kurang darah. Tetapi, sebenarnya banyak film nan dihasilkan.



Kegiatan Positif

Kita patut memberikan apresiasi nan positif bagi anak-anak nan seusia sma tetapi sudah mampu menyalurkan bakatnya buat hal nan positif. Sekarang ini kita melihat banyak sekali terjadi tawuran nan dilakukan oleh anak sma.

Sungguh sangat miris sekali di hati ketika melihat tayangan sebuah warta nan menayangan perihal tawuran nan dilakukan oleh para remaja sma. Padahal seharusnya dalam usia tersebut seorang remaja sma masih dibebani oleh banyak sekali pekerjaan.

Pekerjaan nan primer nan harus dilakukan oleh seorang anak nan masih berusia sma ialah belajar. Kegiatan belajar tak hanya dapat dilakukan di bangku sekolah saja, tetapi dapat juga dilakukan di loka lain misalnya saja lingkungan sekitar.

Kita tak perlu melakukan sebuah tawuran buat dapat menyalurkan tenaga nan ada di dalam diri. Masih banyak cara nan dapat dilakukan agar tenaga nan ada di dalam diri dapat tersalurkan. Salah satunya ialah seperti nan dijalani oleh sebagian anak sma lainnya nan berprofesi sebagai seorang artis.

Bukankah hal tersebut lebih baik dilakukan daripada berkelahi nan tak jelas di jalanan. Dapat menyalurkan talenta nan dimiliki sekaligus mendapatkan uang. Kita harusnya bangga dan dapat mengacungkan jempol bagi para siswa sma nan sudah menyalurkan tenaga dan ekspresinya ke arah sahih seperti para seniman tersebut.