Perjuangan di Zaman Modern
Setiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia selalu memperingati Hari Pahlawan. Semua kalangan dari pejabat pemerintahan sampai di sekolah-sekolah mengadakan upacara buat memperingati Hari Pahlawan ini. Bahkan, televisi nan ada di Indonesia selalu menampilkan sosok pahlawan bangsa dan perjuangannya pada saat membela tanah air Indonesia tercinta ini.
Hal tersebut dilakukan tentu saja buat mengenang kembali jasa-jasa para pahlawan bangsa nan telah berjuang membela tanah air dengan seluruh jiwa raga demi tegaknya kemerdekaan Indonesia. Lalu, bagaimana perjuangan para pahlawan Indonesia pada saat memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia ini?
Makna Hari Pahlawan Bagi bangsa nan mengalami penjajahan tentunya pernah merasakan betapa sengsaranya rakyat nan hayati dalam penjajahan dan ketertindasan dari bangsa lain nan menjajah negaranya.
Segala upaya dilakukan oleh para pahlawan bangsa buat menegakkan kemerdekaan bangsa dan buat mengusir penjajahan di negerinya, termasuk Indonesia. Bangsa Indonesia telah mengalami penjajahan 350 tahun dan selama itu juga banyak para pahlawan bangsa nan gugur di medan pertempuran melawan penjajahan.
Untuk menghormati para pahlawan bangsa, maka Bangsa Indonesia menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan, sejak lebih dari setengah abad nan lalu nan pada tanggal tersebut terdapat Pertempuran Surabaya.
Tidak hanya Indonesia, bangsa lainnya pun memiliki hari pahlawan, seperti Angola nan diperingati pada tanggal 17 September, Jamaika diperingati pada bulan Oktober, Zimbabwe diperingati pada tanggal 11 Agustus, Mozambik diperingati pada tanggal 3 Februari, di Namibia diperingati pada tanggal 30 Agustus dan di negara-negara lainnya.
Mengapa Tanggal 10 November mungkin banyak nan bertanya, mengapa pada tanggal 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan bagi bangsa Indonesia?
Hari Pahlawan diperingati pada tanggal 10 November bukan berarti pertempuran-pertempuran lainnya dalam menegakkan kemerdekaan Indonesia tak mengandung jiwa kepahlawanan. Namun, setidaknya kita bisa mengambil banyak hikmah dari pertempuran 10 November tersebut.
Betapa para pejuang bangsa pada waktu itu dengan gagah berani melawan penjajahan. Mereka datang dari segenap penjuru tanah air ke Surabaya buat membantu perlawanan rakyat Surabaya, bahkan rakyat sipil pun ikut berjuang. Semangat perjuangan mereka begitu besar. Hal ini jugalah nan menjadi perhatian global diplomatik internasional sebab sebagai negara nan baru merdeka pada saat itu, seperti Indonesia memerlukan juga pengakuan dari global internasional.
Peristiwa 10 November
Hari Pahlawan tak dapat dipisahkan dari perjuangan bangsa Indonesia dalam memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Berbagai perlawanan terus dilakukan oleh para pahlawan bangsa nan ada di berbagai daerah. Salah satunya ialah pertempuan Surabaya nan dijadikan sebagai hari pahlawannya bangsa Indonesia.
Pertempuran nan terjadi pada peristiwa 10 November di Surabaya merupakan pertempuran besar-besaran dan merupakan pertempuran terberat bagi bangsa Indonesia. Namun, pertempuran tersebut didukung oleh rakyat banyak.
Sejarah singkat terjadinya pertempuran Surabaya ini berawal dari kedatangan tentara Jepang ke Pulau Jawa pada tanggal 1 Maret 1942. Setelah kedatangan pasukan Jepang ke Indonesia, Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang pada tanggal 8 Maret 1942. Dengan demikian, sejak saat itu Indonesia diduduki oleh Jepang. Jepang berusaha buat merangkul Indonesia, bahkan Jepang menjanjikan kemerdekaan bagi rakyat Indonesia.
Ketika mendengar kabar bahwa Jepang kalah dan menyerah kepada sekutunya setelah bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, bangsa Indonesia mengambil kesempatan tersebut buat memproklamirkan kemerdekaan Indonesia sebab pada saat itu Indonesia berada dalam kekosongan dari dominasi asing. Setelah diproklamirkan kemerdekaan Indonesia, yaitu pada tanggal 17 Agustus tahun 1945, bangsa Indonesia bersuka cita menyambut kemerdekaan bangsa Indonesia.
Pada tanggal 15 September 1945, mendaratlah pasukan Inggris di Jakarta dan mendarat di Surabaya pada tanggal 15 September. Pasukan Inggris juga membawa NICA nan memiliki misi buat mengembalikan Indonesia kepada Pemerintah Belanda sebagai negara jajahannya. Hal ini tentu saja membuat bangsa Indonesia marah.
Puncaknya ialah insiden di Hotel Yamato. Pada saat bendera Indonesia mulai dikibarkan di wilayah Indonesia termasuk di Surabaya, sekelompok orang Belanda mencoba mengibarkan bendera Belanda di tiang taraf atas Hotel Yamato.
Para pemuda Surabaya nan mengetahui hal tersebut jelas marah sebab Belanda telah menghina kedaulatan bangsa Indonesia sehingga bendera Belanda tersebut dirobek rona birunya dan mengereknya kembali di tiang setelah berwarna merah putih. Setelah peristiwa di Hotel Yamato, banyak pertempuran-pertempuran kecil antara rakyat dengan pasukan Inggris di Surabaya. Puncaknya ialah ketika pimpinan tentara Inggris nan bernama Brigadir Jenderal Mallaby tewas terbunuh.
Tewasnya Jenderal Mallaby membuat Mayor Jenderal Mansergh pengganti Mallaby membuat ultimatum nan menyatakan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia nan bersenjata harus melapor dan meletakkan senjata di loka nan ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tanan di atas.
Batas ultimatum tersebut pada tanggal 10 November jam 6.00 pagi. Ultimatum tersebut dianggap sebagai penghinaan bagi bangsa Indonesia sehingga pantas saja jika bangsa Indonesia menolak ultimatum tersebut sebab bangsa Indonesia baru memproklamirkan kemerdekaannya dan telah memiliki tentara keamanan rakyat sebagai pertahanan negara dan banyaknya organisasi-organisasi perjuangan dari majemuk golongan.
Pada tanggal 10 November, tentara Inggris melakukan agresi besar-besaran dengan mengerahkan sekitar 30 ribu tentara dan berbagai peralatan canggih sepert pesawat udara maupun tank baja. Mereka melakukan pengeboman di berbagai loka di Surabaya, tembakan demi tembakan dilakukan secara membabi buta.
Banyak rakyat sipil nan menjadi korban dalam agresi tersebut. Namun, perlawanan terus dilakukan oleh para pejuang bangsa tanpa kenal lelah dan tanpa takut mati. Saat itu perlawanan tak hanya dilakukan oleh rakyat Surabaya saja, namun dari berbagai pelosok datang ke Surabaya.
Bung Tomo terus mengobarkan semangat para pemuda buat terus melakukan perlawanan, bahkan tokoh-tokoh agama dan santri-santri ikut berjuang. Pihak Inggris mengira bahwa rakyat Indonesia akan menyerah dalam tempo 3 hari, namun ternyata pertempuran ini berlangsung sekitar sebulan sampai akhirnya seluruh kota di Surabaya jatuh ke tangan pasukan Inggris.
Pertempuran ini banyak memakan korban, ada sekitar 6000 rakyat Indonesia nan gugur dalam pertempuran tersebut. Sedangkan di pihak Inggris sekitar 1000 tentara nan gugur. Banyaknya rakyat Indonesia nan gugur di medan pertempuran ini sebab rakyat sipil nan ingin ikut berjuang melawan penjajahan. Mereka dengan semangat dan tanpa takut akan bahaya nan mengancam terus berjuang sampai titik darah penghabisan.
Hal inilah nan menjadikan tanggal 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan. Hari Pahlawan ialah hari bagi para pahlawan nan telah berjuang demi kemerdekaan Indonesia. Mereka bersedia mengorbankan jiwa dan raganya buat memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Perjuangan di Zaman Modern
Jasa para pahlawan tersebut akan kita kenang sepanjang masa. jejak-jejak perjuangannya akan terus membekas di setiap sanubari bangsa Indonesia. Para pejuang tersebut berjuang mendapatkan kebebasan dengan segenap jiwa raganya sampai titik darah penghabisan. Mereka tak pernah mengharapkan pamrih buat apa nan pernah mereka perjuangkan. Mereka berjuang semata-mata buat harga diri dan kemerdekaan bangsa dan negara.
Sebagai orang nan hayati di zaman modern, sudah seharusnya kita meneruskan semangat perjuangan dari para pahlawan itu. Banyak hal nan patut kita tiru dari sosok seorang pahlawan. Semangat, kerja keras, keikhlasan, serta tentunya sikap rela berkorban buat bangsa dan negara nan ditempatkan di atas kepentingan pribadi.
Setiap tahunnya kita mengenang jasa para pahlawan. Namun, mudah-mudahan tak hanya sekedar mengenang, tapi tugas kita ialah memberi makna pada Hari Pahlawan sinkron dengan zaman sekarang.
Berjuang sebagai seorang pahlawan pada masa kini bukan berarti harus membawa senjata atau bambu runcing seperti nan sering pahlawan kita lakukan ketika berperang, melainkan meneruskan perjuangan tersebut dengan melakukan pembangunan di segala sendi kehidupan guna kesejahteraan rakyat Indonesia.
Contoh perjuangan lain nan dapat kita lakukan, yaitu berani memberantas korupsi, berani menegakkan hukum tanpa pandang bulu, dan berjuang buat membela bangsa dalam segala bidang dengan mencetak prestasi-prestasi nan membanggakan. Itulah makna mengenang Hari Pahlawan nan sesungguhnya.