Patriotisme dalam Film Nagabonar Jadi 2
Kata 'patriotisme' sering muncul dalam kehidupan bernegara. Ketika kita duduk di bangku sekolah dasar (SD), kita sudah mendapatkan materi pelajaran tentang apa itu patriotisme. Jika mengikuti idiom " dulu tak paham, sekarang lupa " maka perlu diingatkan lagi tentang makna dari kata ini.
Jika ditelaah akar bahasanya, kita akan mendapatkan kata patriotisme nan disusun dari 2 kata dasar yakni 'patriot' serta 'isme' nan memiliki makna sifat kepahlawanan atau jiwa pahlawan. Pengorbanan nan dimaksud dapat berupa mengorbankan harta nan ada atau bahkan sebab kecintaan kepada negara sampai rela buat mengobankan jiwanya.
Patriotisme dalam Film
Patriotisme harus terus ditumbuhkan. Ada berbagai cara nan dapat ditempuh buat menyampaikan pesan-pesan tentang cinta negara. Mereka nan berkecimpung di global sinematografi menyampaikan pesan-pesan tentang patriotisme melalui film.
Ada banyak film nan menceritakan dan mengusung semangat patriotisme. Sebut saja nan dari Indonesia film Gie (2005), film Naga Bonar Jadi Dua (2007), atau Garuda Di Dadaku (2009). Berikut akan dibahas secara ringkas tentang film-film itu.
Patriotisme dalam Film Gie
Patriotisme tak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan . Itulah salah satu kalimat nan ditulis oleh Soe Hok Gie nan menginpirasi sebuah film nan mengambil judul dari penggalan namanya: GIE. Film ini dirilis pada tahun 2005 dengan menampilkan tokoh primer Soe Hok Gie nan diperankan oleh aktor papan atas yakni Nicholas Saputra.
Film nan disutradarai oleh Riri Riza ini berkisah tentang pemuda keturunan Tionghoa nan bernama Soe Hok Gie. Dia hayati di era orde lama. Setting waktu dan lokasi di era orde lama pada tahun 60 an dihadirkan dalam film ini dengan segala kehidupan sosial politiknya.
Saat itu, gie digambarkan sebagai sosok pemuda nan tak puas dengan pemerintahnya. Ketidakpuasan ini dia tuangkan dalam tulisan-tulisannya nan kritis, berani dan memiliki pandangan nan jauh ke depan, melampui pemikiran teman-teman sebayanya. Kecintaannya kepada negara dan masyarakat membuatnya menjadi sosok nan begitu peka dengan suasana kehidupan sosial masyarakat.
Ketika perjuangannya buat menumpas rezim dan melawan tirani nan berkuasa justru melahirkan rezim baru, membuat dia sangat terluka. Apa nan dilakukan Gie melalui kata-katanya nan terucap maupun nan tertulis oleh tinta mengisyaratkan semangat cinta tanah air nan menyala-nyala pada dirinya.
Patriotisme dalam Film Nagabonar Jadi 2
Film berikutnya nan mengusung spirit patriotisme ialah Nagabonar Jadi 2. Film nan pernah meraih penghargaan " Movie of the year 2007 " ini dilakoni sekaligus disutradarai oleh aktor kawakan Deddy Mizwar. Tidak itu saja, sebab begitu bagusnya maka pantas jika film ini menjadi film terlaris pada tahun 2007. Sebuah pencapaian nan sulit diikuti oleh film lain pada saat itu.
Dalam film ini diceritakan ada seorang bapak bernama Nagabonar nan diperankan oleh Deddy Mizwar. Ia memiliki anak bernama Bonaga nan dimainkan oleh aktor tabiat Tora Sudiro. Kehidupan bapak anak ini sangat jauh berbeda. Nagabonar hayati dengan suasana tradisional nan masih memegang teguh nilai-nilai lokal. Sedangkan Bonaga ialah tipe anak metropolitan.
Masalah muncul ketika Bonaga nan menjadi seorang pengusaha berhasil mendapatkan tawaran pembangunan proyek resort dari investor Jepang. Sialnya, huma nan diincar oleh si investor ini ialah huma perkebunan kelapa sawit nan notabene ialah milik Nagabonar, ayahnya.
Kabar tentang planning proyek Bonaga ini tentu saja mendapat kontradiksi nan keras dari Nagabonar. Apa pasalnya? Karena selain perkebunan kelapa sawit itu ialah peninggalan keluarganya secara turun temurun. Ternyata di sana ialah loka peristirahatan terakhir bagi istri, ibu serta teman setianya Si Bengak Bujang.
Emosi Nagabonar semakin meluap ketika mengetahui bahwa sang investor tersebut ialah orang Jepang .Bangsa asing nan sampai saat ini dianggapnya sebagai bangsa penjajah. Akhir cerita menyuguhkan sebuah keputusan Bonaga buat membatalkan proyek itu sebab ada 2 pihak nan lebih dia pilih dibanding proyek nan besar nilainya itu.
Dua hal itu ialah ayahnya dan juga tanah airnya. Rasa cinta terhadap ayahnya nan sudah niscaya menolak ide proyek itu meluluhkan hati Bonaga buat tak meneruskannya. Hal lainnya ialah sebab kecintaan terhadap tanah airnya. Dapat jadi ini merupakan hasil dari aksi 'cuci otak' nan dilakukan oleh Nagabonar, ayahnya.
Itulah wujud patriotisme nan ditunjukkan oleh Nagabonar dan anaknya. Betapapun berkilaunya hasil dari proyek itu, tetap tak membuatnya gelap mata sehingga harus melawan ayahnya nan begitu patriotik
Patriotisme dalam Film Garuda di Dadaku
Film ini termasuk film bagus nan pernah penulis tonton. Begitu melihat film nan didominasi oleh akting anak-anak kecil itu mampu menghadirkan perasaan terharu, tertawa serta perasaan sedih atas jalan cerita nan dihadirkannya. Garuda di Dadaku mengetengahkan cerita seorang anak laki-laki kecil bernama Bayu nan masih duduk di bangku SD kelas 6. Cita-cita Bayu ialah ingin menjadi pemain sepakbola nan hebat.
Tapi sayang, keinginan ini ditentang oleh kakeknya. Alasan si kakek menentang keinginan Bayu ini ialah sebab dalam pandangan kakek, pemain sepak bola identik dengan kehidupan nan miskin nan dulu pernah dialami oleh ayah Bayu. Keinginan Bayu menjadi pemain bola nan berjumpa dengan ketidaksetujuan si kakek menyebabkan Bayu harus mencuri-curi waktu dan kesempatan agar dapat bermain bola.
Meski di dalam rumahnya ada kakeknya nan tak setuju dengan kegemaran Bayu mengolah si kulit bundar, tapi di luar sana ada seorang sahabatnya nan mendukung keinginan Bayu itu. Heri namanya. Sosok anak kaya nan dikarunia fisik tak paripurna sehingga harus duduk di kursi roda.
Dapat dikatakan dialah sosok 'pelatih' dan motivator nan cerdas buat Bayu. Dia pula nan mendorong agar Bayu mengikuti seleksi nan diadakan buat menjaring anggota skuad nan dipersiapakan menjadi Tim Nasional U-13. Tim ini nantinya akan mewakili Indonesia di ajang internasional.
Dalam usaha mewujudkan keinginan masuk Tim Nasional U-13, mereka harus mencari-cari waktu dan loka buat berlatih. Sampai akhirnya mereka menemukan huma di area kuburan nan masih kosong nan dapat digunakan buat berlatih bola. Dari loka inilah mereka berjumpa Zahra nan miskin tetapi cantik.
Bersama-sama ketiga sahabat cilik ini berjuang agar Bayu dapat lolos dan masuk dalam Tim Nasional U-13. Dalam perjalanan meraih mimpi itu ada banyak rintangan dan cobaan nan harus dihadapi oleh Bayu, termasuk adanya ancaman putusnya tali persahabatan dengan 2 temannya nan istimewa itu.
Garuda di Dadaku pertama kali dirilis pada tahun 2009 nan disutradarai oleh Ifa Isfansyahdan diisi oleh para aktor hebat. Sebut saja aktor cilik Emir Mahira nan berhasil membawakan karakter Bayu. Aldo Tansani nan dengan aktingnya mampu membuat penonton mengalihkan pandangan kepada sosok instruktur dan motivator nan hebat buat Bayu ini.
Juga ada seniman cantik Marsha Aruan, meski dalam film diceritakan sebagai sosok gadis kecil nan miskin. Tapi tetap saja paras cantiknya tak dapat disembunyikan. Itu ialah sederet aktor ciliknya. Untuk peran dewasa kehadiran aktor tabiat Ikranegara nan juga berhasil main di Laskar Pelangi ini mampu membuat film ini berbobot.
Begitu pula kehadiran mantan Putri Indonesia yakni Maudy Kusnaedi serta Ramzi nan bermain sangat kocak. Tidak ketinggalan ada sosok instruktur Timnas U-13 yakni Ari Sihasale nan membuat film ini terlihat lebih greget .
Semangat nasionalis dan patriotisme dalam film ini dapat dilihat dari perjuangan Bayu buat dapat menjadi pemain hebat global nan berasal dari Indonesia. Selain itu, perbedaan makna patriotisme banyak hadir dalam berbagai simbol-simbol dengan menggunakan sepakbola sebagai alat perantaranya.
Semangat Bayu buat dapat mengenakan kaos tim sepakbola nan ada lambang garuda di dadanya ialah sebuah contoh sederhana tentang rasa nasionalisme dan patriotisme. Rasa ini nasionalisma dan patriotisme ini ada dalam jiwa anak anak.