Hal-Hal nan Perlu Diperhatikan

Hal-Hal nan Perlu Diperhatikan



Penulisan Karya Ilmiah

Mari kita kaji bersama tentang seperti apakah penulisan karya ilmiah nan dianggap sahih ditinjau dari karakteristiknya. Sebelumnya Anda perlu mengetahui bahwa karya ilmiah merupakan media nan bisa memaparkan berbagai gagasan atau ide keilmuan, baik berupa konsep, fakta, prinsip, teori, mekanisme dan lain sebagainya. Dan demi keefektifannya, penulisan karya ilmiah ini harus didasarkan pada beberapa asas. Bila telah mengikuti asas-asas itu, maka karya ini baru akan dianggap karya olmiah.

Asas-asas tersebut ialah asas keobjektifan, asas kejelasan, asas keringkasan, asas kelogisan, asas kepaduan, asas koherensi, dan asas penekanan. Asas-asas tersebutlah nan menjadi bibit dari terbentuknya ciri penulisan sebuah karya ilmiah nan benar. Dengan memahami asas-asas tersebut, karya itu akan dapat dijadikan sebuah surat keterangan dan dapat dimanfaatkan. Perlu diketahui bahwa pelajar dan kaum intelektual Indonesia lainnya, masih belum terlalu bersemangat membuat karya ilmiah.



Bukan Sekedar Syarat

Karya ilmiah nan mereka untuk biasanya hanya sebagai syarat buat kelulusan atau sebab ingin ikut lomba. Karya ilmiah itu belum menjadi suatu kesenangan dan kebahagiaan ketika dapat membuatnya. Padahal kalau karya ilmiah itu dapat bermanfaat dan digunakan dalam pelaksanaan nan baik sehari-hari, maka karya itu akan menjadi amal jariyah bagi nan membuatnya. Sisi keilmuan memang perlu ditonjolkan, tetapi buat menambah semangat, sisi spiritual juga perlu diperhatikan agar ada kemauan nan lebih buat terus berkarya.

Waktu nan ada harus dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin agar menjadi satu hal nan akan dapat berguna bagi diri sendiri dan orang lain. Kalau hanya digunakan buat bermain dengan ponsel nan dipenuhi dengan berbagai aplikasi, terkadang waktu terbuang percuma. Membuat karya ilmiah itu mungkin sulit pada awalnya sebab memang banyak hal nan harus dilakukan. Bacaan sebagai surat keterangan sine qua non walaupun belum banyak. Lalu waktu penelitian dan diskusi dengan banyak orang.

Waktu bermain dan bersenang-senang seolah habis. Padahal membuat karya ilmiah dapat juga cukup menyenangkan. Semakin sering melakukannya, akan semakin banyak surat keterangan nan dibaca dan itu artinya semakin banyak juga bahan nan dapat dijadikan sebagai acuan. Lama-kelamaan akan menjadi seseorang nan dianggap pakar dalam bidang penelitian dan pembuatan karya ilmiah. Tidak banyak orang nan dapat seperti ini. Itulah mengapa sine qua non semangat nan membara bagaimana agar dapat menjadi seorang peneliti.



Hal-Hal nan Perlu Diperhatikan

Tidak krusial buat berbasa-basi lagi, silahkan Anda menyimak kelima ciri penulisan sebuah karya ilmiah nan sahih sebagaimana berikut:

1. Objektif
Penggambaran nan objektif ialah penggambaran atas sesuatu dengan sebenar-benarnya sinkron dengan keadaan atau kondisi dari sesuatu tersebut. Hasil dari pengggambaran objektif inilah nan kemudian disebut dengan fakta. Tidak ada penambahan, tak ada pengurangan. Penggambaran apa adanya. Tidak mudah mungkin buat dapat membuat tulisan nan berdasarkan fakta, dengan latihan semua akan terasa mudah.

Hal ini mengimplikasikan bahwa penulisan nan memihak (tidak netral), nan berorientasi pada si penulis, nan emosional, dan nan ekstrem haruslah dihindari sejauh-jauhnya. Anda perlu contoh? Perhatikanlah bagaimana kalimat-kalimat berikut membawa unsur subyektfitas:

* Gunung berapi nan meletus telah menimbulkan kerugian fisik dan psikis bagi kita. (Kita dan kata ganti orang lainnya seperti kami, saya, aku, dan lain-lain menunjukkan adanya subyektivitas). Kerugian seperti apa tak digambarkan.
* Sosiolog niscaya membahas berbagai gejala sosial nan terjadi di masyarakat. (Kata niscaya dan kata-kata semisal wajib, harus, perlu, tentu, mutlak, dan fardhu menunjukkan adanya unsur mutlak dan ekstrem)

Selanjutnya, penulisan karya ilmiah nan sahih ditunjukkan dengan kalimat berikut:
* Gunung berapi nan meletus telah menimbulkan kerugian fisik dan psikis bagi masyarakat di sekitarnya. (Kata kita diubah dengan kata nan lebih obyektif, yakni masyarakat disekitarnya)
* Sosiolog pastilah membahas berbagai gejala sosial nan terjadi di masyarakat. (Kata niscaya dirubah dengan pastinya buat memunculkan netralitas)

2. Konsisten
Di samping obyektivitas, konsistensi merupakan ciri nan paling menampakkan disparitas antara karya ilmiah dengan jenis karya lainnya. Anda bisa memakai diksi dan kata nan bervariatif ketika Anda menulis cerita pendek atau novel. Tetapi di sini, buat menunjukkan pada sesuatu nan sama, Anda dituntut buat selalu menggunakan atau mengulang kata dan frasa kata nan sama pula.

Apabila di awal Anda menggunakan kata penulis buat menunjukkan pribadi Anda, maka Anda juga harus menggunkan kata penulis jika Anda ingin menunjukkan pribadi Anda lagi, alih-alih menggunakan kata aku, saya, atau kami. Kecuali ketika membuat laporan menulisan tentang penelitian tindakan kelas. Bila dibuat dalam bahasa Inggris, laporannya boleh menggunakan kata ‘I’ sebab penelitian ini memang menekankan apa nan dilakukan oleh sang peneliti.

Dan sebalikanya, jika Anda menggunakan kata penafsiran dan interpretasi atau kegiatan dan aktivtas pada satu karya ilmiah, dalam hal ini Anda bisa dikatakan sebagai orang nan tak konsisten. Kalau terlihat ketidakkonsistenan dalam sebuah karya ilmiah, karya itu tak akan dilirik lagi dan dianggap sebagai karangan bebas biasa. Tentu saja tak ada nan mau diperlakukan seperti itu. Oleh sebab itu, bimbingan dan arahan dari pembimbing atau guru sangat penting.

3. Cendekia
Cendekia akan menuntun Anda dalam membuat kalimat nan tepat, cermat, tak ambigu, dan masuk akal. Perhatikanlah kalimat berikut: Karbohidrat nan memadai bisa memberikan imbas kenyang serta tenaga buat bergerak dan mencegah kelesuan.

Kalimat di atas mengandung tiga pemahaman, yaitu (1) Karbohidrat nan memadai bisa memberikan imbas kenyang, (2) tenaga buat bergerak dan (3) mencegah kelesuan. Kerancuan dalam kalimat ini menjadikan kita bertanya-tanya tentang benarkah karbohidrat nan memadai bisa mencegah kelesuan?

Selain itu, kata dalam kalimat tersebut juga tak setara. Perhatikan penggunaan kata memberikan, tenaga, dan mencegah. Di antara kata memberikan dan mencegah sebagai kata kerja, kata tenaga menyimpang dari kesetaraan karna kata tenaga tersebut merupakan kata benda.

Kalimat di atas lebih cendekia apabila direvisi menjadi:
Karbohidrat nan memadai bisa memberikan imbas kenyang, menambah tenaga buat bergerak, dan mencegah kelesuan.

Dalam bahasa Inggris, kalaimat seperti ini ialah kalimat nan paralel. Kalau menggunakan kata kerja, maka selanjutnya setelah koma, juga menggunakan kata kerja. Begitu juga kalau menggunakan kata sifat, setelah koma jug akata sifat. Tidak boleh membuat kalimat seperti, “Dia ialah seorang guru dan sangat cantik serta penuh dedikasi.” Kalimat nan baik ialah “Dia ialah seorang guru wanita nan cantik dan berdedikasi.”

Tidak mudah buat dapat menulis kalimat seperti itu. Latihan dan bimbingan memang krusial disamping memang ada kemauan buat terus mengasah diri agar dapat membuat tulisan dengan kalimat nan tak terlalu panjang tetapi tepat dan mudah dipahami.

4. Ringkas dan Jelas
Semakin sedikit ialah semakin baik. Semakin sedkit kata nan Anda gunakan dalam membangun satu kalimat, semakin baik pula bangunan kalimat Anda, tentu tanpa mengaburkan gagasan atau ide kalimat itu sendiri. Dengan kata lain, dalam penulisan karya ilmiah nan benar, Anda dilarang buat bertee-tele. Contoh kalimat nan bertele-tele adalah:

Pernyataan nan dikeluarkan presiden masih samar dan tak menunjukkan klarifikasi apapun mengenai tanggapan atas topik nan aktual sebab hanyalah mengulang fakta-fakta nan telah diketahui publik.

Bandingkanlah dengan kalimat berikut ini:
Pernyataan nan dikeluarkan presiden masih samar. (Cukup ringkas dan jelas buat menyita waktu pembaca dengan percuma).

5. Formal
Karakteristik formal dalam penulisan karya ilmiah nan sahih ditemukan dalam penggunaan kata, frasa kata, dan kalimat. Untuk menulis dengan formal, Anda cukup berpegang pada EYD (Ejaan nan Dibenarkan). Untuk membuat tulisan sinkron dengan kaidah bahasa nan digunakan, penggunaan kamus, sangat penting. Selanjutnya, tak ada ruginya membaca buku pedoman menulis dalam bahasa Indonesia.

Selamat menulis!