Kota Administratif Sebagai Kota Motivator

Kota Administratif Sebagai Kota Motivator

Peta Jakarta Selatan? Ya, dalam artikel berikut kita akan sama-sama mengetahui citra peta Jakarta Selatan. Namun, sebelum mengulasnya secara tuntas, ada baiknya kita simak terlebih dahulu gambaran berikut.

Jakarta selatan merupakan sebuah kota administrasi di Daerah Spesifik Ibukota Jakarta bagian selatan. Kota ini merupakan salah satu kota administrasi dan satu kabupaten administrasi di DKI dengan perbatasan Jakarta Barat dan Jakarta Pusat di sebelah utara, Jakarta Timur di sebelah timur, Kota Depok di sebelah selatan, dan Kota Tangerang Selatan di sebelah barat.

Dibandingkan dengan wilayah lainnya di DKI, Jakarta Selatan merupakan kota administrasi nan paling kaya dengan banyaknya perumahan warga kelas menengah ke atas dan berbagai loka pusat bisnis utama.
Kota dengan luas sebesar 154, 32 Km ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 2.025.763 jiwa dengan jumlah kecamatan sebanyak 10 dan jumlah kelurahan sebanyak 65.



Sejarah Kota Jakarta Selatan

Lahirnya keputusan gubernur DKI Jakarta dengan nomor 1B3/1/1/66, membuat penataan wilayah administratif pemerintahan Kotapraja Jakarta terbagi menjadi 5 wilayah kota serta wilayah kota administrasi Kotamadya Jakarta Selatan nan membutuhkan lokasi perkantoran sendiri nan memadai.

Sebelum keputusan gubernur DKI tersebut diberlakukan, terdapat kantor pemerintahan Kotabaru Kebayoran Baru di Jakarta Selatan nan bertempat di Jalan Hang Lekir I no.5 dengan kepala kantor berada langsung di bawah urusan pemerintahan generik (UPU) Departemen dalam Negeri.

Pejabat nan menjadi kepala kantor tersebut memiliki kedudukan nan setara dengan Wedana. Kepala kantor pemerintahan tersebut ialah Bapak H. Mochtar Zakaria, SH alm. Dan asisten wedananya ialah Bapaka H.M.A. Adiwidjaya alm. Lokasi kantor terdahulu ialah di kantor baru Jl. Radio V kelurahan Kramat Pela.

Di kantor tersebutlah bermulanya kantor wilayah administrasi Kotamadya Jakarta Selatan nan sinkron dengan keputusan gubernur DKI di atas. Lantas dibangunlah sebuah kantor pada pertengahan 1964 dengan luas sebesar 3000 meter persegi.

Konsekuensi nan harus dimiliki oleh pemerintah DKI Jakarta tentu ialah pembangunan nan pesat. Agar mampu memberikan tunjangan pelayanan terhadap masyarakat, dibangunlah kantor representatif nan dapat menunjang kelancaran berbagai tugas di bidang pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan, dan ketertiban umum.

Setelah itu, barulah dilaksanakan pembangunan fisik kantor wilayah administrasi Kotamadya Jakarta Selatan di Jl. Trunojoyo pada tahun 1969. Kantor nan digunakan merupakan bekas kantor jawatan pekerjaan generik Kotapraja Jakarta.

Pembangunan dilakukan hingga termin kantor Blok V nan berlantai 8 dengan jumlah unit organisasi sebanyak 22 dan jumlah pegawai sebanyak 1787 orang. Dalam perkembangan selanjutnya, pembangunan kembali dilakukan secara bertahap hingga kini.



Pengarahan Baru dalam Perencanaan Pembangunan Kantor Walikotamadya

Pada Desember 1996, dibuatlah perencanaan pembangunan kantor Walikotamadya sebagai pemugaran atas planning ekspansi nan sebelumnya dicanangkan. Berbagai pengarahan baru dalam perencanaan pembangunan pun dihasilkan, yakni sebagai berikut.

  1. Kantor walikotamadya harus memiliki karakteristik khas dan karakter spesifik sebagai kantor walikotamadya
  2. Indentitas seperti City Hall, Entrance, dan lobby nan besar dibangun dan disediakan buat menarik perhatian masyarakat.
  3. Keberadaan kantor walikotamadya tak boleh tertinggal dari pembangunan wilayah di sekitarnya.

Selain itu, terdapat pula hasil pemikiran dari beberapa pengarahan di atas nan menyangkut penilaian planning induk sebelumnya dengan planning pembangunan nan dipresntasikan sebagai berikut.

  1. Bangunan kantor walikotamadya nan dibuat dengan biaya nan tinggi haruslah sinkron dengan kualitasnya, namun dengan biaya pemeliharaan nan murah.
  2. Gubernur juga menyarankan agar dicari alternatif lain sebab huma di Jl. Trunojoyo terbilang sempit, yakni hanya sebesar 1,19 ha. Hal ini dianggap tak efisien dan kurang memenuhi syarat buat kebutuhan baku kantor walikotamadya dengan taraf kepadatan lalu lintas nan cukup tinggi di lokasi tersebut.
  3. Gubernur menyarankan agar diadakan kedap koordinasi dengan wakil gubernur bersama instansi terkait dengan hasil lokasi kantor wlikotamadya berada di Taman Pemakaman Generik Blok R.
  4. Selain itu, hasil kedap juga menyebutkan bahwa kegiatan seluruh unit kantor walikotamadya Jakarta Selatan dipindahkan ke lokasi TPU Blok P di jalan Prapanca Raya dan lokasi lama bisa digunakan buat kegiatan pemerintahan lainnya, seperti acara taraf Pemda, gedung buat kegiatan pameran, atau galeri seni.
  5. Alternatif kedua ialah unit-unit operasional ditempatkan di lokasi TPU blok P dan kegiatan walikotamadya beserta perangkat stafnya sebagai unit fungsi kesekrtariatan ditempatkan di lokasi lama.
  6. Pada akhirnya, gubernur memilih alternatif pertama dengan alasan bahwa alternatif kedua seolah-olah bersifat diskriminatif.

Makna Simbolik Logo Kota Jakarta

Kota Jakarta memiliki lambang logo berbentuk perisai lima nan di dalamnya terlukis pintu gerbang dengan dasar biru, di tengah-tengah berdiri monumen nasional berwarna putih nan dilingkari padi dan kapas, di bawahnya tergambar ombak bahari lambang kota pelabuhan dan negara kepulauan. Di atas gambar pintu gerbang, terdapat tulisan JAYA RAYA nan merupakan simbol dari semangat segala kegiatan Jakarta sebagai ibukota dan kota perjuangan NKRI.

Sementara itu, lambang kotamadya Jakarta Selatan ialah perisai lima nan di dalamnya tergambar pohon rambutan dan buah rambutan Rapiah serta burung gelatik nan mengandung makna mengenai alam dan lingkungan hayati nan hijau dan teguh, serta sebagai lambang persatuan, kekuatan, dan ketenangan, serta kebersamaan masyarakat nan terhimpun di dalamnya.



Kota Administratif Sebagai Kota Motivator

Dalam peta Jakarta Selatan, mungkin Anda hanya akan mendapatkan gambar dan berbagai info mengenai lokasi nan berhubungan dengan kota administratif tersebut. Akan tetapi, Jakarta Selatahn sebetulnya memiliki fungsinya sendiri sebagai motivator dalam melakukan pencerahan bermasyarakat.

Misalnya saja, dalam pencerahan membayar pajak, pemerintah memberlakukan Kota Jakarta Selatan sebagai wilayah nan tepat buat menyelenggarakan pekan panutan pembayaran PBB pada tahun 2012. Acara tersebut merupakan bagian dari usaha kantor wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Selatan dalam hal meningkatkan pencerahan masyarakat dalam membayar pajak.

Hal ini dilakukan buat mewujudkan peningkatan mutu dan kualitas pelayanan terhadap masyarakat dalam segala aspek kehidupan. Hal ini dilakukan buat membangun provinsi DKI Jakarta, khususnya wilayah administratif Kota Jakarta Selatan nan menjadi pusat segala kegiatan administrasi.

Seperti nan sudah disbeutkan di atas, wilayah Jakarta Selatan merupakan wilayah nan memiliki sumber daya manusia paling kaya di antara wilayah Jakarta lainnya. Selain itu, berbagai kegiatan nan dilancarkan buat meningkatkan kualitas pembangunan kota DKI Jakarta dalam segala bidang pun banyak dilakukan di sini.

Misalnya saja, bidang kesenian, kesusastraan, paqgelaran budaya, dan ragam acara lainnya juga banyak diselenggarakan di kota Jakarta Selatan. Hal ini tak hanya memperlihatkan bahwa Jakarta Selatan ialah kota administratif nan mumpuni dari segi finansial, tapi kota administrasi nan juga memiliki potensi besar buat menunjang kemajuan DKI Jakarta, bahkan Indonesia.

Hal tersebut juga akan mampu menjadi inspirasi sekaligus motivasi bagi wilayah lainnya agar dapat memajukan wilayah DKI Jakarta pada umumnya, dan wilayah kotamadya masing-masing pada khususnya.
Bukan buat mendapatkan berbagai laba individu, namun buat memuliakan masyarakat nan berada di lingkungan Jakarta sehingga ibukota negara Indonesia dapat sampai pada termin nan membanggakan sebagai wilayah ibu kota.

Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa dari sejarah sampai peta Jakarta Selatan, terdapat berbagai hal nan berpotensi secara positif buat meningkatkan pembangunan di wilayah DKI Jakarta sehingga mampu meningkatkan kualitas kehidupan nan layak bagi masyarakat di dalamnya.