Tanda-Tanda Tsunami
Sejarah tsunami global mungkin telah terjadi puluhan kali khususnya di negara-negara nan keadaan geografisnya mendukung buat terjadinya gelombang tsunami, seperti di Jepang, beberapa negara bagian di Amerika Perkumpulan seperti di Hawaii dan California, beberapa negara Eropa, Asia tenggara (Fhilipina, Indonesia, Thailand), dan sebagainya.
Tak terhitung sudah berapa korban jiwa melayang, kerugian materi nan ditimbulkan sungguh sangat besar, sampai guncangan moril para korban tsunami nan selamat. Tsunami global merupakan peristiwa tsunami mengerikan nan terjadi di berbagai belahan dunia.
Jepang merupakan negara nan memiliki potensi tsunami sangat besar. Dikabarkan hampir setiap saat selalu terjadi gempa (yang dapat memicu tsunami) dalam berbagai skala, rendah, sedang, dan besar. Sampai-sampai orang Jepang sudah tidak kaget lagi dengan kenyataan alam nan tidak mungkin dihindarkan itu. Mereka sudah begitu terbiasa dengan preistiwa tsunami nan dapat kapan saja menelan jiwanya.
Pengertian Tsunami
Kata “tsunami” berasal dari Jepang nan berarti gelombang besar dari dalam laut. Gelombang tersebut dapat dipicu oleh terjadinya gempa tektonik dari dalam bahari dan akhirnya menimbulkan tsunami sebagai akibat dari dorongan dampak gempa tersebut.
Kata tsunami itu berasal dari bahasa Jepang, yaitu tsu, nan berarti pelabuhan, dan nami , nan berarti gelombang. Jadi, tsunami ialah gelombang pelabuhan. Pertama kali, istilah tsunami ini muncul di negara Jepang di kalangan para nelayan.
Pada waktu itu, terjadi gelombang tsunami nan sangat besar dan para nelayan tak merasakan hal tersebut sebab sedang berada di tengah laut. Ketika mereka kembali ke daratan, ternyata mereka melihat sekitar pelabuhan rusak parah. Dengan kejadian tersebut, para nelayan mengambil konklusi bahwa gelombang tsunami hanya akan timbul di sekitar pelabuhan dan tak di tengah lautan nan dalam.
Tsunami datang sebagai rangkaian gelombang nan bisa terjadi dalam waktu lima menit sampai satu jam, ataupun jarak dalam waktu tersebut. Gelombang pertama belum tentu nan paling berbahaya. Ukuran gelombang bisa berbeda di lokasi nan berbeda. Gelombang tsunami nan sampai di daratan akan menyapu dan menghancurkan semuanya. Itulah pengertian tsunami secara sederhana.
Terjadinya tsunami bisa diakibatkan sebab adanya gangguan nan membuat perpindahan sejumlah air. Gangguan tersebut bisa berupa gempa bumi, letusan gunung berapi, tanah longsor, atau meteor nan jatuh ke bumi.
Akan tetapi, penyebab terjadinya tsunami sebagian besar diakibatkan sebab adanya gempa bumi nan terjadi di dasar laut. Beberapa tsunami di dalam catatan sejarah diakibatkan sebab letusan gunung, seperti tsunami nan terjadi di Selat Sunda sebab adanya letusan Gunung Krakatau.
Tsunami terjadi sebab adanya gerakan vertikal pada kerak bumi. Akibatnya, permukaan di dasar bahari menjadi berubah, permukaan dasar bahari menjadi naik atau turun. Hal tersebut mengakibatkan gangguan ekuilibrium air nan berada di atas permukaan dasar bahari tersebut.
Gangguan tersebut mengakibatkan terjadinya genre energi air bahari dan menyebabkan terjadinya tsunami berupa gelombang tinggi nan menghantam daratan.
Gelombang tsunami mempunyai kecepatan bhineka sinkron dengan kedalaman bahari di mana gelombang tersebut terjadi. Kecepatan gelombang tsunami bisa mencapai ratusan kilometer per jam.
Pada saat gelombang tsunami mulai mencapai pantai, kecepatan gelombangnya akan berkurang sekitar 50 kilo meter per jam. Akan tetapi, energi nan dibawanya akan merusak hingga beberapa meter.
Tinggin gelombangnya semakin naik, ketika mendekati daratan. Tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter sebab terjadi penumpukan masa air. Pada waktu tsunami mencapai pantai, maka gelombang tersebut akan menghantam daratan dan menyapu higienis semua nan ada di daratan. Sapuan dampak gelombang tsunami tersebut bisa mencapai beberapa kilo meter dari garis pantai.
Selain itu, tanah longsor nan terjadi di dasar bahari juga bisa mengakibatkan terjadinya gelombang tsunami sebab tanah longsor tersebut mengganggu air laut. Begitu juga dengan meteor nan jatuh ke bumi. Apabila meteor nan jatuh ke bumi ini cukup besar, maka potensi terjadinya tsunami sangat besar.
Rekaman Tsunami
Pertama kali tsunami dunia terjadi pada 15 Juni 1896 di Jepang. Mungkin itulah mengapa gelombnag besar nan biasanya banyak menimbulkan korban jiwa itu dinamai tsunami (bahasa Jepang) sebagai “identitas resmi” dari mana asal bala besar itu.
Tsunami ketika itu sangat banyak memakan korban jiwa. Data nan ada menunjukkan angka kematian mencapai 26.000 orang, belum korban materil dan kondisi psikologis korban nan selamat, nan jumlahnya lebih fantastis dari pada korban meninggal.
Tsunami berikutnya terjadi di bulan Desember nan meluluhlantakkan Santa Barbara, bagian wilayah Califronia, AS. Kolumbia nan berada di Amerika Latin pun tidak mampu menghindar dari gejolak gelombang tsunami nan mampu meratakannya dengan tanah pada tahun 1906.
Jumlah korban nan meninggal tidak kalah banyak, yakni sekitar 1500 orang. Derita global ternyata belum jua berakhir. Kurang lebih 40 tahun kemudian, tepatnya pada April 1946 tsunami kembali menggulung Kepulauan Aleut dan menewaskan sebanyak lebih dari 159 orang.
Tsunami di Indonesia merupakan bagian dari tsunami global nan tidak kalah hebat guncangan dan gulungan dari tsunami di belahan global lainnya. Tahun 1883 menjadi babak awal Indonesia merasakan tsunami dampak meletusnya Gunung krakatau di Selat Sunda. Korban tewas tercatat mencapai 36.000 orang. Antara tahun 1900-1990-an tsunami telah mengguncang negeri ini minimal sebanyak 17 kali.
Namun, nan banyak mendapatkan perhatian global tatkala tsunami meluluhlantakkan Serambi Mekkah, Nangroe Aceh Darussalam (NAD) pada penghujung tahun 2004 silam. Sebanyak lebih dari 250.000 orang kehilangan nyawanya. Begitu juga dengan negara-negara lainnya, seperti India, bangladesh, Malaysia, Thailand meski tidak separah Indonesia (Aceh), namun mereka pun empati tsunami super dahsyat tersebut.
Sampai nan teranyar tsunami nan terjadi di Kepulauan Mentawai nan juga banyak menelan korban jiwa. Setelah tsunami dahsyat Samudera Hindia pada bulan Desember 2004 tersebut, beberapa negara memperbarui sistem peringatan tsunami mereka dan mulai buat mendidik warga mereka tentang tanda-tanda peringatan tsunami dan apa nan harus dilakukan jika terjadi tsunami.
Jika kita tinggal atau melakukan perjalanan di daerah rawan tsunami, mengetahui tanda-tanda peringatan tsunami dan apa nan harus dilakukan mungkin dapat menyelamatkan nyawa kita.
Tanda-Tanda Tsunami
Sistem Peringatan Tsunami harus dipasang di tempat-tempat rawan tsunami buat mencegah adanya korban jiwa jika tsunami tersebut terjadi. Sistem ini mencatat perubahan tekanan dari dasar bahari dan mengirimkan informasi ke sensor pada pelampung dan kemudian ke stasiun peringatan melalui satelit. Jika perlu, pusat-pusat peringatan mengeluarkan peringatan tsunami melalui stasiun radio dan TV buat daerah nan bersangkutan.
Indonesia sebagai negara kepulauan sekaligus rawan bala tsunami harus mempunyai sistem ini. Mungkin sudah ada beberapa nan dipasang, tapi sejauh ini, belum berfungsi optimal.
Terbukti, tsunami di Kepulauan Mentawai belum dapat dideteksi buat diumumkan kepada masyarakat setempat. Akibatnya, datangnya tsunami tak disadari dan akhirnya memakan korban nan tidak sedikit. Lebih dari 100 orang meninggal dan 500 lebih orang dinyatakan hilang. Jadi, Indonesia harus lebih melengkapi atau memasang tanda peringatan tsunami nan lebih canggih.
Pengetahuan tentang pengertian tsunami juga harus dilengkapi dengan tanda-tanda atau penyebab terjadinya tsunami. Adapun penyebab dan tanda-tanda terjadinya tsunami antara lain sebagai berikut.
1. Gempa Bumi
Sebuah gempa lokal seringkali merupakan peringatan pertama tsunami. Jika kita merasakan gempa di daerah rawan tsunami, dan mendengarkan peringatan dari radio atau TV, kita bersiap buat pergi ke loka nan lebih tinggi.
2. Surut Samudera
Tanda lain dari tsunami ialah kenaikan tidak terduga atau surutnya air bahari dari ketinggian biasanya. Air bahari surut dengan cepat, terlihatnya dasar laut, terumbu karang dan ikan merupakan pertanda bahwa gelombang besar dalam perjalanan. Bila ini terjadi, kita harus segera pergi menuju tanah tinggi atau minimal 4 mil dari pantai.
3. Suara Gemuruh
Sebuah tsunami nan sedang mendekati menciptakan suara keras seperti sebuah kereta atau pesawat jet. Suaranya begitu bergemuruh. Jika Anda mendengar suara ini tanpa alasan apapun, kemungkinan besar itu ialah tsunami nan sedang mendekati daratan. Cepat siaga dan segera pergi ke dataran nan lebih tinggi atau daerah nan jauh dari pantai.
Itulah sekelumit mengenai tsunami dunia nan membayangkannya mampu mendirikan bulu kuduk. Semoga sejarah tsunami di global tersebut bisa bermanfaat bagi Anda.