Pendekatan Komunikasi Antarpersonal
Tahukah Anda apa itu komunikasi antarpersonal ? Sebelum membahas komunikasi antarpersonal, penulis akan bahas sedikit tentang proses pengelolaan pesan.
Pernahkah Anda jatuh cinta? Tampaknya, hampir semua orang dewasa pernah merasakannya, sehingga menjawab “pernah” atau malah “justru sekarang lagi jatuh cinta!”
Ketika Anda sedang "ngebet" kepada seseorang, Anda cenderung buat mengubah penampilan menjadi lebih baik, lebih trendi, dan berpenampilan sinkron selera si wanita nan sedang dikeceng.
Saat hendak berkunjung ke rumahnya, Anda akan mandi terlebih dahulu, berpenampilan necis, memakai parfum terbaik, hingga meminjam ponsel keluaran terbaru atau kendaraan milik orang tua.
Setibanya di loka janjian ketemu, semisal kafe atau restoran terkenal, Anda berusaha buat tampil dengan lebih berwibawa, kata-kata diatur sedemikian rupa sehingga lebih tampak berpendidikan, mimik muka nan biasanya jutek mendadak ramah dan berseri-seri, cara jalan pun nan tadinya sedikit membungkuk diusahakan menjadi berjalan tegak. Pokoknya, Anda berusaha buat tampil paripurna di hadapan si dia.
Komunikasi Antarpersonal - Proses Pengelolaan Pasan
Menurut Erving Goffman, proses buat menampilkan diri agar memiliki kesan lebih baik semacam ini disebut “proses pengelolaan kesan” alias “ impression management ”. Dalam komunikasi antarpersonal, proses pengelolaan pesan merupakan cara nan lazim digunakan orang agar dapat menjalin komunikasi nan lancar dengan orang lain.
Setiap orang niscaya pernah melakukan proses semacam ini (komunikasi antarpersonal)—terlepas dari apa motivasinya. Boleh jadi, kita pun hampir setiap hari mempraktikan komunikasi antarpersonal ini walaupun dengan tanpa sadar sebab sudah terotomatisasi.
Ketika hendak meminjam uang, biasanya kita akan berakting sedemikian rupa agar orang lain mau meminjamkan uangnya kepada kita. Demikian pula saat wawancara kerja, proses pengelolaan pesan kita atur sedemikian rupa agar si pewawancara “terpukau” oleh “kehebatan” diri kita.
Sejatinya, orang lain akan menilai kita berdasarkan petunjuk-petunjuk nan kita berikan kepada mereka, dan dari evaluasi itulah orang akan memperlakukan kita. Ketika orang lain menilai kita sebagai orang terhormat, mereka pun akan memperlakukan kita dengan istimewa dan penuh hormat pula.
Akan tetapi, ketika orang lain menilai kita sebagai orang bodoh atau orang rendahan, mereka pun akan memperlakukan kita dengan kurang hormat dan malah akan mengecoh kita buat kepentingannya. Untuk itulah, kita berusaha menampilkan diri ( self presentation ) agar orang lain menilai dan memperlakukan kita sebagaimana nan kita inginkan.
Upaya buat menampilkan diri tersebut, pada kenyataannya, memiliki beberapa tools (peralatan) nan akan membatu seseorang dalam menyampikan pesannya kepada orang lain. Peralatan tersebut dinamakan front , nan meliputi setting (panggung), appearance (penampilan), dan manner (gaya bertingkah laku).
Setting menunjukkan rangkaian peralatan ruang atau barang-barang nan digunakan. Dalam kisah di awal tulisan ini misalnya, setting nan digunakan ialah kafe atau restoran terkenal. Setting dalam komunikasi antarpersonal ini Anda gunakan buat memberikan kesan kepada sang pacar bahwa Anda ialah lelaki nan mapan, borju , dan sangat memahami selera dia, sehingga dia dapat makin cinta kepada Anda.
Adapun baju model terbaru nan Anda gunakan, jam tangan protesis Swiss nan Anda kenakan, parfum mahal nan Anda semprotkan, sepatu impor nan Anda pakai, dan semua aksesoris nan inheren pada tubuh ataupun barang bawaan, semuanya berupa petunjuk artifaktual bagi peralatan nan kedua, yaitu penampilan. Dengan penampilan semacam itu, Anda ingin memberikan kesan pada si dia bahwa Anda pria berselera tinggi, modern, berpendidikan, dan mapan tentunya.
Adapun gaya cara berjalan, cara mempermainkan roman muka, cara memandang, intonasi suara, dan nan sejenisnya menunjukan alat nan ketiga, yaitu gaya bertingkah laku. Manner ini sangat krusial dalam membetuk kesan orang lain kepada kita. Dalam kasus di atas, si dia dapat semakin lengket dan kesengsem kepada Anda ketika Anda sukses menampilkan gaya bertingkah laku nan pas di hatinya.
Jika melihat proses semacam ini (komuniaski antarpersonal), setiap orang—termasuk kita di dalamnya—pada hakikatnya ialah sebagai seorang aktor dan aktris andal. Hebatnya lagi, ada banyak orang nan tertipu dengan akting nan kita peragakan he..he..! Itulah mengapa, orang tua seringkali berpesan agar kita jangan langsung percaya kepada orang nan baru ketemu sebagus apa pun penampilan nan dia tunjukkan.
Agama pun memberi nasihat nan sangat pas, “ Sesungguhnya, Allah tak memandang kepada tubuh kalian dan tak pula kepada rupa kalian, tetapi memandang hati kalian .” (HR Muslim)
Pendekatan Komunikasi Antarpersonal
Komunikasi antarpersonal merupakan komunikasi nan terjadi saat tatap muka antara dua orang atau lebih, baik dalam situasi secara terorganisasi ataupun pada kerumunan orang. Komunikasi antarpersonal bersifat hubungan dua arah, individu dan individu, verbal atau non verbal. Komunikasi antarpersonal dilakukan buat berbagi informasi dan perasaan antara nan satu dengan nan lainnya atau antar individu di dalam kelompok kecil.
Komunikasi antarpersonal nan terjadi antara dua orang merupakan komunikasi dua arah (dua arah intraksi verbal dan nonverbal) nan berhubungan dengan informasi dan perasaan. Sementara itu, komunikasi antarpersonal nan terjadi antara tiga orang atau lebih berhubungan dengan komunikasi dari individu ke beberapa orang atau kelompok kecil, di mana setiap anggota menyadari eksistensi anggota lain, mempunyai minat nan sama, dan bekerja buat tujuan tertentu.
Pendekatan Komunikasi Antarpersonal
Komunikasi antarpersonal memiliki tiga pendekatan, yaitu sebagai berikut.
- Komponen-komponen utama
- Hubungan diadik
- Pengembangan
Komunikasi Antarpersonal - Komponen-komponen Utama
Komunikasi antarpersonal terjadi jika pengirim menyampaikan informasi berbentuk kata-kata kepada penerima dengan memakai medium suara manusia ( human voice ). Ciri-ciri mengenali komunikasi antarpersonal ialah sebagai berikut.
- Bersifat spontan.
- Tidak berstruktur.
- Kebetulan.
- Tidak mengejar tujuan nan direncanakan.
- Identitas keanggotaan tak jelas.
- Terjadi sambil lalu.
Komunikasi Antarpersonal - Interaksi Diadik
Hubungan diadik dalam komunikasi antarpersonal artinya komunikasi nan terjadi antara dua orang nan memiliki interaksi mantap dan jelas. Sifat dari komuniasi antarpersonal ini ialah sebagai berikut.
- Spontan dan informal.
- Saling menerima feedback secara maksimal.
- Partisipan berperan fleksibel.
Komunikasi Antarpersonal - Pengembangan
Komunikasi antarpersonal dapat dilihat dari dua sudut pandang nan berbeda, yaitu komunikasi impersonal dan komunikasi pribadi atau intim. Oleh karena itu, derajat komunikasi antarpersonal berdampak pada keluasan dan kedalaman informasi sehingga dapat mengubah sikap. Berikut ciri-ciri komunikasi antarpersonal menurut Edna Rogers.
- Arus pesan dua arah.
- Konteks komunikasi dua arah.
- Tingkat umpan balik tinggi.
- Kemampuan mengatasi selektivitas tinggi.
- Kecepatan jangkauan terhadap khalayak nisbi lambat.
- Efek nan terjadi perubahan sikap.
Efektivitas Komunikasi Antarpersonal
Komunikasi antarpersonal ialah komunikasi paling efektif dalam mengbah sikap, pendapat, dan konduite setiap orang. Berikut ini lima karakteristik efektivitas komunikasi antarpersonal.
- Keterbukaan ( openess ).
- Empati ( empathy ).
- Dukungan ( supportiveness ).
- Rasa positif ( positiveness ).
- Kesetaraan ( equality ).
Sementara itu, empat taraf ketergantungan komunikasi ialah sebagai berikut.
- Peserta komunikasi memilih pasangan sinkron dirinya.
- Tanggapan nan diharapkan berbentuk umpan balik.
- Individu memiliki kemampuan buat menanggapi, mengantisipasi bagaimana merespons informasi, dan mengembangkan harapan-harapan tingkah laku partisipan komunikasi.
- Adanya pergantian peran buat mencapai kecenderungan pengalaman dalam konduite empati.
Itulah pembahasan seputar komunikasi antar personal. Semoga bermanfaat!