Gejala Remaja Dini
Tidak setiap orangtua nan sangat cermat mengamati anak-anaknya nan sedang tumbuh. Terkadang ada gejala nan terlepas dan luput dari amatan. Dikira anak belum menunjukkan gejala meranjak remaja tetapi ternyata tiba-tiba anak perempuan mengatakan kalau ada tetesan darah di celana dalamnya. Orangtua nan tak siap dapat panik dan tak tahu harus berbuat apa. Beda dengan orangtua nan sudah siap dan sudah juga mempersiapkan anak-anaknya mulai dari usia nan sangat dini sekira 8 tahun. Asupan gizi dan pengaruh lingkungan membuat anak tumbuh lebih cepat secara fisik. Mereka dapat menunjukkan gejala remaja lebih awal dari ketika orangtuanya meranjak remaja.
Pengertian
Gejala menginjak remaja ialah suatu karakteristik nan ditampakkan pada seorang anak nan secara usia menuju masa remaja nan biasanya dimulai ketika anak kita memasuki usia sekolah menengah pertama. Pada saat ini mungkin saja mereka belum mengalami menstruasi buat anak perempuan dan belum mengalami mimpi basah buat anak laki-laki. Namun, gaya bicara dan gaya berpakaian serta telatah tubuhnya telah mengarah ke perubahan. Tubuh anak perempuan mulai membentuk. Pinggangnya sudah terlihat meramping dengan tonjolan pantat nan lebih tegak berisi.
Anak laki-laki mulai tidak mau lagi mengenakan celana pendek. Pakaiannya pun mulai terlihat lebih rapi. Rambut dan suaranya mulai berat. Kalau tanda-tanda ini telah terlihat, mulailah perlakukan anak sebagai seorang remaja. Mereka mungkin sudah tak mau lagi tidur bersama adik apalagi dengan orangtuanya. Mereka sudah tak mau dipeluk dan dicium lagi. Anak laki-laki telah memperlihatkan bentuk tubuh dengan dada nan mulai membidang. Apalagi kalau ia bahagia olahraga. Tubuh nan mulai terbentuk itu menunjukkan kalau ia mulai memasuki tahapan lanjutan dari perkembangan fisiknya.
Perkembangan fisik ini hendaknya diikuti dengan perkembangan mental dan spiritual nan juga bagus. Usahakan anak-anak mempunyai kegiatan nan padat tetapi tak terlalu padat. Kegiatan nan padat ini akan membuatnya semakin aktif dan mulai memikirkan masa depannya. Kalau ia tak mempunyai kegiatan, ditakutkan ia hanya membuang waktunya percuma dan waktunya hanya dihabiskan buat hal-hal nan tak menunjang kehidupan masa dewasanya kelak. Tanamkan ke anak kalau masa muda itu ada masa mendapatkan pengalaman dan masa mencari dan mengasah kompetensi diri. Kalau kompetensi diri telah didapatkan, maka ketika dewasa nanti, semua tantangan dapat dihadapi dengan penuh percaya diri. Akan berbeda orang nan mempunyai ilmu dengan orang nan tak mempunyai ilmu.
Berikan contoh nan baik kepada mereka bagaimana cara memanfaatkan waktu. Anak-anak ialah peniru nan baik. Perbuatan lebih berbicara dibandingkan dengan bicara. Lakukan percakapan sambil melakukan sesuatu. Misalnya seorang ayah nan mengajarkan bagaimana merawat mobil dan bagaimana mengatasi kerusakan ringan pada mobil. Seorang ibu nan mengajak anak perempuan atau anak laki-lakinya berdiskusi tentang pekerjaannya sambil memperlihatkan apa nan sesungguhnya ia lakukan di kantor. Dengan demikian, anak-anak nan beranjak remaja itu dapat merasakan apa nan dilakukan oleh orangtuanya.
Ciri-Ciri Spesifik Gejala Beranjak Remaja
Gejala remaja laki-laki biasanya dimulai dengan karakteristik fisik yaitu suara nan berubah lebih besar dan cenderung serak, dan mulai tumbuhnya bulu halus sebagai kumis. Sedangkan pada anak perempuan karakteristik fisik menuju remaja dewasa ialah dengan mendapat menstruasi serta ciri-ciri fisik nan lainnya. Pertumbuhan kumis pada anak laki-laki ini ada nan cukup lebat nan terkadang membuatnya malu. Kalau ini terjadi, cukup beri saja pengertian dan tak harus membuatnya menjadi tak percaya diri. Ajarkan padanya bagaimana mencukur kumis dengan baik dan kapan sebaiknya melakukannya. Misalnya, setiap hari atau setiap hari Jumat pagi-pagi sebelum mandi buat sholat Jumat.
Untuk anak perempuan terkadang menstruasinya berhenti beberapa bulan. Bila ini terjadi, tak perlu khawatir. Hal ini sering terjadi. Begitu pun kalau darah nan keluar terlalu banyak. Ajarkan kepada anak buat bersikap tenang dan menyediakan pembalut di tasnya sebagai bahan jaga-jaga. Hal ini sebab siklus nan belum teratur. Kalau nanti siklus menstruasi itu telah teratur, anak akan semakin santai mengahdapinya. Terangkan juga gejala perubahan emosi ketika sebelum dan sesudah menstruasi. Kalau mereka telah paham, biasanya mereka dapat lebih menahan emosi itu dan tak meledak-ledak serta mampu menghindari apa nan akan membuatnya marah.
Gejala beranjak remaja lainnya nan tampak secara psikologis dan sosial akan lebih banyak lagi. Salah satu nan paling menonjol tampak dari penampilan. Gejala mulai merangkak ke fase remaja ini secara generik mudah dikenali. Seorang anak nan tumbuh menjadi remaja akan lebih bahagia berdandan dan meniru gaya orang dewasa. Jangan terlalu dikekang tetapi jangan juga terlalu dibiarkan. Berikan pengertian nan sahih tentang cara berpakaian dan dampak nan dapat terjadi kalau tak mengenakan baju nan sopan.
Ajarkan juga buat memilih kosmetik nan kondusif dan tak mengandung mercury. Terutama buat anak perempuan nan biasanya ingin tampil dengan kulit nan lebih terang atau lebih putih. Jangan biarkan anak terjebak dengan promosi nan menyesatkan. Kalau paras anak tampak terlalu putih malah akan terlihat seperti topeng. Apalagi kalau kulit sang anak sebenarnya tak terlalu terang, usahakan buat memberikan pengetahuan tentang kesehatan dan makanan nan mengandung kacang-kacangan nan dapat memperbaiki cahaya kulit sebab mengandung vitamin E nan lumayan banyak. Ilmu ini akan sangat krusial bagi anak sekarang dan nanti.
Gejala Remaja Dini
Gejala beranjak remaja nan terjadi saat ini pada sebagian anak Indonesia ialah sangat cepat dan dapat dikatakan terlalu dini. Kondisi demikian mungkin dipengaruhi oleh lingkungan serta berkembangnya teknologi nan melanda masyarakat Indonesia. Mereka seakan telah memperlihatkan gejala mulai memasuki fase remaja ketika usianya belum genap 10 tahun. Hal ini tentu saja membuat sebagian orangtua merasa kaget dan bahkan tak siap.
Melalui berbagai media kita tahu begitu banyaknya anak-anak nan masih kategori pelajar taraf pertama dan bahkan taraf Sekolah Dasar telah berperilaku meniru tingkah orang dewasa. Masih siswa SMP berdandan saat pergi kesekolah dengan make up seperti wanita dewasa mau pergi bekerja. Mereka terpengaruh oleh lingkungannya. Orangtua harus menjaga anak-anaknya agar tak terjebak ke dalam pergaulan nan salah.
Bahkan banyak anak laki-laki masih kecil telah belajar merokok, tawuran dan melakukan hal nan sering menjadi karakteristik remaja kebanyakan. Hal inilah nan dikatakan gejala remaja secara dini, dan bukan berarti jika remaja selalu berperilaku negatif. Namun kurang mengerti inilah sehingga akhirnya menjadi konduite nan salah. Gejala beranjak remaja secara dini memang sangat mengkhawatirkan jika kurang dipahami serta tanpa pendampingan serta komunikasi nan baik dari orang tua. Pada saat seorang anak menunjukkan gejala ke fase remaja dengan melihat ciri-ciri generik nan tampak, maka orangtua perlu lebih dekat dan care dengan anak.
Menjadi Orang Tua Lebih Bijak
Gejala pada fase remaja nan tampak pada seorang anak hendaknya lebih banyak dilihat dari sudut pandang positif bagi orangtua. Orangtua niscaya banyak bersyukur dan lebih dekat dengan anak nan menunjukkan konduite sebagai gejala remaja. Pendampingan dan berkomunikasi nan baik serta lebih peduli akan memberikan rasa kondusif pada anak.
Kepedulian orangtua akan menjadikan anak lebih terbuka dan lebih dapat mengkomunikasikan apa nan ingin diketahui dan harus dilakukan. Bersama orangtua, seorang anak akan menjadi remaja nan seharusnya sinkron dengan kodratnya. Orang tua akan mudah mengarahkan dan membimbing menjadi remaja nan berprestasi buat menyiapkan masa depann. Orang tua nan dapat bersikap bijaksana pada anak nan menuju remaja menjadikan remaja nan lebih bijaksana pula dimasa depannya.
Banyak memberi contoh akan membuat anak bersikap lebih dewasa nantinya.Gejala beranjak remaja nan ditampakkan seorang anak ialah sebuah anugrah bagi orang tua. Artinya anak berkembang sinkron kodratnya dan sehat jasmani dan rohani. Gejala fase remaja nan ditampakkan anak, orangtua juga harus memahami bahwa secara generik menurut psikologi remaja dan fakta nan terjadi bahwa remaja paling tak suka dilarang.
Untuk itulah orangtua lebih baik dan efektif jika cara mendidik anak nan mulai menunjukkan gejala memasuki fase remaja ialah dengan banyak memberi contoh. Misalkan mendidik agar anak mau mengerjakan sholat lima waktu akan lebih baik orang tua memberi contoh dan mengajak anak buat bersama-sama menjalankan sholat berjamaah dari pada hanya sekedar memerintahkannya.