Penggunaan Konsep dalam Sosiologi
Masyarakat, istilah masyarakat paling fundamental bagi sosiologi . Berasal dari kata Latin, socius nan artinya pertemanan atau persahabatan. Pertemanan berarti keakraban. Berdasar pada George Simmel, inilah unsur pengenalan nan mendefinisikan esensi sejati dari masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa manusia selalu hayati ditemani orang lain. Manusia ialah hewan sosial kata Aristoteles berabad-abad lalu.
Dalam Sosiologi, diindikasikan bahwa manusia membutuhkan masyakarat buat hidup, bekerja, dan menikmati hidup. Masyarakat menjadi situasi krusial bagi kenaljutan kehidupan manusia. Kita dapat mendefinisikan masyaralat sebagai kelompok orang-orang nan berbagai budaya umum, menempati daerah kekuasaan eksklusif dan merasakan dirinya buat membentuk sebuah kesatuan dan perbedaan.
Pengertian-pengertian seperti itulah nan juga dibahas dalam ilmu Sosiologi. Ini ialah hubungan nan saling menguntungan dan interaksi antara individu dan kelompok-kelompok.
Jejak Sosiologi
Sosiologi ialah ilmu pengetahuan termuda. Auguste Comte ialah seorang Prancis nan menciptakan istilah "sosiologi" dalam bukunya berjudul "Positive Philosophy" nan diterbitkan pada 1838. Dia percaya bahwa ilmu Sosiologi harus didasarkan pada pengamatan nan sistematis dan klasifikasi tak pada kekuasaan dan spekulasi. Ini ialah ide nan baru pada saat itu.
Herbert Spencer di Inggris memublikasikan bukunya "Principles of Sociology" pada 1876. Dia menerapkan teori evolosi organik pada masyarakat manusia dan mengembangkan sebuah teori besar evolusi sosial. Lester F Ward, orang Amerika mempublikasikan bukunya "Dynamic Sociology" pada 1883 nan menyerukan buat kemajuan sosial melalui aksi sosial cerdas nan harus menjadi pedoman Sosiologi.
Semua pendiri Sosiologi ini pada dasarnya ialah filsuf sosial. Mereka menyatakan bahwa sosiolog harus mengumpulkan, mengatur dan mengklasifikasikan data faktual dan menyerukan teori-teori sosial dari berbagai fakta ini.
Emile Durkheim memberikan demonstrasi awal nan paling menonjol dari metodologi ilmiah Sosiologi. Dalam bukunya "Rules of Sociological Method" nan dipublikasikan pada 1895, dia menguraikan metodologi nan dia laksanakan pada studinya mengenai "Suicide" nan dipublikasikan pada 1897.
Awalnya dia merencanakan desain penelitian dan kemudian mengumpulkan data dalam jumlah banyak pada ciri-ciri orang nan bunuh diri dan kemudian dari data ini diturunkan menjadi teori bunuh diri. Program studi Sosiologi muncul di banyak universitas pada 1890 an. The American Journal of Sociology mulai diterbitkan pada 1895 dan American Sociological Society mulai dibentuk pada 1905.
Sementara kebanyakan sosiolog awal Eropa berasal dari cabang sejarah, ekonomi politik atau filosofi, kebanyakan Sosiologi awal Amerika merupakan pekerja sosial, menteri dan dan hampir semuanya memiliki latar belakang pedesaan.
Organisasi dan industrialisasi telah menciptakan masalah sosial serius dan kejadian ini mendorong sosiolog buat mencari solusi ilmiahnya. Mereka melihat bahwa Sosiologi dapat menjadi panduan ilmiah buat kemajuan sosial. Edisi pertama dari American Journal of Sociology berisi artikel nan ditujukan buat mendeskripsikan ilmiah atau penelitian nisbi sedikit tetapi lebih banyak membawa petuah nan diisi dengan nasihat, saran dan lain-lain.
Pada 1930-an beberapa jurnal Sosiologi mulai diisi dengan artikel-artikel penelitian dan pelukisan ilmiah. Sosiologi menjadi sebuah cabang ilmu pengetahuan ilmiah dengan teori-teorinya didasarkan pada observasi ilmiah dibandingkan dengan observasi impresionistik.
Cabang Sosiologi
Sosiologi secara luas didefinisikan sebagai studi tentang masyarakat manusia. Masyarakat merupakan kenyataan nan luas dan kompleks dan kerena itulah pada umumnya diperdebatkan. Terdapat disparitas besar mengenai difinisi, ruang lingkup dan subjek nan menjadi kajian Sosiologi.
Menurut Durkheim, Sosiologi terdiri atas tiga bagian primer nan disebut sebagai morofologi sosial, psikologi sosial, dan Sosiologi umum. Morofologi sosial mencakup pengaturan geografis, kepadatan penduduk dan data awal lainnya nan akan berpengaruh pada aspek-aspek sosial.
Psikologi sosial berkaitan dengan proses bergerak maju seperti aspek agama, moral, hukum, agama dan politik. Setiap aspek tersebut menjadi subjek primer dari sebuah ilmu khusus. Sosiologi generik merupakan sebuah usaha buat menemukan hukum-hukum sosial umumyang bisa berasal dari proses ssosial khusus.
Hal-hal ini dianggap oleh Durkheim sebagai bagian dari filsafat Sosiologi. Max Weber menggabungkan dua pemikiran, sejarah dan sistematis dan dia menambahkan sesuatu nan lebih. Analisisnya berkenaan dengan interaksi antara ekonomi dan agama hingga memungkinkan dia buat menggunakan sejarah dan metode sistematis.
Hukum Sosiologi, ekonomi dan agama ilmu Sosiologi spesifik nan menjadi bagian dari metode studi sejarah dan sistematis.Menurut Sorokin, Sosiologi dapat dibagi ke dalam dua cabang yaitu Sosiologi generik dan Sosiologi khusus.
Sosiologi generik mempelajari sifat dan keseragaman generik buat semua kenyataan sosial dan budaya dalam aspek struktur dan dinamisnya. Interaksi di antara kenyataan sosial - budaya dan biologi. Pada aspek struktur, Sosiologi mempelajari berbagai jenis kelompok dan institusi sebagaimana hubungannya dengan nan lain.
Dalam dinamis, Sosiologi mempelajari berbagai proses sosial seperti kontak sosial, interaksi, konflik, dominasi, subordinasi, dan lain-lain. Sosiologi spesifik mengkaji kenyataan sosial-budaya spesifik nan dipilih buat studi nan lebih rinci. Menurut Sorokin, beberapa ilmu Sosiologi nan paling banyak dikembangkan ialah Sosiologi penduduk, Sosiologi pedesaan, Sosiologi hukum, Sosiologi agama, Sosiologi ilmu pengetahuan, dan banyak lagi.
Ginsberg telah mendata masalah-masalah sosiologi menjadi empat aspek, yakni morfologi sosial, control sosial, proses sosial, dan patologi sosial. Morfologi sosial mencakup penyelidikan pada jumlah dan kualitas penduduk, studi struktur sosial atau pelukisan dan klasifikasi jenis kelompok sosial dan lembaga.
Kontrol sosial mencakup studi mengenai hukum, moral, agama, konvensi, mode dan agen-agen pengatur dan pemelihara. Proses sosial mengacu pada studi berbagai mode hubungan antara individu-individu atau kelompok termasuk kolaborasi dan konflik, diferensiasi dan integrasi sosial, pengembangan dan perusakan. Hal tersebut juga dipelajari dalam Sosiologi.
Patologi sosial mengacu pada studi gangguan dan penyesuaian. Raymond Aron menyebutkan enam bahasan dalam Sosiologi. Yakni sejarah, formal, masyarakat dan komunitas, fenomenologikal, universalitik, dan umum. Sorokin telah merujuk pada arus primer pemikiran Sosiologi baru dalam empat cabang Sosiologi cosmo, Sosiologi bio, Sosiologi generik dan Sosiologi khusus.
Sosiologi agama mempelajari gereja sebagai sebuah institusi sosial nan menyelidiki asal muasal, bentuk ke dalam perubahan struktur dan fungsinya. Sosiologi pendidikan mempelajari tujuan sekolah sebagai institusi sosial, kurikulum dan kegiatan ekstrakurikuler dan hubungannya pada kamunitas dan institusi lainnya.
Sosiologi politik mempelajari akibat sosial dari berbagai jenis gerakan politik dan ideologi dan asalnya, pengembangan dan fungsi pemerintah dan negara. Sosiologi hukum memfokuskan dirinya dengan kontrol sosial secara formal atau dengan berbagai proses nan anggota kelompoknya mencapai keseragaman pada perilakunya melalui anggaran dan peraturan nan diberlakukan pada masyarakat.
Psikologi sosial dalam Sosiologi berusaha buat memahami motivasi dan konduite manusia seperti nan ditentukan oleh manusia dan nilai-nilainya. Psikologi sosial mempelajari proses pengenalan individu bagaimana ia menjadi anggota masyarakat. Selain itu juga mempelajari kerumunan, publik, massa dan berbagai kelompok dan gerakan sosial. menganalisa persuasi atau propaganda massa dan opinin publik menjadi salah satu topik primer dari psikologi sosial.
Penggunaan Konsep dalam Sosiologi
Setiap bidang studi akan membuat para siswanya mengingat banyak kata nan memiliki arti khusus. Hal ini tentukan sebab konsep-konsep nan tepat dierlukan. Pertama kita harus hati-hati mengungkapkan berbagai konsep dan mengangkatkan pada diskusi ilmiah. Konsep-konsep Sosiologi diperlukan buat membahas kenyataan sosial nan jelas. Perumusan konsep mengarah pada peningkatan pengetahuan.