Percintaan Seorang Eno
Permainan musik nan bagus, karya nan diciptakan juga bagus serta penampilan di atas anjung nan tak mengecewakan menjadi patokan-patokan keberhasilan
sebuah band. Band-band luar negeri rata-rata memiliki itu semua.
Permainan drum, gitar dan alat-alat musik lain nan ciamik tak sporadis juga menginspirasi para musisi dalam negeri. Salah satu musisi Indonesia nan mengaku terpengaruh oleh permainan musik dari musisi luar negeri ialah Eno Netral.
Bagi Anda nan seorang penggemar musik-musik rock alternatif niscaya tak asing mendengar nama Netral. Grup nan beranggotakan tak pernah lebih dari lima ini ialah salah satu band nan ikut meramaikan industri musik Indonesia. Meskipun mengaku terpengaruh oleh beberapa grup band luar negeri, Netral sangat anti menjiplak.
Kekaguman mereka terhadap permainan musik band-band luar membuat gaya bermusik mereka sedikit condong ke arah barat. Permainan alat musik serta pilihan nada nan digunakan mencerminkan kiblat lagu mereka. Sebagai seorang nan bertanggung jawab atas hadirnya suara drum di setiap penampilan mereka, Eno Netral juga mendapatkan pengaruh dari permainan musisi luar.
Jika dilihat dari gayanya memukul drum serta gaya berpakaian dan tatanan rambut, Eno Netral terlihat mendapatkan pengaruh dari Travis London Barker. Travis Barker ialah drumer nan pernah melejit namanya bersama Blink 182.
Travis pernah dinobatkan sebagai drumer terbaik. Permainan serta gebukan drum nan dahsyat dari Travis Barker sukses menghipnotisnya. Setiap bermain pun, Eno mengadopsi beberapa gaya khas dari Travis Barker.
Selain mengidolakan Travis Barker secara pribadi, bersama grup bandnya, Netral, Eno juga mengaku terinspirasi oleh The Police, The Beatles, Sonic Youth dan Blink 182. Bersama dengan dua rekannya, Bagus Dhanar Dhana dan Christopher Bollemeyer, permainan musik dari musisi-musisi itulah nan “membawa” mereka ke industri musik Indonesia.
Sekilas Tentang Eno Netral
Eno Gitara Ryanto ialah nama orisinil dari Eno drumer Netral ini. Lelaki nan lahir di Jakarta 11 Oktober 1979 sebenarnya tak bercita-cita menjadi seorang musisi. Cita-cita awalnya ialah menjadi seorang insinyur.
Masuknya Eno dalam global musik sebenarnya merupakan pengaruh dari ayahnya, Andy Ryanto. Ayahnya nan hobi bermain gitar dan bermusik secara tak langung mendorong Eno buat menyukai musik. Cita-citanya pun bertambah, selain ingin menjadi insinyur, Eno juga ingin menjadi seorang musisi.
Berbicara tentang selera bermusik Eno, ini juga tak lepas dari pengaruh ayahnya. Sedari kecil, Eno sudah akrab dengan musik-musik keras dari Led Zeppelin, Deep Purple dan King Crimson nan menjadi favorit ayahnya. Sejak kelas 5 SD, Eno sudah memiliki gitar pribadi. Sebelum memantapkan minatnya pada drum, Eno sudah mencoba beberapa alat musik seperti gitar dan bass.
Perjalanan Eno hingga akhirnya dapat bergabung di grup band Netral dan mendapatkan nama Netral di belakang namanya cukup panjang. Ia berkali-kali berganti grup band. Mulai dari band pertamanya bernama Splash Band pada masa SMA-nya.
Ceritanya bersama Netral dimulai saat Atenk (bassist grup band Voodoo) mengenalkan Eno pada Miten selaku gitaris Netral. Melihat permainan drum dari Eno nan bagus, Miten lalu menawari Eno sebagai additional player di grup band Netral. Bermula dari additional player itulah, Eno kemudian berganti status menjadi personil Netral pada 26 Maret 1999.
Eno VS Ikmal Tobing
Nama Eno, drummer dari Netral memang sudah tak asing lagi. Kepiawaian dan semangatnya dalam menggebuk drum sangat luar biasa. Jika ada penghargaan drumer terbaik di Indonesia, Eno harus selalu masuk dalam nominasinya.
Namun, jangan salah. Bukan hanya Eno saja nan piawai bermain drum, tapi juga Ikmal Tobing. Ikmal Tobing ialah drumer dari band T.R.I.A.D bentukan Ahmad Dhani dan juga anak dari drumer senior dan tangguh Indonesia, Jelly Tobing.
Dilihat dari cara bermain hingga penampilan, mereka memiliki kemiripan nan cukup signifikan. Sepertinya kedua drumer muda ini menggemari band Blink 182 , dan tentu saja drumernya. Itu dapat dilihat dari gaya rambut dan berpakaian mereka nan bergaya punk, mirip dengan Travis Barker.
Sering kali mereka dikaitkan dan disamakan. Ada nan berpendapat bahwa mereka hanya plagiator atau peniru gaya, ada nan menyebut Eno lebih hebat, ada nan menyebut Ikmal lebih hebat, dan ada nan berpendapat bahwa keduanya memiliki kehebatan nan sama.
Coba lihat dari cara mereka menabuh drum. Sangat mirip satu sama lainnya. Mereka berdua memiliki semangat nan menggebu-gebu saat memainkan alat musik favorit mereka. Seakan tak pernah lelah, mereka terus saja menabuh drum dengan hentakan nan luar biasa keras.
Sambil mengikuti beat dari alat musik lain, tenaga mereka dikeluarkan habis-habisan. Ibarat kata, seperti sedang melampiaskan amarah nan sudah terpendam sejak lama. Jadi menurut Anda, siapa drumer nan paling tangguh di antara keduanya? Ikmal Tobing atau Eno?
Percintaan Seorang Eno
Pria ini dulu sempat menjalin interaksi asmara dengan dua orang seniman cantik, Cathy Sharon, dan Nadila Ernesta. Walaupun Eno dan kedua mantan kekasihnya dulu terlihat mesra hingga berhubungan lama, nyatanya harus putus ditengah jalan.
Setelah terakhir putus dengan Nadila Ernesta, Eno tak pernah digosipkan lagi berpacaran dengan gadis lain. Sekarang salah satu mantan pacarnya, Cathy Sharon sudah menikah dengan pria idamannya, sementara Eno masih betah menjadi jomblo.
Walau keputusan mereka berdua buat putus interaksi berjalan dengan baik, saat pernikahan Cathy, Eno tak diundang buat menghadirinya. Meskipun begitu Eno
tetap mendoakan mantan kekasihnya itu. Doa nan dia berikan ialah semoga pernikahan Cathy lancar, dan mereka akan tetap langgeng.
Walau sudah putus hubungan, pastinya masih ada sedikit rasa grogi ketika disinggung lagi tentang mantan kekasih. Apalagi jika mantan kekasih telah menemukan pengganti dan menikah lagi.
Bahkan, dulu selain menjadi pasangan kekasih, mereka juga menjadi partner kerja. Eno dan Cathy pernah membuka butik bersama dan menjalankan bisnisnya juga bersama-sama. Namun, sekarang butik nan dikelola oleh mereka berdua sudah tak ada lagi. Butik keduanya sudah berjalan masing-masing.
Mengenal Band Netral
Setelah membahas mengenai drumernya, sekarang akan dibahas mengenai bandnya, Netral.
Band Netral terbentuk pada tahun 1991, video klip pertama nan mereka edarkan dan diputar di televisi berjudul “Wa...lah”. video itu pertama kali ditampilkan di MTV nan bekerja sama dengan ANTV. Dulu formasi band memang 3 orang juga, tapi personilnya berbeda dengan nan sekarang.
Formasi band Netrak dulu ialah Bagus Dhanar Dhana nan menjadi vokalis sekaligus bassist, Gabriel Bimo Sulaksono sebagai drumer, dan Ricy Dayandani sebagai gitaris. Hingga akhirnya posisi drumer dan gitaris diganti oleh Eno dan Choki. Hanya Bagus saja personil orisinil dari Netral band.
Saat ini, band Netral ada di bawah naungan label independen bernama Kancut Records. Label ini ialah milik Eno dan Bagus. Dari tahun 1995 hingga saat ini, Netral sudah memiliki beberapa album, antara lain “Wa..lah” tahun 1995, “Tidak Enak” tahun 1997, “Album Minggu Ini” tahun 1998, “Paten” tahun 1999, “Oke Deh” tahun 2001, “The Best of” tahun 2002, “Kancut” tahun 2003, “Hitam” tahun 2005, “Putih” tahun 2005, “9th” tahun 2007, “The Story Of” tahun 2009, dan “Unity” tahun 2012.
Sementara itu, lagu paling fenomenal milik band ini ialah “Garuda di Dadaku”. Lagu nan semula hanya sebuah soundtrack dari film dengan judul nan sama, kini menjelma menjadi “lagu kebangsaan” bagi global olahraga.
Setiap ada warta mengenai global olahraga terutama sepak bola, lagu ini niscaya dinyanyikan. Itulah sebabnya mengapa lagu Garuda di Dadaku disebut dengan “lagu kebangsaan”.
Itulah bahasan mengenai seorang drumer tangguh dan unik, Eno Netral. Selamat membaca.