Tokoh-Tokoh Konvoi Nasional: KH. Samanhudi, Pedagang Sekaligus Pejuang

Tokoh-Tokoh Konvoi Nasional: KH. Samanhudi, Pedagang Sekaligus Pejuang



Mengenal Tokoh-Tokoh Konvoi Nasional

Pergerakan nasional merujuk pada perjuangan pada masa peralihan dari perjuangan bersifat kedaerahan menjadi perjuangan berskala luas dan nasional. Tokoh-tokoh konvoi nasional rata-rata dari kalangan terpelajar dan memiliki visi nan lebih luas mengenai kemerdekaan Indonesia.

Latar belakang lahirnya konvoi nasional tak dapat dilepaskan dari peran Douwes Dekker atau Multatuli, Baron van Hoevel, Theodore van Deventer dan kalangan lain nan menentang praktik tanam paksa. Mereka menawarkan konsep politik etis atau politik balas budi, berupa edukasi, irigasi, transmigrasi nan mulai dilaksanakan tahun 1901.

Beberapa faktor nan mendorong tumbuhnya konvoi nasional adalah:

a. Perasaan senasib sepenanggungan dampak penderitaan semasa Kolonialisme.

b. Berkembangnya politik etis nan menumbuhkan golongan terpelajar.

c. Kemenangan Jepang atas Rusia nan membangkitkan semangat nasionalisme.

d. Tumbuhnya konvoi nasional India, Fillipina, Cina, Turki, dan beberapa negara lainnya.

Berikut ini tokoh-tokoh konvoi nasional.



Tokoh-Tokoh Perhgerakan Nasional: Dr. Sutomo, Pendiri Boedi Oetomo

Dr. Sutomo ada salah satu dari tokoh-tokoh konvoi nasional. Beliau lahir di Nganjuk, 30 Juli 1888, dari keluarga Raden Suwaji, seorang priyayi pegawai pangrehpraja nan berkecukupan dan berpikiran modern. Sutomo masuk STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) pada 1903.

Lalu, ia bersama beberapa mahasiswa mendirikan organisasi Budi Utomo, pada 1908, nan dianggap sebagai tonggak konvoi bangsa. Tahun 1930, Sutomo mendirikan Partai Bangsa Indonesia, dan berlanjut pada 1935 mendirikan Parindra (Partai Indonesia Raya) nan menjadi wadah perjuangannya merintis kemerdekaan.



Tokoh-Tokoh Konvoi Nasional: KH. Samanhudi, Pedagang Sekaligus Pejuang

KH. Samanhudi termasuk salah satu tokoh-tokoh konvoi nasional. Beliau lahir di Lawayen, Solo pada 1868, dari keluarga pedagang. Pada 1905, ia mendirikan Sarekat Dagang Islam (SDI), organisasi nasional nan menentang Belanda dan memperjuangkan prestise pedagang pribumi. SDI kemudian berubah menjadi Sarekat Islam (SI) pada 1912, dan pada konggres tahun 1913, KH Samanhudi terpilih menjadi ketua. Terlibat dalam gejolak politik pasca-kemerdekaan dengan mendirikan organisasi Barisan Pemberontak Indonesia nan melawan Belanda NICA, dan laskar rakyat bernama Gerakan Kesatuan Alap-Alap.



Tokoh-Tokoh Konvoi Nasional: HOS. Cokroaminoto, Pendiri Sarekat Islam

Salah satu daro begitu banyaknya tokoh-tokoh konvoi nasional ialah HOS. Cokroaminoto. Beliau lahir di Ponorogo pada 1882 dari keluarga R. M. Cokroamiseno, seorang pegawai pemerintahan nan pernah menjabat bupati.

HOS. Cokroaminoto menamatkan sekolah di Oplayding School Foor Inladishe Ambegtenaren (OSVIA), Magelang, dan sempat menjadi pegawai sebelum memutuskan keluar dan aktif dalam konvoi nasional melawan Belanda.

Sepak terjang politiknya sangat menonjol pada era 1912. Saat itu, HOS. Cokroaminoto mendirikan SDI nan kelak berubah menjadi SI. Kata mutiaranya nan termasyhur: "Setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat."



Tokoh-Tokoh Konvoi Nasional: H. Agus Salim, The Grand Old Man

Tokoh-Tokoh konvoi nasional Indonesia selanjutnya ialah H. Agus Salim. Beliau lahir di Sumatera, 8 Oktober 1884 dengan nama Mashudul Haq nan berarti pembela kebenaran. Ayahnya, Angku Sutan Mohammad Salim, ialah seorang kepala jaksa di Pengadilan Tinggi Riau.

Sepak terjang politik H. Agus Salim cukup meresahkan penjajah Belanda sejak ia bergabung di koran Harian Neratja pada 1915, dan masuk organisasi Sarekat Islam. Nama H. Agus Salim mulai meroket pada era 1946-1950, dan mendapat julukan Orang Tua Besar ( The Grand Old Man ).



Tokoh-Tokoh Konvoi Nasional: Abdul Muis, Sang Pahlawan Pena

Abdul Muis termasuk jajaran tokoh-tokoh konvoi nasional Indonesia. Beliau lahir di Bukit Tinggi, 3 Juli 1883. Abdul Muis ialah pejuang rakyat dengan senjata pena nan tajam menusuk tirani Belanda. Dengan pena pula ia mengobarkan semangat perlawanan dan memperjuangkan kemerdekaan. Menempuh pendidikan dokter di STOVIA, Batavia, ia memutuskan berhenti dan aktif menulis di koran De Express .

Abdul Muis bergabung dengan Sarekat Islam, sebelum mendirikan Komite Bumiputera bersama tokoh konvoi nasional lainnya buat melawan Belanda. Beliau pun menulis buku sastra berjudul Salah Asuhan .



Tokoh-Tokoh Konvoi Nasional: RM. Suwardi Suryaningrat, Pendiri Taman Siswa

Salah satu tokoh-tokoh konvoi nasional ialah RM. Suwardi Suryaningrat . Beliau lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889. RM. Suwardi Suryaningrat lebih populer dengan nama Ki Hajar Dewantoro. Beliau seorang aktivis konvoi nasional dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi, salah satunya dengan mendirikan Perguruan Taman Siswa. Hari kelahirannya diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Semboyannya nan terkenal ialah "Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani".



Tokoh-Tokoh Konvoi Nasional: Dr Cipto Mangunkusumo, Pendiri Indische Partij

Dr Cipto Mangunkusumo lahir di Ambarawa, 1886. Beliau ialah tokoh pendiri Indische Partij, dan dikenal sebagai Tiga Serangkai bersama Ernest Douwes Dekker dan Ki Hajar Dewantara. Dr Cipto Mangunkusumo termasuk tokoh-tokoh konvoi nasional Indonesia.

Dr Cipto Mangunkusumo pun aktif menulis di koran De Locomotief sejak 1907. Tulisannya banyak mengkritik Belanda maupun budaya feodal para priyayi.

Sebelum mendirikan Indische Partij bersama Tiga Serangkai, Dr Cipto Mangunkusumo aktif dalam konvoi Budi Utomo. Namun, sebab disparitas visi, Dr Cipto Mangunkusumo merasa Budi Utomo kurang mewakili aspirasi politiknya, maka ia mengundurkan diri dari kepengurusan dan bahkan keluar.

Dr Cipto Mangunkusumo terlibat dalam aksi Komite Bumi Putera melawan Belanda, berbuntut penangkapan terhadap Tiga Serangkai oleh pemerintah Belanda. Selama masa pembuangan, mereka tetap mengobarkan perlawanan lewat tulisan.



Tokoh-Tokoh Konvoi Nasional: Douwes Dekker

Douwes Dekker memiliki nama lengkap Dr. Ernest Francois Eugene Douwes Dekker. Beliau lahir di Pasuruan pada 8 Oktober 1879. Douwes Dekker meninggal global di Bandung pada 28 Agustus 1950.

Douwes Dekker termasuk salah satu tokoh-tokoh konvoi nasional . Beliau pun ialah seorang peletak dasar nasionalisme Indonesia pada awal abad 20. Beliau pun ialah seorang penulis, wartawan sekaligus aktivis politik nan kritis terhadap kebijakan pemerintahan penjajah Belanda.

Sepak terjangnya dalam global politik diaplikasikan dengan mendirikan Indische Partij bersama dr. Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat atau lebih dikenal dengan sebutan Ki Hajar Dewantoro. Partai nan dirikan Tiga Serangkai ini berhaluan nasionalis.



Tokoh-Tokoh Konvoi Nasional: Mohammad Hatta

Salah satu dari tokoh-tokoh konvoi nasional ialah Mohammad Hatta. Beliau lahir di Bukittinggi pada 12 Agustus 1902 dan meninggal global di Jakarta pada 14 Maret 1980. Selain tokoh konvoi nasional , beliau pun ialah proklmator bersama Sukarno.

Sebagai Negarawan dan tokoh konvoi nasional, Mohammad Hatta atau lebih dikenal dengan sebutan Bung Hatta, mulai merintis karier sebagai aktivis organisasi dengan bergabung dengan organisasi Jong Sumatramen Bond. Peta pemikiran politik Bung Hatta dipengaruhi oleh HOS. Tjokroaminota dan KH. Agus Salim.

Kesadaram berpolitik Bung Hatta semakin berkembang sebab kebiasaannya mengikuti ceramah-ceramah atau pertemuan-pertemuan politik. Salah satu tokoh politik nan dikagumi Bung Hatta ialah Abdul Moeis.

Selain dikenal sebagai Negarawan, Pahlawan, dan Tokoh Konvoi Nasional, beliau juga dinobatkan sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Kesahajaan dan Kesederhanaan Bung Hatta sangat inheren di hati pecinta Bung Hatta.

Itulah sebagian tokoh-tokoh konvoi nasional. Selain tokoh-tokoh nan telah dijelasakan di atas, masih banyak lagi tokoh konvoi nasional lainnya.