Peran Media Komunikasi Instruksional
Bahasa merupakan alat komunikasi massa. Sebagai alat komunikasi, bahasa memegang peranan krusial dalam terjalinnya atau berlangsungnya hubungan antara manusia. Komunikasi nan terjalin antara manusia menjadi lebih terarah dan dapat tercipta dengan lancar. Kesalahpahaman akan dapat dieliminasi dengan porsi komunikasi nan seimbang.
Komunikasi sebagai bentuk hubungan antarmanusia mampu menjembatani interaksi antarmanusia. Melalui komunikasi, gagasan-gagasan akan terhubung, ide akan terealisasi, dan cita-cita akan tercapai. Aktivitas pun terjalin dengan adanya suatu bentuk komunikasi. Peran komunikasi sangat banyak dan cukup vital bagi kelangsungan hubungan masyarakat suatu bangsa dan antarbangsa.
Peran komunikasi sangat krusial bagi terselenggaranya interaksi. Disebabkan peran komunikasi sangat penting, saat ini komunikasi menjadi salah satu disiplin keilmuan di perguruan tinggi-perguruan tinggi.
Perkembangan peran komunikasi hingga menjadi disiplin ilmu disebabkan tuntutan zaman nan membutuhkan orang-orang handal dalam berkomunikasi. Komunikasi dinilai memiliki kekuatan buat memikat atau mempengaruhi massa sehingga akan berlaku atau bertindak sinkron dengan asa komunikasi itu sendiri.
Di perguruan tinggi, peran komunikasi sangatlah krusial karena kegiatan belajar mengajar bermula dari komunikasi nan sempurna. Dikatakan sempurna, karena komunikasi nan terjadi tak hanya berupa bentuk komunikasi satu arah yakni ceramah atau pemberian materi .
Peran Komunikasi PR
Dalam kegiatan pembelajaran, bentuk komunikasi dua arah lebih menghasilkan anak didik nan kritis dan berwawasan luas. Komunikasi dua arah ini dapat ditunjukkan dengan kegiatan tanya jawab atau diskusi. Terjadi dan terjalinnya bentuk hubungan dalam tuturan dan mobilitas menjadi indikasi terjalinnya sebuah komunikasi.
Ilmu komunikasi di perguruan tinggi difokuskan pada pembelajaran komunikasi sebagai seni berbicara atau retorika nan memiliki sifat persuasif bagi versus bicara. Secara khusus, ilmu tersebut difokuskan pada pembelajaran Public Relation (PR). PR menjadi program studi karena perkembangan zaman nan semakin canggih membutuhkan manusia nan memiliki keahlian dalam berkomunikasi.
Tidak hanya pakar berkomunikasi dalam menjelaskan atau mendeskripsikan suatu hal atau kegiatan, tetapi juga mampu mengimbangi tanggapan-tanggapan atau bahkan bantahan-bantahan nan dirasa tak sinkron dan memang membutuhkan klarifikasi lebih. Selain itu, PR diharapkan mampu menggiring massa dan menjadi corong atau media publikasi verbal dari sebuah institusi atau perusahaan.
Peran komunikasi dalam global PR sangatlah penting. Seorang PR harus mampu menjadi pewarta nan baik kepada publik. Seorang PR mewakili institusi atau perusahaannya. Baik buruknya perusahaan dapat dinilai dari bagaimana PR membentuk gambaran di mata publik.
Intinya, seorang PR harus mampu menjadi sosok nan paripurna sebagai bentuk manifestasi institusi atau perusahaan. Dalam interaksi dengan publik atau relasi, gambaran menjadi hal penting. PR harus mampu mempertahankan gambaran nan baik. PR harus mengukuhkan gambaran institusi atau perusahaan sehingga menjadi dan tetap baik di mata publik.
Komunikasi sudah menjadi bagian nan tidak terpisahkan dalam era saat ini. Peran komunikasi menjadi penentu mobilitas dan arah sebuah mobilitas sosial nan terjadi di masyarakat.
Peran Komunikasi Intruksional
Sedikit menjauh dari pakem ilmu komunikasi nan berkaitan dengan PR atau Komunikasi Massa, nan tak kalah krusial ialah manajemen komunikasi, yakni kecakapan komunikasi umum. Dalam hal ini penulis mencoba mengajukan peran komunikasi intruksional, sebagai salah satu alat pendidikan dan pedagogi bagi mereka nan terlibat dalam global pendidikan.
Dilihat dari fungsinya faktor komunikasi dalam proses belajar mengajar berfungsi buat "memberikan informasi, mendidik, menghibur dan mempengaruhi" (Effendy,1986). Dalam fungsi mendidik, komunikasi dilakukan untu mentransfer ilmu pengetahuan, moral, agama, etiket ataupun pengetahuan lainnya tentang kehidupan. Pemenuhan komunikasi nan tapat guna memberikan informasi dan mendidik siswa bisa mempengaruhi perkembangan kognisi, kasih sayang dan konasi pada diri siswa nan memotivasi siswa agar selalu berfikir positif.
Dengan demikian pengajar (guru) sebagai pelaksana komunikasi instruksional harus mampu melaksanakan fungsinya nan memandang pihak murid sebagai subjek nan sedang berproses menuju cita-cita mencapai suatu hal nan bermanfaat dengan menggunakan dan memilih metode dan media pedagogi nan tepat.
Dalam penyampaian pesan belajar kepada siswa diperlukan metode nan bisa mempermudah maksud pencapaian pesan dari guru kepada siswa. Metode merupakan penjabaran dari taktik sebab upaya buat mencapai tujuan-tujuan taktik dapat ditempuh dengan berbagai metode.
Banyak metode komunikasi instruksional dalam belajar diantaranya ialah "metode diskusi, ceramah atau kuliah dan metode tanya jawab" (Yusuf,1990). Penggunaan metode belajar dalam proses belajar mengajar harus disesuaikan dengan materi pelajaran serta suasana dan kondisi kelas, khususnya bagi para pelajar atau mahasiswa dalam berbagai jenjang. Tentu saja, global intruksional masihlah tetap perlu di ajarkan.
Peran Media Komunikasi Instruksional
Setiap materi pelajaran tentu memiliki taraf kesukaran nan bervariasi, ada bahan pelajaran nan tak memerlukan alat bantu, tapi ada juga bahan pelajaran nan memerlukan alat bantu berupa media pedagogi seperti globe, grafik, gambar dan sebagainya.
Bahan pelajaran dengan taraf kesukaran nan tinggi tentu sukar diproses oleh anak didik, apalagi bila dan bagi anak nan kurang dan tak menyukai serta tak menikmati materi pelajran nan disampaikan oleh gurunya. Maka dengan demikian buat menarik perhatian siswa diperlukan media pedagogi buat bisa menarik minat belajar siswa dan siswapun turut menikmatinya.
Media bisa digunakan buat membantu mewakili apa nan kurang mampu guru utarakan dan diucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu, bahkan keabstrakan pelajaran bisa dikonkritkan dengan donasi media.
Pada proses belajar mengajar media pedagogi digunakan buat bisa memotivasi dan memotivasi anak didik buat lebih memperhatikan hal-hal nan dipelajari dan peran media juga bisa membantu mempertinggi daya belajar sehingga anak didik cepat mengerti dan mengingatnya.
Beberapa Media dalam komunikasi instruksional adalah:
- Media Audio yakni media nan hanya mengandalkan kemampuan suara saja seperti radio
- Media Visual yakni media nan hanya mengandalkan indera penglihatan seperti gambar, lukisan, film stripe, slide, OHP (Over Head Projector) dan Cetakan
- Media Audio Visual yakni media nan mempunyai unsur suara dan unsur gambar, jenis media ini mepunyai kemampuan nan lebih baik sebab meliputi kedua jenis media nan pertama dan kedua. (Djamarah,1997)
Contoh alat pedagogi nan menjadi bagian dari peran komunikasi dan termasuk dalam media komunikasi instruksional yaitu:
- Papan tulis ialah alat pedagogi nan sangat populer digunakan di sekolah-sekolah tradisional maupun modern dan bisa dikombinasikan dengan alat pedagogi lain nan bisa dipakai buat tulisan, grafik, diagram, peta dan sebagainya
- Gambar ialah model sebagai tiruan dari benda nan ada
- Peta dan Globe ialah buat menerangkan geografi dan sejarah
- Buku pelajaran ialah buat membantu guru melaksanakan kurikulum, pegangan dalam menentukan metode pengajaran, memberi kesempatan siswa buat mengulang pelajaran, memberikan kecenderungan mengenai baku bahan pengajaran
- Film ialah baik buat menjelaskan suatu proses, menggambarkan peristiwa-peristiwa secra empiris dalam waktu singkat
- Film stripe atau slide ialah dengan menggunakan proyektor
- Over Head Projector ialah memproyeksikan pada layar nan tergambar atau tertulis di plastik transparansi (Nasution, 1987).