Prinsip-Prinsip Komunikasi - Komunikasi dalam Proses Belajar Mengajar

Prinsip-Prinsip Komunikasi - Komunikasi dalam Proses Belajar Mengajar

Kita tak dapat menghindari komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dapat dikatakan komunikasi merupakan salah satu alat nan dapat menjadi ujung tombak keberhasilan kita, apakah itu dalam interaksi dengan orang lain atau dengan diri sendiri. Untuk dapat berhasil berkomunikasi, kita harus memperhatikan prinsip-prinsip komunikasi. Siapa pun dapat berkomunikasi, tetapi berkomunikasi nan baik itu tidaklah mudah.

Banyak sekali kita mendengar kesalahpahaman nan terjadi diakibatkan sebab komunikasi. memang mudah berkomunikasi tetapi saking mudahnya kita seringkali salah menempatkannya. Ada waktu-waktu eksklusif nan menjadikan komunikasi kita efektif, demikian juga ada situasi eksklusif nan mendorong keberhasilan kita berkomunikasi.



Prinsip-Prinsip Komunikasi - Kiat Sukses Berkomunikasi

Saat kita berkomunikasi, kiranya kita bisa berpegang pada prinsip 3S, yakni sadar, senyum, dan sejuk. Prinsip-prinsip komunikasi tersebut memiliki peranan nan sangat signifikan dalam menciptakan situasi aman saat berkomunikasi. Prinsip 3S tersebut bisa dijelaskan sebagai berikut.



Sadar

Dalam berkomunikasi kita harus sadar akan kekurangan diri sehingga menumbuhkan kepekaan/ kepedulian sosial nan baik. Pencerahan itu akan menimbulkan motivasi nan kuat buat membuktikan diri bahwa kita mampu berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat.



Senyum

Senyum ialah senjata pergaulan. Ia mampu memberikan kekuatan nan dahsyat dan pesona luar biasa. Senyum merupakan sebuah magic nan menjadi perekat interaksi antarmanusia. Senyum juga menjadi kunci penyelesaian masalah.



Sejuk

Ucapan nan menyejukkan akan meninggalkan kesan nan positif bagi orang lain. Setidaknya, ucapan sejuk nan kita kemukakan akan menjadi kapital buat memeroleh respons nan positif, nan akan menguntungkan kita.

Melalui prinsip-prinsip komunikasi nan tergabung dalam 3S tersebut di atas dapat Anda jadikan sebagai barometer buat berkomunikasi. Komunikasi itu melibatkan banyak pihak, dan tak semua orang dapat mengerti apa nan kita sampaikan. Terkadang kata-kata tidaklah bermakna, tetapi kitalah nan mempersepsikan makna itu melalui bahasa nonverbal.

Berkomunikasi tak saja perkara menyampaikan pesan atau berbicara dengan orang lain, tetapi bagaimana cara kita menyampaikan pesan tersebut supaya dapat diterima dengan baik oleh versus bicara kita tanpa ada salah paham. Terutama lagi jika Anda berprofesi sebagai guru nan memberikan pengarahan, pengertian, dan penyampaian materi pelajaran supaya dapat diterima dengan baik oleh siswa, tentu saja harus mengerti prinsip-prinsip komunikasi.



Prinsip-Prinsip Komunikasi - Prinsip Krusial dalam Komunikasi

Peristiwa komunikasi ialah transaksi nan kontinyu. Tidak ada awal dan akhir nan jelas. Sebagai pemeran serta atau sebagai pengamat tindak komunikasi, kita membagi proses kontinyu dan berputar kedalam karena dan akibat, atau kedalam stimulus dan tanggapan. Artinya kita mensegmentasikan arus kontinyu komunikasi ini kedalam potongan-potongan nan lebih kecil. Kita menamai beberapa diantaranya sebagai karena atau stimulus dan lainnya sebagai imbas atau tanggapan.

Jika kita menghendaki komunikasi nan efektif, maka kita harus melihat rangkaian kejadian seperti nan dipunktuasi orang lain. Selanjutnya, kita harus menyadari bahwa punktuasi kita tidaklah mencerminkan apa nan ada dalam kenyataan, melainkan merupakan persepsi kita sendiri nan unik dan dapat keliru. Terlebih dalam global belajar mengajar, kita perlu memahami rangkaian kejadian dengan gamblang, dan jangan sampai terjebak dalam persepsi kita sendiri. Oleh sebab itu perlu pemahaman terhadap prinsip-prinsip komunikasi.

Prinsip-prinsip komunikasi seperti halnya fungsi dan definisi komunikasi mempunyai uraian nan majemuk sinkron dengan konsep nan dikembangkan oleh masing-masing pakar. Istilah prinsip oleh William B. Gudykunst disebut asumsi-asumsi komunikasi. Dalam ilmu komunikasi setidaknya buat memahami komunikasi nan efektif setidaknya harus memahami prinsip-prinsip komunikasi , nan di antaranya sebagai berikut:

  1. Komunikasi ialah suatu proses simbolik. Komunikasi ialah sesuatu nan bersifat dinamis, sirkular dan tak berakhir pada suatu titik, tetapi terus berkelanjutan.
  2. Setiap konduite mempunyai potensi komunikasi. Setiap orang tak bebas nilai, pada saat orang tersebut tak bermaksud mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Mobilitas tubuh, aktualisasi diri paras (komunikasi nonverbal) seseorang bisa dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus.
  3. Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan. Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita dapat memprediksi dimensi interaksi nan ada diantara pihak-pihak nan melakukan proses komunikasi. Percakapan diantara dua orang sahabat dan antara dosen dan mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimesi isi nan berbeda.
  4. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu. Pesan komunikasi nan dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun nonverbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung.
  5. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi. Tidak bisa dibayangkan jika orang melakukan tindakan komunikasi di luar kebiasaan nan berlaku di masyarakat. Jika kita tersenyum maka kita bisa memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas dengan senyuman, jika kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas sapaan kita. Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam melakukan proses komunikasi.
  6. Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi. Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku nan sama, pendidikan nan sama, maka ada kesamaan dua pihak tersebut mempunyai bahan nan sama buat saling dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna nan sama terhadap simbol-simbol nan saling dipertukarkan.
  7. Komunikasi bersifat nonsekuensial. Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tak berlangsung satu arah. Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan nan dikirimkan itu diterima dan dimengerti.
  8. Komunikasi bersifat prosesual, bergerak maju dan transaksional. Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi ialah sebuah proses ialah komunikasi itu bergerak maju dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara pihak-pihak nan melakukan komunikasi.
  9. Komunikasi bersifat irreversible. Setiap orang nan melakukan proses komunikasi tak bisa mengontrol sedemikian rupa terhadap imbas nan ditimbulkan oleh pesan nan dikirimkan. Komunikasi tak bisa ditarik kembali, jika seseorang sudah berkata menyakiti orang lain, maka imbas sakit hati tak akan hilang begitu saja pada diri orang lain tersebut.


Prinsip-Prinsip Komunikasi - Komunikasi dalam Proses Belajar Mengajar

Berkomunikasi dalam konteks proses belajar mengajar ialah bagaimana guru bisa berbagi pengalaman dengan para siswa. Begitu pula sebaliknya, para siswa bisa berbicara secara terbuka kepada gurunya.

Pada saat guru menyajikan pengalaman dan pengetahuan kepada para siswa, konteks tersebut bisa dikatakan komunikasi. Dalam proses tersebut tercipta atau membentuk makna nan bisa dikonstruksi menjadi pengetahuan baru oleh para siswa. Apabila seseorang ingin menjadi guru nan berkesan bagi para siswanya, salah satu kemahiran nan harus dikuasai ialah kemampuan berkomunikasi.

Kemampuan berkomunikasi bukan hanya sekadar pandai berbicara atau seberapa banyak hal nan dibicarakan, melainkan pembicaraan tersebut harus menyejukkan dan mencerahkan. Isi pembicaraan harus bermanfaat dan terjalin dalam suasana menyenangkan.

Seorang guru harus cermat memperhatikan komunikasi nonverbal nan ditunjukkan oleh para siswanya. Biasanya para siswa akan menunjukkan bahasa nonverbal ketika pertama kali melihat guru masuk ke kelas, pada saat menerangkan, atau pada saat bertanya.

Bahasa nonverbal mereka nan menunjukkan bahagia atau tak senang, menarik atau tak menarik, dianggap krusial atau tidak, harus dipahami guru agar mampu menerapkan metode pembelajaran nan tepat.

Bentuk komunikasi nonverbal nan paling krusial dalam proses belajar mengajar di kelas ialah kontak mata antara guru dan siswa. Kontak mata ini harus selalu dipertahankan sebab mempunyai fungsi sebagai berikut.



Mengawali Interaksi Komunikasi

Hubungan pertama dalam komunikasi ialah kontak mata. Guru niscaya memandang para siswanya ketika memulai pembelajaran. Jika guru tak melayangkan pandangan kepada para siswanya, mereka akan merasa tak menjadi bagian dari kegiatan komunikasi tersebut.

Misalnya, kita bertanya kepada siswa "Informasi baru apa nan kamu peroleh pagi ini?" Saat kita menatap salah seorang siswa, sebetulnya di sana terjadi komunikasi nonverbal nan bermakna bahwa kita sebagai guru siap mendengar jawaban nan akan diberikan. Kajian menunjukkan jika bercakap-cakap, pendengar lebih banyak memandang mata versus bicara daripada sebaliknya.



Menjaga Minat dan Perhatian

Kontak mata bisa menjaga minat dan perhatian. Guru harus selalu menjaga kontak mata dengan siswanya di ruang kelas secara bergiliran. Pandangan mata kita sebagai guru jangan hanya tertuju pada satu sisi saja atau asik sendiri menghadap papan tulis sebab hal itu akan mengurangi minat dan perhatian siswa kepada kita.



Gambaran Hubungan

Kontak mata bisa juga menggambarkan taraf hubungan. Kontak mata antara guru dan siswa mungkin tak seintensif kontak mata jika kita menatap seseorang nan kita sukai. Menurut penelitian, kalau kita memandang seseorang lebih dari 60%, itu tandanya kita lebih berminat kepada orangnya daripada apa nan dikatakannya.