Skill/ Keterampilan
Apa nan Anda pikirkan ketika mendengar ungkapan prestasi belajar? Apakah nilai, buku rapor, ijazah, dan sejenisnya? Ya, ketika mendengar kata prestasi belajar umumnya hal-hal di atas lah nan terpikirkan oleh kita. Tidak salah, sebab prestasi belajar ialah hasil dari kegiatan belajar nan umumnya tergambar dalam bentuk-bentuk tersebut di atas.
Prestasi belajar bisa dilihat dalam banyak aspek. Kemudian disederhanakan dalam tiga aspek besar yaitu kemampuan berpikir, kemampuan skill/keterampilan dan kemampuan sikap. Evaluasi prestasi belajar selanjutnya difokuskan pada ketiga aspek tersebut.
Pengertian Belajar
Menurut Cronbach belajar ialah sebuah proses nan akan memperlihatkan perubahan pada sikap dan konduite sebagai hasil dari akumulasi pengalaman dalam proses tersebut. Jadi proses belajar senantiasa akan melahirkan perubahan pada pengetahuan, tingkah laku dan penampilan melalui serangkaian proses atau kegiatan misalnya, kegiatan membaca, mengamati, menganalisa, meniru, mendengar dan sebagainya.
Belajar secara individu pada prinsipnya ialah menerima rangsangan-rangsangan nan dikirim padanya dari lingkungan. Proses internalisasi dan pematangan terjadi pada diri individu tersebut, kemudian dikembalikan dalam bentuk rangsangan baru kepada lingkungan. Demikianlah proses belajar nan terjadi antara individu dan lingkungan, ada sebuah aksi dan reaksi.
Intelegensi/Berpikir
Prestasi belajar ialah hasil dari perubahan kemampuan intelegensi atau kemampuan berpikir peserta didik. Prestasi belajar peserta didik dikatakan baik apabila segala sesuatu nan berkaitan dengan kemampuan otak atau kemampuan berpikirnya mengalami perubahan postif (menunjukkan kemajuan) dari sebelum mengikuti proses belajar.
Yang termasuk dalam kemampuan intelegensi ialah kemampuan menghapal, memahami, menganalisa, mengevaluasi, mengaplikasi dan mensintesis setiap materi nan diterimanya.
Menghapal ialah kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali setiap materi atau informasi nan diterima. Menghapal ialah bentuk kemampuan berpikir paling dasar dalam evaluasi aspek kognitif peserta didik.
Memahami ialah kemampuan mengambil makna dari setiap materi atau informasi nan diingatnya. Peserta didik dikatakan mampu memahami suatu materi ketika ia mampu menjelaskan atau menjabarkan materi tersebut dengan bahasanya sendiri. Baik secara tertulis taupun secara lisan.
Menganalisa ialah kemampuan menguraikan ide-ide luas/besar menjadi rincian-rincian atau bagian-bagian kecil. Kemudian mampu mengkaji interaksi antara bagian-bagian tersebut.
Mengaplikasi ialah kemampuan menerapkan atau menggunakan setiap ide-ide dan materi nan diterima dalam kondisi baru dan konkret di lingkungan.
Sintesis artinya ialah kemampuan memadukan setiap unsur nan terdapat dalam ide atau materi menjadi satu kesatuan nan logis, sehingga terbentuk pola pembahasan nan baru dan terstruktur.
Penilaian atau penilaian ialah kemampuan dalam memberikan pilihan atau evaluasi terhadap, situasi, ide atau nilai nan dihadapannya. Dalam taksonomi Bloom dikatakan bahwa kemampuan mengevaluasi merupakan jenjang kemampuan paling tinggi dalam ranah kognitif.
Skill/ Keterampilan
Prestasi belajar ialah satu nilai nan kompleks. Selain menunjukkan kemampuan berpikir juga memberi ruang pada kemampuan olah fisik. Keterampilan atau skill ialah kemampuan bertindak setelah mendapat bimbingan atau petunjuk tertentu.
Prestasi belajar peserta didik dikatakan baik ketika skill dan keterampilan nan dimilikinya mengalami perubahan nan positif setelah melalui proses belajar. Yang termasuk kemampuan skill di sini seperti kemampuan berlari, melompat, menari, merajut dan lain sebagainya.
Sikap dan Nilai
Prestasi belajar juga bisa dilihat dari perubahan positif pada sikap dan nilai nan dimilikinya. Peserta didik nan memiliki prestasi belajar nan baik cenderung akan mengalami perubahan sikap dan nilai ke arah nan positif.
Yang dimaksud dengan sikap dan nilai di sini mencakup; minat, sikap, emosi dan nilai. Peserta didik nan memiliki kemampuan sikap nan baik akan nampak pada perilakunya dalam keseharian. Misalnya, minat nan besar terhadap materi nan disajikan, perhatian nan besar terhadap proses belajar, sikap hormat terhadap guru atau kedisiplinan dalam mengikuti pelajaran dan lain-lain.
Ketika seseorang mencapai taraf keberhasilan dalam belajar atau kegiatan tertentu, maka kita mengatakan bahwa orang tersebut berprestasi. Tentunya hal ini merupakan sebuah kondisi nan sangat diharapkan oleh setiap orang. Begitu juga dalam proses pendidikan dan pembelajaran, keberhasilan seseorang dalam mencapai strata tertentu, khususnya dominasi materi pelajaran dan keterampilan, maka dikatakan mempunyai prestasi. Prestasi belajar ialah strata keberhasilan siswa dalam memahami dan menguasai setiap materi pelajaran dan membuktikan dengan satu hasil maksimal.
Pada umumnya seseorang nan berprestasi dalam kegiatan, khususnya belajar, mempunyai kemampuan lebih dibandingkan teman-temannya. Dengan kemampuan lebih ini, maka mereka kelihatan lebih menonjol dalam beberapa aspek pembelajaran. Tetapi, ada juga anak-anak berprestasi nan multi, artinya ada banyak kemampuan lebih nan dimilikinya lebih dari satu.
Prestasi belajar ialah hasil nan diperoleh siswa pada saat mengikuti proses belajar. Semakin baik hasil nan diperoleh, maka semakin baik prestasi belajar siswa tersebut.
Definisi prestasi belajar memang sangat beragam, terkait dengan taraf dan macam keberhasilannya. Tetapi setidaknya, ketika seseorang membicarakan masalah prestasi, maka nan dimaksudkan ialah keberhasilan nan diperoleh dalam sebuah kegiatan. Dan, belajar ialah sebuah proses mengubah kondisi atau kompetensi diri sehingga dari kondisi negatif bisa berubah menjadi kondisi positif. Setiap perubahan nan dialami merupakan bukti prestasi nan didapatkan selama proses belajar.
Prestasi Itu Tidak Harus Spektakuler!
Ya. Prestasi itu memang tak harus spektakuler. Hal itu sebab prestasi merupakan reward atas segala upaya nan telah dilakukan seseorang. Ketika seseorang mengalami perubahan sikap, maka hal itu merupakan prestasinya nan sangat membanggakan. Begitu juga ketika seseorang dapat melakukan sesuatu padahal sebelumnya tak bisa, maka ini merupakan prestasi nan perlu mendapatkan apresiasi positif dari semua pihak.
Prestasi itu tak harus spaktakuler. Memang, jika prestasi kita itu mampu secara langsung memberikan pengaruh terhadap kehidupan, sungguh sangat membanggakan. Tetapi tak harus begitu. Sekecil apapun perubahan, itulah prestasi nan kita dapatkan. Dan, buat hal tersebut, maka kita harus memberikan apresiasi dan reward spesifik buat mereka.
Besarnya prestasi memang membawa akibat kondisi nan berbeda buat setiap orang. Prestasi nan diperoleh seseorang sangat berarti bagi dirinya. Hal ini sebab prestasi juga dianggap sebagai taraf pengakuan masyarakat atas segala hal nan dilakukan dalam kehidupan. Jika seseorang melakukan sesuatu dan hasilnya diakui oleh masyarakat, maka dia disebut sebagai telah berprestasi. Sekecil apapun perhatian nan diberikan masyarakat kepadanya, itulah prestasinya.
Dalam aspek pembelajaran, pengakuan prestasi siswa pertama kali dilakukan oleh guru. Ini merupakan reward bagi siswa dari guru. Dan, dengan adanya reward ini, maka diharapkan tumbuh dan berkembang satu sikap hayati nan lebih baik.
Dalam proses pembelajaran, reward sangat krusial karena setiap orang membutuhkan pengakuan atas eksistensi dirinya. Guru nan memberikan pujian atas prestasi nan dicapai oleh siswa berarti telah memberikan pengakuan atas prestasi siswa. Dan, ini sangat besar pengaruhnya bagi siswa.
Kita perlu mengakui bahwa buat bisa menciptakan prestasi nan spektakuler, bagi siswa sangatlah sulit. Bahkan, orang lainnya juga berpikiran seperti itu. Apalagi bagi siswa nan masih dalam tingkat belajar, yaitu mencoba buat melakukan perubahan pada dirinya buat bisa menghadapi kehidupan nan lebih luas dan ketat taraf persaingannya. Sementara buat menciptakan prestasi biasa saja masih sulit, apalagi prestasi nan spektakuler. Oleh sebab itulah, guru harus tanggap terhadap kondisi tersebut.
Belajar Membutuhkan Hasil Maksimal
Siapapun nan mengikuti atau melakukan kegiatan belajar, maka dituntut buat menunjukkan hasil akhir nan maksimal. Artinya, seseorang nan belajar harus menunjukkan keberhasilan sebagaimana telah diprogramkan. Ini sangat krusial karena pengukuran atas hasil proses pembelajaran ialah keberhasilannya.
Ketika seseorang ingin belajar mengendarai sepeda motor, maka hasil akhir nan diharapkan ialah kemampuannya mengendarai sepeda motor. Pada saat dia sudah sukses mengendarai sepeda motor, maka dikatakan telah mempunyai prestasi.
Dalam konteks ini, kegiatan belajar nan kita lakukan memberikan hasil maksimal, yaitu kemampuan buat melakukan apa nan kita inginkan. Dan prestasi ialah bukti kemampuan seseorang dalam mewujudkan segala kemauan diri nan didukung oleh kemampuan nan sinkron dengan kompetensinya.
Setiap hasil dari upaya kegiatan merupakan maksimalitas tujuan. Kita tak memasang sasaran minimal dalam melakukan kegiatan karena sasaran minimal menjadikan kita malas. Oleh sebab itulah buat mencapai prestasi belajar, kita harus pasang sasaran maksimal. Dengan sasaran maksimal, maka taraf keberhasilannya maksimal dan langkah pencapaiannya juga maksimal.
Dari beberapa uraian nan telah kita kaji, maka setidaknya kita bisa mengatakan bahwa prestasi belajar adalah:
- Tingkatan keberhasilan siswa dalam memahami dan menguasai setiap materi pelajaran dan membuktikan dengan satu hasil maksimal.
- Keberhasilan nan diperoleh dalam sebuah kegiatan
- Merupakan reward atas segala upaya nan telah dilakukan seseorang
- Tingkat pengakuan masyarakat atas segala hal nan dilakukan dalam kehidupan
- Bukti kemampuan seseorang dalam mewujudkan segala kemauan diri nan didukung oleh kemampuan nan sinkron dengan kompetensinya.
Masih adakah definisi lain dari prestasi belajar? Tentunya jika kita jajak lebih dalam, hal tersebut bisa saja kita rumuskan sehingga semakin banyak pengertian nan kita miliki.