Bogor, Si Kota Hujan

Bogor, Si Kota Hujan

Jakarta sebagai ibu kota negara kian hari kian hiruk pikuk. Pembangunan nan makin pesat di seluruh pelosok, dirasakan makin membuat Jakarta pengap. Stagnasi merupakan makanan sehari-hari warga Jakarta dan sekitarnya. Hal ini nan kerap menjadikan daerah di sekeliling Jakarta menjadi daerah penunjang aktivitas ibu kota.

Apakah tujuannya? Agar tak semua kegiatan bersentra di ibu kota nan memang sudah sangat padat. Ini nan menjadikan Bogor sebagai salah satu kota penunjang Jakarta, nan kemudian lebih dikenal sebagai salah satu kota satelit Jakarta. Namun seperti apakah kota-kota penunjang ini dan bagaimanakah karakteristiknya, ada baiknya kita simak klarifikasi di bawah ini.



Sekilas Tentang Kota Penunjang

Kota satelit ialah kota-kota atau daerah-daerah kecil di sekeliling sebuah kota besar nan biasanya merupakan ibu kota, baik ibu kota provinsi maupun negara. Biasanya kota-kota ini merupakan kota mandiri, namun sebagian besar penduduknya bergantung pada kehidupan di kota besar di dekatnya. Penghuni kota-kota ini biasanya merupakan komuter kota besar tersebut.

Kota-kota ini juga merupakan jembatan penghubung buat memasuki kota besar di dekatnya. Sebagai kota penghubung, secara otomatis kota-kota ini juga merupakan kota-kota pemasok semua kebutuhan warga kota besar. Tak hanya itu, kota-kota penunjang ini juga kerap dijadikan pilihan buat loka tinggal sebab kota besar dirasakan sudah tak aman buat membesarkan sebuah keluarga. Dengan suasana nan nisbi lebih bersahabat buat keluarga, kota-kota penunjang ini juga mempunyai fasilitas-fasilitas nan diperlukan buat tumbuh kembangnya keluarga.

Oleh sebab itu, salah satu syarat nan absolut dimiliki oleh sebuah kota penunjang ialah jeda nan nisbi dekat dan akses nan gampang diraih dari kota besar. Kelengkapan fasilitas penunjang juga merupakan salah satu ciri kota-kota tersebut.

Biasanya, fasilitas penunjangnya tersebut ialah fasilitas di bidang pendidikan seperti sekolah sampai perguruan tinggi, infrastruktur nan memadai dan kemudahan akses buat dicapai dari ibu kota seperti jalan bebas hambatan.

Kota-kota penunjang ini memiliki fungsi sebagai kota penunjang kebutuhan hayati kota besar di dekatnya. Depok, Bogor, Tangerang dan Bekasi merupakan kota-kota penunjang bagi Jakarta. Di antara kota-kota kecil lainnya di sekitar Jakarta, Bogor sering dijadikan kota penunjang favorit bagi sebagian penghuni, pekerja maupun pelaku bisnis di Jakarta. Mengapa? Karena Bogor memiliki lokasi nan dekat, kondisi kota nan lebih nyaman buat dijadikan loka tinggal dan kemudahan akses buat masuk dan keluar kota tersebut.



Bogor, Si Kota Hujan

Bogor ialah salah satu kota nan terdapat di Provinsi Jawa Barat nan memiliki luas 118,500 km persegi. Dengan letak nan diapit oleh Gunung Salak dan Gunung Gede, kota ini sangat kaya akan hujan orografi. Dengan curah hujan nan sangat tinggi (hampir setiap hari hujan), kota Bogor kemudian dikenal sebagai Kota Hujan.
Karena curah hujannya nan sangat tinggi dan letaknya sekitar 190-330m di atas permukaan laut, Bogor memiliki iklim udara nan nisbi sejuk dengan suhu udara rata-rata sekitar 26 derajat celcius.

Iklim nan unik inilah nan mendasari kaum kolonial Belanda dahulu buat menjadikan Bogor sebagai pusat penelitian pertanian dan nabati dan sebagai loka peristirahatan para gubernur jenderal. Pusat penelitian pertanian dan nabati ini masih dilanjutkan hingga saat ini, yaitu dengan adanya kebun raya di Kota Bogor nan mulai dibangun pada 1817 dan memiliki keberagaman spesies tumbuhan nan terus berkembang sampai sekarang.

Menilik sejarahnya, berdasarkan prasasti tahun 1533 nan ditemukan, Bogor diyakini sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Sunda nan lebih dikenal sebagai Pakuan atau Pajajaran. Pada saat itu raja nan memimpin Kerajaan Sunda ialah Sri Baduga Maharaja Ratu Haji I Pakuan Pajajaran nan lebih dikenal sebagai Prabu Siliwangi. Prabu Siliwangi dinobatkan sebagai raja pada 3 Juni 1483. Oleh sebab itu, 3 Juni dijadikan sebagai hari jadi Kota Bogor maupun Kabupaten Bogor berdasarkan penobatan tersebut.

Nama Bogor itu sendiri berasal dari kata "Bokor" nan berarti tunggul pohon enau. Kemudian, Bogor diberi nama Buitenzorg, nan merupakan nama salah satu varietas palem nan banyak dikembangkan pada saat itu oleh kaum kolonial Belanda nan bermukim di Bogor.

Selain dikarenakan lokasinya nan dekat dengan ibu kota Jakarta, Bogor juga dikenal sebagai loka tujuan wisata nan menarik seperti:



Kebun Raya Bogor

Kebun Raya Bogor merupakan kebun penelitian besar nan memilki luas 80 hektar dan lebih dari 15 ribu jenis varietas tumbuhan. Dengan letak di tengah kota Bogor, KRB (Kebon Raya Bogor) merupakan paru-paru kota nan memiliki peranan vital bagi sirkulasi udara di kota tersebut. Di sini pulalah sering ditemukan spesies kembang bangkai nan makin langka ditemui di Indonesia.



Istana Bogor

Istana nan terletak di sebelah kebun raya bogor ini memiliki keunikan tersendiri. Selain sebab letaknya di jantung Kota Bogor,di pekarangannya nan luas terdapat rusa-rusa nan dibiarkan berkeliaran begitu saja. Rusa-rusa nan merupakan hadiah dari pemerintah Nepal ini bisa dberi makan oleh para wisatawan nan kebetulan singgah dan berfoto di depan istana ini.



Prasasti Batu Tulis

Prasasti nan terletak di Jalan Batu Tulis Bogor ini merupakan prasasti nan ditemukan nan menjadi penentu keberadaan kerajaan Pakuan Pajajaran di wilayah Bogor.



Cimahpar Integrated Conservations Office (CICO)

Merupakan pusat pendidikan dan perlindungan nan menitik beratkan pendekatan ke alam. Terletak di Cimahpar, Bogor Utara, kawasan ini memiliki kelengkapan fasilitas nan menunjang segala jenis kegiatan, mulai dari asrama, pusat perlindungan tumbuhan berupa kebun buah, sayur dan obat sampai perkantoran.



Plaza Kapten Muslihat

Tempat nan lebih dikenal sebagai Taman Topi ini terletak di jantung Kota Bogor, bersebelahan dengan Stasiun Bogor. Taman nan disebut juga sebagai Taman Ade Irma Suryani ini memiliki panggilan taman topi sebab holistik bangunan nya dibuat menyerupai topi.



Keuntungan, Kekurangan, dan Solusi Bagi Kota Bogor Sebagai Kota Satelit Jakarta

Bogor seperti layaknya kota satelit lain, memiliki perkembangan nan sangat pesat. Kemudahan akses nan diberikan oleh Bogor merupakan pendorong bagi tumbuh kembangnya Bogor itu sendiri sebagai kota. Namun, perkembangan nan pesat itu tampaknya belum diseimbangkan dengan tata kota nan seimbang.

Banyaknya volume kendaraan berdampak langsung pada meningkatnya polusi udara di kota ini. Walau Kebun Raya Bogor memegang peranan krusial dalam siklus pernapasan kota, keberadaannya sebagai paru-paru kota mulai terancam dengan meningkatnya polusi udara.

Perkembangan perkotaan memang memberikan banyak kontribusi positif terhadap meningkatnya taraf pendapatan penduduknya, namun perlu dilakukan perencanaan dan tata kota nan matang dan terukur agar kelestarian Bogor sebagai kota hujan tetap terjaga.

Langkah apa sajakah nan bisa ditempuh?

  1. Pembangunan Infrastruktur Transportasi dan Model Transportasi Publik nan terkendali, baik kualitas maupun kuantitasnya.
  1. Pemerataan pembangunan sehingga tak terpusat hanya di satu wilayah kota.
  1. Perbanyak huma penghijauan buat mengurangi taraf pencemaran nan terjadi.
  1. Memperkuat gambaran Bogor sebagai Kota Wisata dengan menjaga kelestarian budaya dan cagar-cagar situs nan ada.

Langkah-langkah tersebut merupakan sedikit langkah dari begitu banyak langkah nan harus ditempuh demi terjaganya tumbuh bunga Bogor sebagai kota satelit. Semoga ini dapat menjadi ‘wake up call’ bagi kota-kota penunjang lainnya. Karena jika bukan kita sendiri, siapa lagi nan dapat menjaga keutuhan dan keaslian budaya suatu daerah selain warganya sendiri.