Peradaban Lembah Sungai Kuning

Peradaban Lembah Sungai Kuning

Sekitar 4000 SM, peradaban Lembah Sungai Kuning (Hueng He) berkembang di Cina. Peradaban Lembah Sungai Kuning merupakan awal mula kekaisaran Cina. Sungai Kuning melintasi Cina membentang dari Mongolia hingga Samudra Pasifik.

Kerajaan Cina dipimpin oleh seorang raja. Kerajaannya terbagi menjadi beberapa wilayah nan dipimpin oleh pemimpin militer. Raja memiliki kekuasaan penuh buat mengangkat atau memberhentikan pemimpin militer. Secara berurutan, dinasti nan menguasai Cina ialah Dinasti Syang, Dinasti Yin, Dinasti Chou, Dinasti Han, Dinasti Tang, dan Dinasti Sung.



Perjalanan Peradaban

Dalam perjalanan manusia dan peradaban, ada suatu kenyataan nan harus dihadapi, yaitu terjadinya benturan peradaban. Hutington menyebutnya dengan istilah clash civilization .

Pada zaman modern, Hutington meyakini bahwa peradaban-peradaban nan muncul akan menimbulkan proses benturan-benturan. Benturan itu terjadi dapat antara peradaban Barat dan Timur. Dapat juga sebab disparitas ideologi.

Satu hal nan tak boleh terjadi ialah berhenti mempelajari peradaban manusia. Peradaban manusia harus terus dikaji atau dipelajari. Sejarah peradaban manusia dari tiap masa tak boleh hilang. Karena dari belajar peradaban di masa lalu itulah, kita dapat becermin buat mengembangkan peradaban manusia masa mendatang.

Sebuah peradaban tak dapat terjadi begitu saja. Ada serentetan proses panjang nan mengiringi perjalanan sebuah peradaban. Manusia dan peradaban tak dapat dipisahkan mengingat mereka saling mendukung membentuk sebuah manifestasi kehidupan itu sendiri.

Masih ingat dalam benak kita bagaimana peradaban manusia ini dimulai. Sejak zaman nenek moyang nan hidupnya berpindah-pindah, kemudian beralih menjadi berladang, berdagang, sampai akhirnya menemukan peradaban nan lebih modern.

Demikian halnya dengan sistem bertahan hidup, mulai dari berburu, meramu, bercocok tanam, sampai mengenal sistem mata uang sebagai alat tukar. Semua itu merupakan produk dari peradaban. Manusia dan peradaban seakan selalu mencari penghidupan nan lebih baik atau lebih tepatnya lebih beradab.

Hal ini disebabkan sebab sistem kehidupan dari zaman ke zaman menunjukkan perubahan sistem kehidupan itu sendiri mulai dari ketidakteraturan, berlakunya hukum rimba siapa nan menang itulah nan dapat bertahan hidup, sampai menemukan sebuah tatanan kehidupan nan terangkum dalam nilai dan kebiasaan atau adat istiadat budaya.

Jadi di loka ini ditekankan jika sebuah peradaban itu merupakan sebuah perjalanan kehidupan manusia itu sendiri dalam menemukan kehidupan nan lebih baik. Tentu saja kehidupan nan lebih baik itu dimaksudkan kehidupan nan jauh lebih mudun dengan menitikberatkan pada nilai dan kebiasaan adat nan berlaku. Dapat dikatakan di sini, kebudayaan merupakan alasnya, sedangkan peradaban ialah bangunannya.



Peradaban Cina

Rasanya tak ada nan meragukan nilai-nilai kebudayaan dan peradaban nan dilahirkan oleh peradaban Cina. Sejak lama, peradaban Cina memang sudah meninggalkan banyak hal buat kehidupan manusia. Terutama bagi kehidupan masyarakat nan tinggal di wilayah Asia.

Peradaban Cina merupakan salah satu peradaban tertua di dunia, nan dimulai pada tahun 7000 SM dan berkembang pesat di tahun 2000 SM, nan ditandai dengan peradaban sungai Kuning. Sebagai sebuah peradaban tertua nan bertahan hingga kini, berbagai macam dinasti silih berganti menguasai daratan Cina nan luas ini.

Sebagai sebuah peradaban tertua, meragukan nilai sejarah dari peradaban Cina rasanya menjadi tak mungkin. Bukti sejarah mengatakan itu semua, dan seolah mementahkan asumsi nan menyepelekan pengaruh peradaban Cina di masa modern.

Penemuan dari peradaban Cina memang berpengaruh besar bagi kehidupan, meskipun manusia sering tak menyadari hal tersebut. Apa nan ada dan terjadi sekarang ini, sedikit banyak merupakan pengaruh dari peradaban Cina itu sendiri.

Bangsa Cina sepertinya memang ditakdirkan buat lebih unggul dibandingkan bangsa-bangsa lain nan ada di Benua Asia. Saat nenek moyang bangsa Indonesia masih berburu, nenek moyang bangsa Cina sudah sukses menemukan berbagai inovasi nan bermanfaat hingga kini.

Kemudahan nan dirasakan oleh masyarakat Cina secara spesifik dan masyarakt di luar Cina secara umum, secara tak langsung merupakan produk dari peradaban Cina.

Peran sungai memang tak dapat lepas dari sebuah peradaban, begitu juga dengan peradaban Cina. Sama seperti peradaban Mesir antik nan terpusat di sepanjang Sungai Nil, peradaban Cina terpusat di sepanjang peradaban lembah sungai Kuning. Wilayah disekitar Sungai Kuning memang terkenal dengan kesuburan tanah, tidaklah mengherankan jika peradaban Cina dimulai dari wilayah tersebut.

Mereka ialah Dinasti Shang, Dinasti Yin, Dinasti Zhou, Dinasti Qin, Dinasti Han, dan Dinasti Tang. Di mana setiap dinasti mewariskan kemajuan teknologi dan kebudayaan tersendiri. Sungguh banyak sekali sumbangsih peradaban Cina ini terhadap kemajuan perkembangan peradaban manusia.



Peradaban Lembah Sungai Kuning

Di Lembah Sungai Kuning nan subur, pada 2500 SM, tumbuh peradaban manusia nan didominasi oleh bangsa Han. Bangsa tersebut merupakan campuran ras Mongoloid dengan ras Kaukasoid.

Mengembangkan kebudayaan nan berbasiskan peralatan dari perunggu. Sistem sosial juga telah tertata dengan baik walaupun masyarakatnya belum mengenal aksara.

Mereka ialah para pelaku peradaban Asia Afrika nan juga takkalah terkenal. Dari bangsa Han, peradaban Cina berkembang hingga mencapai puncak kejayaan dengan munculnya dinasti-dinasti besar di Cina hingga ratusan abad kemudian.

Dari bangsa Han ini jugalah, peradaban Asia Afrika meninggalkan berbagai warisan bermanfaat bagi dunia, seperti sistem pemerintahan, sistem pertanian dan perdagangan, aksara, kepercayaan, teknologi, kalender, filsafat, dan sastra.

Peradaban Asia Afrika nan ada di sekitaran peradaban lembah sungai Kuning ini "bermarkas" di daerah pegunungan Kwen Lun nan terletak di Tibet. Kemudian meluas hingga pegunungan Cina Utara. Peradaban ini juga dekat dengan Sungai Yang Tse Kiang nan hulunya terletak di Pegunungan Kwen Lun tersebut.



Kehidupan di Lembah Sungai Kuning

Dalam kebudayaan Cina, keluarga sangat penting. Otoritas keluarga sepenuhnya ada di tangan ayah. Ayah mengatur pernikahan putrinya, mengontrol pendidikan anaknya, serta memilih karier bagi putranya.

Mata pencaharian primer peradaban Lembah Sungai Kuning ialah pertanian. Mereka menanam padi, gandum, jagung, teh, dan kedelai. Jalan Sutra membantu perekonomian Cina berkembang. Orang berdatangan melalui Jalan Sutra buat barter dagangan sekaligus membawa budaya mereka.

Di daerah Yunan, terdapat bahan tambang, seperti emas, tembaga, timah, besi, dan batubara. Penduduk Lembah Sungai Kuning sudah mampu membuat perhiasan, alat rumah tangga, dan senjata, seperti tombak, pedang, pisau, dan lain-lain.



Ajaran dan Kepercayaan

Menurut sejarah, ada 3 tokoh legendaris nan mengajarkan penduduk Cina tentang peradaban. Mereka ialah Fu Xi nan mengajari menulis, berburu, dan memancing; Shen Nong nan mengajari pertanian; dan Yellow Emperor nan mengajari sistem pemerintahan dan filosofi Tao.

Filsafat Cina berkembang pada masa Dinasti Chou. Ada tiga pakar filsafat Cina, yaitu Lao Tse, Kong Fu Tse, dan Meng Tse. Lao Tse terkenal dengan ajarannya nan bernama Taoisme. Kong Fu Tse juga mengajarkan Tao dan muridnya, yaitu Meng Tse, melanjutkan ajaran gurunya.

Penduduk Cina mempercayai bahwa ada tiga Raja Sage nan meneruskan ajaran tiga tokoh legendaris. Mereka ialah Yao (2350 SM), Shun (2250 SM), dan Yu (2205 SM). Menurut sejarah, Raja Sage nan terakhir mendirikan dinasti Xia. Dinasti Xia memerintah dengan bijaksana dan kebaikan. Pada 1766 SM, Dinasti Xia runtuh. Kemudian, lahir dinasti baru, yaitu Dinasti Shang.



Peninggalan Kebudayaan

Pada masa Dinasti Chin, dibangun Tembok Besar Cina. Tembok ini dibangun buat melindungi perbatasan kerajaan. Karena banyak tembok lama nan runtuh, Dinasti Ming memutuskan buat mendirikan tembok baru. Dinasti Ming ingin mengamankan Cina dari tentara Mongol.

Dinasti Ming juga ingin memindahkan sebagian tembok ke arah selatan. Di selatan, tembok bisa berfungsi buat melindungi ibukota Cina, yaitu Beijing. Saat ini, Tembok Besar Cina merupakan objek wisata paling populer di Cina.

Peradaban merupakan sebuah manifestasi dan simbol kesejahteraan hayati nan berlandaskan kebudayaan. Dapat dikatakan semua segi kehidupan manusia merupakan sebuah peradaban. Mulai dari cara kita makan, berpakaian, bekerja, bermasyarakat dan sebagainya, semuanya tak dapat tak menyangkut peradaban.

Kehidupan nan memasuki masa modern pun tak lepas dari sebab konvoi peradaban itu sendiri. Semakin modern seseorang atau masyarakatnya, akan membentuk sebuah peradaban nan jauh lebih baik juga. Dengan kata lain peradaban itu menjadi sebuah ukuran tingkat kehidupan sebuah masyarakat apakah dapat dikatakan mudun atau masih berusaha menjadi beradab.

Peradaban ialah hasil dari kebudayaan sendiri. Salah satu contoh dari peradaban ialah praktik dalam pertanian, nan dari zaman ke zaman semakin berubah. Jika zaman dulu manusia itu menghasilkan tamanam dari menunggu proses alam maka sekarang manusia bisa menghasilkan tanaman tanpa perlu menunggu proses alam.