Menjadi Seniman ialah Sebuah Profesi

Menjadi Seniman ialah Sebuah Profesi



Hidup Adalah Perjuangan

Sudah menjadi sesuatu nan jamak bahwa manusia itu bahagia melihat nan indah. Tidak terkecuali ketika mereka melihat pasangan laki-laki dan wanita dengan paras nan rupawan nan dianggap sangat cocok satu sama lainnya. Keserasian ini membuat mata nan memandang senang. Ketika misalnya, sepasang seniman bermain dalam sebuah sinetron beberapa kali dan dalam sinetron itu mereka memainkan pasangan suami istri atau pasangan kekasih, para penonton berharap bahwa mereka benar-benar menjadi pasangan kekasih.

Memang ada nan akhirnya menjadi pasangan kekasih atau bahkan pasangan suami istri. Tetapi tak sporadis juga keserasian mereka hanya dalam cerita saja. Di global konkret mereka mempunyai pasangan masing-masing. Asa penonton terkadang terlalu berlebihan. Misalnya, beberapa tahun lalu ada pasangan Dude Herlino dan anak Jamal Mirdad. Pasangan ini dianggap serasi. Kenyataannya, Dude Herlino malah pacaran dengan wanita lain.

Berbeda dengan pasangan Teuku Wisnu dan Shareen Sungkar. Kisah kasih mereka memang tergolong sama seperti kisah dalam sebuah sinteron. Pada mulanya, Teuku Wisnu telah mempunyai kekasih dan Shareen Sungkar pun malah telah bertunangan. Namun, tanpa dinyana walaupun kekasih Shareen Sungkar juga bermain pada sinteron nan sama, ternyata tak menghalangi cinta Shareen Sungkar bersemi buat Teuku Wisnu.

Mereka nan dipasangkan sebagai suami istri ini ternyata sangat menghayati peranannya sehingga malah merasakan getar cinta nan sesungguhnya. Tentu saja tak mudah bagi keduanya buat mengakui perasaan masing-masing walaupun akhirnya waktu jua nan membuktikan bahwa perasaan itu tak dapat disimpan lagi. Mereka tak mampu menyembunyikan apa nan mereka rasakan. Apalagi orang lain pun dapat merasakan betapa kuatnya getaran perasaan keduanya.

Mereka pun mengakui perasaan itu dan pasangannya walaupun sakit, harus merelakan keduanya bersatu. Kini, mereka sedang merencanakan sebuah pernikahan. Usia keduanya memang terpaut jauh. Tetapi melihat penampilan Shareen Sungkar nan dewasa, siapa nan menyangka kalau ia baru memasuki usia kepala dua. Wisnu pun ternyata tak muda lagi. Ia telah hampir mencapai usia 30-an. Inilah misteri cinta nan tidak ada nan mampu menebaknya.

Begitu juga dengan pasangan Angelina Jolie dan Brad Pitts. Keduanya tak sedang sendiri ketika dipasangakan dalam film Mr And Mrs Smiths. Namun, kedekatan keduanya memang tak dapat terelakan. Inilah pasangan nan cukup panas nan memang sangat menghebohkan. Akhirnya Brad Pitts bercerai dengan Jennifer Aniston dan ia pun terpaut hati dengan Angelina Jolie. Keduanya hayati serumah sebagai pasangan nan membesarkan anak-anaknya bersama namun tanpa ikatan pernikahan.

Tentu saja hal ini bukan sesuatu nan patut dicontoh. Bahwa hayati ialah perjuangan memang harus diakui. Perjuangan cinta pasangan nan terkenal dengan kecantikan dan popularitas itu pun niscaya tak mudah. Jangankan mereka nan selalu disorot oleh publik, pasangan biasa saja tetap mendapatkan masalah nan tak mudah. Misalnya, seorang istri berkali cemburu dengan suaminya. Suaminya sampai berkata bahwa ialah hak sang istri buat cemburu, tetapi ialah kewajiban suami buat membuktikan cintanya hanya buat sang istri.

Mereka tentu saja mempunyai rasa saling menghargai dan menghormati nan sangat tinggi. Kalau tidak, perceraian dan perpisahan niscaya akan terjadi. Banyak kisah perceraian nan terjadi sebab masalah kecil nan dibesar-besarkan hingga mereka terjerumus kepada pertengkaran nan tidak berujung. Malah ada nan hingga bertengkar di pengadilan agama dan juga pengadilan tinggi. Tentu saja hal ini bukan sesuatu nan baik. Apalagi kalau pertengkaran itu sempat disiarkan oleh televisi seperti nan terjadi pada Limbad sang pesulap dengan istri pertamanya, Susi.

Lebih hebatnya lagi ialah bahwa kini Limbad mendaftar menjadi salah satu calon pemimpin di Tegal. Hebat sekali global hiburan ini. Para seniman itu dapat saja menjadi sangat terkenal dan populer dan menjadi disenangi oleh banyak orang. Tetapi apakah mereka itu memang mampu atau tidak, ini masalah lain. Kejadian banyak seniman nan sudah menjadi pemimpin sebuah kabupaten nan mengundurkan diri dan nan menjadi anggota DPR nan juga mengundurkan diri, seharusnya menjadi pelajaran bagi masyarakat.



Masalah nan Biasa Saja

Masalah nan muncul majemuk dan alasan nan ada juga beraneka, namun jika dicermati semuanya kembali berpulang pada ego masing-masing individu. Inilah bayangan bahwa seniman pun bermasalah. Yang menarik ialah bahwa masalah mereka dapat menjadi satu pelajaran nan menarik. Misalnya, pasangan Anang dan Krisdayanti. Pada mulanya orang melihat bahwa mereka ialah pasangan nan serasi. Tetapi masalah terbuak ketika Krisdayanti memutuskan buat menggugat cerai Anang.

Kini mereka tampak senang dengan kehidupam masing-masing. Anang telah menikah dan Krisdayanti telah lebih dahulu menikah. Berbeda dengan pasangan Ahmad Dhani dan Maya Estianty nan masih menyimpan bara dalam perceraian mereka. Kehidupam seniman itu memang majemuk dan niscaya menjadi bumbu nan sedap dalam ran hiburan.



Menjadi Seniman ialah Sebuah Profesi

Merasa diri populer dan menjadi pujaan masyarakat terkadang membuat orang lupa bahwa seniman ialah sebuah profesi dan bukannya anugerah kehormatan atau title nan diperoleh dengan cuma-cuma. Hendaknya hal itu disadari sebagai hasil dari sebuah kerja keras dan bukannya akhir dari sebuah pencapaian nan membuat sang seniman menjadi terlena dan lupa diri.

Menjadi Pasangan Seniman ialah Sukses sekaligus Beban
Tidak berarti memiliki pasangan nan bukan seorang seniman akan membuat hayati sang seniman menjadi lebih mudah, lagi-lagi hal itu berpaling pada masing-masing individu. Namun menjadi pasangan seniman ialah berhasil sekaligus beban. Sukses sebab itu ialah sebuah langkah pencapaian nan tak semua orang memilikinya, sepasang suami-istri atau kekasih nan menjadi pujaan masyarakat.

Beban sebab kesibukan masing-masing individu sebagai seniman kadang menuntut pengorbanan nan tak sedikit terlebih jika mereka sudah memiliki anak-anak. Masing-masing merasa harus menggenjot dirinya buat tetap berada di jalur kesuksesan sebagai seniman sementara interaksi sebagai sebuah keluarga dan anak-anak juga menuntut perhatian mereka berdua. Pengorbanan tak hanya muncul sebagai sebuah ide namun juga hendaknya sungguh-sungguh dilakukan.

Kesiapan Mental Pasangan Artis
Berprofesi sebagai seniman kadang dituntut buat melakukan berbagai hal dan peran nan tak masuk akal bahkan bisa membuahkan keretakan rumah tangga atau interaksi antar pasangan artis. Bagaimana menyiasatinya? Tentu saja dengan membina rekanan sebaik mungkin dengan pasangannya dan saling mengerti bahwa menjadi seniman tak sama dengan bekerja di kantor nan menggenggam pena dan ponsel serta mengetikkan jemari pada tuts komputer.

Kesadaran Sebagai Anak Wayang
Menjadi seniman ialah menjadi wayang dalam global cerita. Kadang-kadang perasaan harus dikesampingkan buat sebuah totalitas dalam pekerjaan. Pada sebuah wawancara Antonio Banderas pernah ditanya, apakah pasangannya yaitu Melanie Griffith tak akan cemburu menyaksikan adegan-adegan mesra nan diperankannya dalam berbagai film dengan artis-artis lainnya?

Antonio hanya memandang sang pewawancara dan menjawab bahwa pasangannya mengerti sahih akan hal itu sebab mereka mendapat penghasilan besar dari film nan diperankan oleh Antonio. Jadi mereka memahami bahwa pekerjaan mereka memang harus mengesampingkan ego pribadi dan bahkan perasaan. Namun mereka juga memetik hasilnya sebagai pasangan seniman nan mendulang berhasil dan pendapatan besar.

Menjadi Pasangan Seniman Legendaris
Siapa nan tidak ingin menjadi pasangan seniman legendaris hingga akhir jaman? Namun apakah semudah itu? Sebut saja beberapa pasangan di Indonesia nan melegendaris hingga kini yaitu Titik Sandhora dan Muchsin Alatas serta Widyawati dan almarhum Sophan Sophian.

Jika ditanya barangkali mereka juga akan tercengang mengingat kembali perjuangan mereka bersama buat bertahan di global keartisan dan membina rumah tangga bersama. Bertahan sebagai pasangan seniman sepanjang masa hingga akhirnya maut memisahkan ialah sangat tak mudah.

Barangkali para pasangan seniman muda bisa menimba pengalaman dari mereka. Menjadi seniman saja tak mudah, apalagi menjaga interaksi sebagai pasangan seniman dan mempertahankannya sepanjang jaman hingga dikenang sebagai pasangan seniman legendaris.