Wanita Tercantik versi Indonesia
Menjadi wanita tercantik ialah impian semua wanita. Tidak hanya itu, wanita tercantik pun biasanya didambakan oleh seluruh pria di dunia. Tak heran jika hampir seluruh wanita melakukan banyak hal demi menjadikan dirinya secantik mungkin.
Kesempatan inilah nan biasanya dipergunakan oleh berbagai pihak buat menunjukkan atau mengklasifikasikan kriteria wanita tercantik versi mereka, seperti majalah-majalah (baik majalah remaja maupun dewasa) nan menawarkan produk-produk kecantikan buat memikat hati wanita nan ingin menjadi cantik.
Dewasa ini, wanita tercantik biasanya memiliki kriteria nan secara stereotipe sudah dikenal, bahkan digandrungi oleh masyarakat. Kriteria itu mencangkup tinggi badan nan semampai, badan langsing nan dapat mendekati kurus, kulit nan putih, rambut panjang nan tergerai indah, atau bahkan baju nan menarik dan seksi.
Wanita Tercantik versi China Zaman Dahulu
Berbeda dengan kriteria wanita tercantik masa kini, masyarakat adat biasanya lebih memilih wanita cantik berdasarkan tradisi turun temurun dari leluhur mereka. Contohnya, masyarakat China tradisional nan memandang perempuan dengan foot binding sebagai wanita tercantik nan berhak buat didambakan banyak pria.
Foot Binding atau pengikatan kaki ialah tradisi menghentikan pertumbuhan kaki perempuan zaman dahulu nan terjadi di China. Tradisi ini telah menghadirkan penderitaan besar bagi para perempuan China pada masa itu sebab mitos wanita tercantik nan terdapat pada teknik ini.
Pengikatan kaki biasanya dimulai sejak anak berumur antara empat sampai tujuh tahun. Masyarakat miskin biasanya terlambat memulai pengikatan kaki sebab mereka membutuhkan donasi anak perempuan mereka dalam mengurus sawah dan perkebunan.
Untuk menjadi wanita tercantik, masyarakat China rela melakukan pengikatan kaki nan dilakukan dengan cara membalut kaki secara ketat menggunakan kain sepanjang sepuluh kaki dengan lebar dua inchi, melipat empat jari kaki ke bagian bawah kaki dan menarik ibu jari kaki medekati tumit.
Hal ini membuat kaki menjadi lebih pendek. Pembalut kaki semakin diketatkan dari hari ke hari dan kaki dipaksa memakai sepatu nan semakin kecil. Kaki harus dicuci dan dipotong kukunya sebab kalau tidak, akan membuat kuku-kuku kaki nan diikat menusuk ke dalam dan menimbulkan infeksi. Semua itu dilakukan demi mendapatkan predikat wanita tercantik.
Jika balutan terlalu ketat, maka bisa timbul buku-buku di kaki nan harus dipotong dengan pisau. Kemudian kaki juga harus dipijat dan dikompres dingin dan panas buat sedikit mengurangi rasa sakit. Pengikatan kaki membuat siklus darah tak lancar sehingga bisa membuat daging kaki menjadi busuk dan kaki bisa mengeluarkan nanah. Sungguh berat pengorbanan wanita China zaman dulu agar dapat dikategorikan sebagai wanita tercantik di daerahnya.
Semakin kecil kaki seorang gadis, maka ia akan dipandang sebagai salah satu wanita tercantik nan ada di sana. Panjang kaki seorang gadis nan dinyatakan cantik tersebut hanya berkisar 10-15 sentimeter saja.
Pengikatan kaki sering menyebabkan kecacatan seperti kelumpuhan bahkan kematian anak-anak perempuan sebab infeksi, namun buat menjadi wanita tercantik, hal ini telah dianggap normal pada masa itu. Pengikatan kaki juga menyebabkan perempuan sangat sulit berjalan dan melakukan pekerjaan rumah tangga. Hal ini juga menyebabkan cacatnya para perempuan tua di China.
Akan tetapi mitos mengenai wanita tercantik nan ada di masyarakat tradisional China ini sukses dihapuskan pada tahun 1911 melalui Revolusi Sun Yat Sen. Pada masa ini, tradisi pengikatan kaki benar-benar dilarang sebab dianggap menyengsarakan kaum perempuan.
Wanita Tercantik versi Indonesia
Lain negara, lain pula adatnya. Di Indonesia sendiri, kriteria wanita tercantik menjadi suatu hal nan begitu kontroversial dalam sejarah tradisional suku-suku tertentu. Seperti halnya Suku Dani nan memandang wanita cantik sebagai wanita nan kuat dan dapat bekerja di kebun.
Dalam adat ini, wanita menjadi kapital ekonomis. Oleh sebab itu, kepala suku di Ilaga mempunyai istri lebih dari 30 orang dengan pernyataan mengenai wanita tercantik tersebut. Hampir semua wanita percaya bahwa dengan menjadi pekerja keras, mereka akan dipandang sebagai wanita tercantik di suku mereka sehingga kaum pria lebih mudah melakukan praktik poligami dan menjadi kaya raya dampak praktik tersebut.
Sementara itu, masyarakat Jawa memandang wanita tercantik sebagai "Estri", yakni salah satu terminologi di Jawa buat menyebut perempuan ini berasal dari bahasa Kawi (estren), nan berarti panjurung atau pendorong.
Fungsi tersebut tidak ubahnya sebagaimana seorang pengarah adegan nan berperan di belakang layar. Wanita tercantik disarankan agar menjadi orang nan sangat berpengaruh dalam menentukan keputusan rumah tangga. Sinkron dengan Serat Candraning Wanita, lelaki Jawa menganggap wanita tercantik ialah wanita nan seperti merica pecah, yakni wanita dengan badan nan ramping dan padat, dengan kulit putih, dan dengan payudara nan montok.
Sifat dari karakteristik primer wanita tercantik ini ialah kemampuannya nan dengan mudah bisa diterima di berbagai kalangan, tapi sangat kedap menyimpan rahasia. Perempuan seperti ini dikatakan akan membawa kebahagiaan kepada pasangan nan memiliki kedudukan nan tinggi, sebab kemampuannya buat mendampingi suami dalam berbagai kesempatan sekaligus kemampuannya buat bisa menutup mulut dan menjaga kehormatan sang suami.
Kriteria lain wanita tercantik nan didambakan lelaki Jawa ialah bagaikan semburat jingga di langit ketika mentari tenggelam, yakni perempuan seperti ini membawa estetika dan menampilkan estetika nan luar biasa tersebut. Tidak hanya latif secara fisik, tapi perempuan seperti itu juga dipercaya akan mampu menjadi kebanggaan pasangan sebab kesetiaan luar biasa nan dimilikinya.
Ciri fisik perempuan dengan kriteria wanita tercantik tersebut ialah bibirnya nan berwarna merah jambu, dengan sorot mata nan agak kebiruan. Rambut di dahi digambarkan kuncup seperti kembang turi, dan alis perempuan dalam tipe ini digambarkan memiliki alis nan melengkung latif seperti bulan sabit.
Bukan hanya secara fisik dan kesetiaan, bahkan digambarkan, perempuan ini sanggup memberikan perlawanan nan berarti dalam urusan pertarungan asmara. Kriteria lain wanita tercantik menurut masyarakat Jawa ialah perempuan nan memiliki sifat siap dan akan selalu memberikan perlawanan nan pas bagi pasangannya sehingga tak akan pernah merasa bosan sebab perempuan seperti ini bagaikan petualangan menyenangkan.
Secara fisik, perempuan dengan kriteria wanita tercantik seperti ini memiliki citra paras nan cerah ceria, mata nan terbuka lebar dan terlihat bersemangat, kulit nan bercahaya, memiliki sifat nan keras, tapi murah hati dan selalu menolong.
Fisik perempuan dalam kategori ini tergolong agak besar, walau tak berarti tegap. Perempuan nan masuk dalam kategori ini ialah perempuan nan tak mudah tergoda dan mampu memberikan kehangatan kepada pasangannya. Akan tetapi, pada masa ini, kriteria wanita tercantik seperti nan dipaparkan di atas tak lagi lazim diikuti.
Pasalnya, wanita zaman sekarang sudah percaya pada mitos lain mengenai kecantikan. Walaupun tak semua wanita percaya terhadap mitos wanita tercantik tersebut, ada baiknya jika kita lebih memilih wanita atau memilih menjadi wanita cantik sinkron dengan selera kita sendiri sehingga menjadi diri sendiri nan cantik tanpa meninggalkan keunikan nan justru merupakan kecantikan terdalam nan kita miliki.